10. Threat

1.1K 94 2
                                    

HAPPY READING


•••

Sagara turun dari kamarnya yang berada di lantai dua. Ia hanya menyalami kedua orangtuanya yang sedang sarapan di meja makan.

Sagara tidak berniat untuk sarapan. Selalu saja seperti itu setiap paginya, padahal sarapan itu penting.

Sagara ingat pesan yang dikirimkan Raga semalam.

Semalam...

Sagara duduk di pinggiran kasurnya. Pukul tujuh malam, ia baru saja selesai mandi. Saat sedang menggosokkan handuk ke kepalanya, ponselnya berdenting tanda adanya notifikasi.

Sagara meraih ponselnya yang terletak di atas nakas di samping tempat tidurnya. Ia mengernyitkan dahinya saat melihat pesan dari nomor tidak dikenali. Untuk mengurangi rasa penasarannya, Sagara pun membuka pesan itu.

+62 8...

Besok pagi tolong anterin adek gue ke sekolah. Gue sama bonyok ada urusan. -Raga

Sagara hanya membalas 'Iya' pada pesan itu. Ia sudah tahu pengirimnya. Di pesan itu Raga menyertakan namanya agar Sagara tidak kesulitan mencari tau.

Ia berpikir, dari mana cowok itu mendapatkan nomor ponselnya? Apa iya Rashel yang memberikannya?

Sagara tersenyum-senyum sendiri. Besok ia harus bangun lebih pagi untuk menjemput Rashel.

***

Seorang gadis berseragam khas sekolahnya, kini sedang merias wajahnya dengan riasan tipis. Setelah selesai menggunakan bedak bayi dan liptint, Rashel pun bangkit dari kursi riasnya untuk mengambil tas berwarna biru pastelnya.

Setiap malam saat selesai belajar atau mengerjakan tugas, Rashel selalu memasukkan barang apa saja yang akan ia perlukan besok saat sekolah.

Rashel berjalan menuruni satu persatu tangga lalu kakinya terarah ke meja makan. Namun yang dilihatnya saat ini adalah meja makan kosong. Bukan kosong karena tidak ada sarapan, tetapi kosong karena tidak ada orang di sana.

Kemana semua orang? Biasanya, Papa dan Mamanya selalu ada di meja makan saat ia turun dari kamar. Sedangkan Raga, sekarang Rashel sudah terbiasa jika ia tidak bisa melihat kakaknya di pagi hari. Cowok itu sedang disibukkan dengan urusan kuliahnya.

Rashel berteriak memanggil asisten rumah tangga yang bekerja di rumahnya. Bi Ratmi namanya.

Bi Ratmi membawakan segelas susu untuk Rashel. "Ada apa, Non?"

"Semua orang pada kemana? Kok tumben sepi," tanya Rashel.

"Tuan udah berangkat ke kantor, katanya ada meeting pagi, Non."

"Kalo Bang Raga pasti kuliah kan, Bi?"

"Iya, Non."

"Terus Mama kemana?"

Rashel duduk di salah satu kursi.

"Nyonya lagi ke rumah sakit, Non,"

"Siapa yang sakit Bi?"

SAGARA [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang