Extra Part

1.3K 56 174
                                    

Hai, aku balik lagi..

Ada yang kangen? Oh nggak ya. Ya udah nggak papa.

Gimana puasanya, lancar? Buat yang menjalankan ibadah puasa semoga lancar terus ya, biar bener-bener bisa ngerasain lebaran😂

Alhamdulillah, aku dikasih kesempatan buat bikin Extra Part-nya Sagara.

Btw, thanks for 1,60K+ readers-nya. Aku nggak nyangka kalau ceritaku banyak yang baca😭

Jangan lupa untuk selalu vote dan komen ya, karena aku rasa cuma readers-nya doang yang nambah tapi vote sama komennya nggak :))

Note : Revisi ngebut, tandai kalo ada kesalahan.

Happy Reading❤

***

Jakarta. Siapa yang tidak mengenal kota yang satu ini? Menjadi Ibu Kota Negara Indonesia, membuat Kota Jakarta ini dikenal di mana-mana. Dimulai dari kepadatan penduduknya, hingga kemacetan jalanannya.

Seorang gadis tengah berjalan tergesa-gesa menuju kampusnya. Sepertinya terlambat masuk.

"Permisi, selamat pagi, pak. Maaf saya terlambat." ucapnya ketika ia sudah berdiri di ambang pintu kelasnya.

Dosen yang sedang mengajar itu pun melirik pada jam tangannya.

"Telat 5 menit. Silakan masuk! Sekali lagi telat, saya tidak akan beri keringanan lagi." ucap dosen itu, ada nada mengancam di sana.

Gadis bersurai coklat itu mengangguk, berjalan ke tempat duduknya.

"Lo kenapa telat?" bisik seorang cowok yang duduk di samping tempat duduknya.

"Gue-"

"Kalau mau ngobrol silakan di luar!" sindir sang dosen.

Gadis itu pun mengakkan duduknya, kembali menatap ke depan, ke arah dosennya. Sial, kenapa ia harus telat di jadwal dosen killer ini?

***

"Shel, pulang bareng gue yuk."

Gadis itu menoleh. Dilihatnya seorang cowok berbadan jangkung berjalan menghampirinya.

"Gue gak bisa Bim, gue udah dijemput." balas Rashel. Ya, Rashel Dwi Anastasia.

"Yah gue telat dong, lain kali bareng gue mau, kan?" Cowok bernama Bimo itu masih berusaha mengajak Rashel.

Rashel tersenyum canggung, "Gak tau, liat nanti aja."

Tin.. Tin..

Sebuah mobil berwarna putih berhenti di depan mereka. Rashel sudah tau siapa pemiliknya.

Ada rasa senang karena sudah dijemput, dan ada sedikit rasa cemas di hatinya.

"Gue udah dijemput, duluan ya." pamit Rashel. Bimo pun mengangguk.

"Hati-hati."

Kapan lo bisa gue miliki?

***

"Siapa cowok tadi?" tanya cowok -yang duduk di belakang kemudi- dengan nada dingin.

"Temen doang kok,"

Jujur saja, ini yang dikhawatirkan Rashel sejak tadi. Saat ini ia sedang dilanda cemas bukan main. Ia takut tunangannya ini akan salah paham lagi.

"Oh."

Rashel menghela nafas kasar. "Please, Gar, jangan mulai lagi. Dia cuma temen aku."

SAGARA [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang