05.

2.1K 230 97
                                    

"Lah itu kan NightD" ucap Mefelz.

.
.
.
.
.
.

Nelson spontan menoleh ke arah NightD. Nelson hendak menyusul NightD ke bangkunya, tapi bel masuk berbunyi.

Nelson menghela nafasnya, dia memutuskan untuk meninggalkan kelas B, dan menemui NightD di jam istirahat nanti. Sebelumnya dia tidak lupa berterima kasih pada Mefelz dan MoenD.

.
.
.

Bel istirahat berbunyi. Tanpa pikir panjang, Nelson segera bergegas menuju kelas NightD. Tampak dari kejauhan Nelson melihat NightD keluar dari kelasnya, dia mempercepat langkahnya untuk menyusul NightD.

"Night! NightD!"

NightD mendengarnya, namun dia tidak menoleh ke belakang, dia juga mempercepat langkahnya.

Grep

Nelson berhasil memegang tangan NightD.

NightD berusaha melepaskan tangannya. "Son, le-lepasin"

Nelson menguatkan genggamannya.

"Kamu ke mana tadi pagi? Kenapa berangkat duluan? Ga pamit ke aku juga"

"Lepasin, Son. I-ini banyak orang"

NightD terus berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Nelson. Namun hasilnya nihil, tangan Nelson lebih kuat.

"Ikut aku" ucap Nelson.

Nelson semakin menguatkan genggamannya.

"Aw aw! Ah sa-sakit, Son"

Nelson berjalan menaiki anak tangga menuju atap sekolah.

Mereka pun sampai di atap sekolah.

"Lepasin!"

NightD membentak Nelson. Nelson sontak melepaskan genggamannya perlahan.

"N-NightD.."

NightD melihat ke arah lain, dia menahan air matanya agar tidak jatuh.

"Night, kamu kenapa? Aku ada salah? Kalau aku ada salah tolong bilang, jangan kaya gini"

"..."

"NightD.."

"Aku lagi pengen sendiri"

"Aku minta maaf, Night. Kalau aku punya sa-"

"Aku minta tinggalin aku sekarang! Aku lagi pengen sendiri. Apa kamu ga denger?"

NightD meninggikan suaranya. Nelson tidak percaya dengan apa yang dia dengar barusan.

"Night.."

"Kamu yang pergi atau aku yang pergi?" ucap NightD tanpa melihat ke arah Nelson sedikit pun.

"Oke, aku yang pergi. Maaf kalau aku ada salah. Aku..." Nelson menggantungkan ucapannya. "Aku mencintaimu"

Nelson pergi meninggalkan NightD sendiri di atap sekolah.

NightD menangkup wajahnya, air matanya langsung turun begitu saja. Dia terisak mengingat hal yang baru saja terjadi. Karena bukan ini yang dia inginkan.

.
.
.

Nelson berjalan di koridor sekolah dengan tatapan kosong, dia terus memikirkan NightD. Ini pertama kalinya dia bertengkar dengan NightD. Biasanya juga sering bertengkar karena hal sepele, seperti bercanda, bukan hal serius. Namun kali ini berbeda.

"Nelson!"

Seseorang yang memanggil nama Nelson itu berlari kecil, lalu menyamakan langkahnya dengan Nelson.

"Dih, sombong"

"Apa sih, MoenD" jawab Nelson dengan lesu.

"Eh eh, ada apa ini? Seorang Nelson Wijaya Putra yang setiap harinya selalu ceria dan heboh kenapa jadi murung begini?"

"..."

"Okay sorry, mungkin aku terlalu berlebihan. Tapi serius deh, kamu kenapa? Ada masalah kah?"

Nelson mendadak menghentikan langkahnya, lalu mengangguk tanpa melihat ke arah MoenD.

MoenD merubah posisinya, dia berdiri menghadap Nelson.

"Kamu bisa cerita kok kalau kamu mau, dengan senang hati aku bakal dengerin. Mungkin aku juga bisa kasih saran nantinya!"

Nelson tersenyum kecil mendengar celotehan MoenD, dia teringat NightD. Karena memang suara dan kelakuan mereka hampir mirip.

"Kamu ga lagi sama Mefelz?"

"Mefelz lagi ke ruangan Pak Fred. Katanya aku suruh nunggu nanti mau ke kantin bareng, iya kalau sebentar gapapa, kalau lama gimana? Aku ga jadi istirahat dong, nanti keburu bel masuk. Makanya aku duluan aja ke kantin" jelas MoenD panjang lebar.

"Oh, jadi gitu?"

MoenD menganggukkan kepalanya. "Mau ke kantin bareng kah? Sekalian ngobrol, katanya tadi kamu mau cerita"

Nelson hanya tersenyum maklum, perasaan dia tidak mengatakan bahwa dia ingin bercerita pada MoenD. Tapi tidak ada salahnya juga Nelson menceritakan apa yang dia alami barusan, mungkin MoenD bisa memberinya solusi.

"Boleh, ayo"

.
.
.

Mereka berdua sampai di kantin. Beruntung ada satu tempat yang masih kosong, karena kantin terlihat ramai sekali hari ini. Mereka pun duduk di tempat itu.

"Kamu mau pesen apa, Nel? Biar sekalian"

"Es teh aja"

"Okay"

Nelson terlalu sibuk dengan pikirannya, sampai dia tidak sadar kalau MoenD sudah kembali dengan nampan yang berisi makanan dan minumannya.

"Nel, ini es teh-mu"

"Eh, MoenD. Sejak kapan kamu udah duduk di sini?"

"Baru aja. Kamu banyak pikiran banget, ya?" tanya MoenD sembari memakan mie-nya.

Nelson hanya mengaduk-aduk es teh-nya yang ada di gelas.

"Aku lagi bingung, MoenD"

"Bingung kenapa?"

MoenD terlihat lahap sekali memakan mie-nya.

"Tentang aku sama- eh belepotan semua tuh"

"Heh, iya kah?" MoenD mengambil tisu kemudian membersihkan mulutnya. "Sudah kan?"

Saat MoenD hendak memasukkan kembali mie ke dalam mulutnya, tangan Nelson menahannya.

"Kenapa, Nel?"

Nelson mengambil beberapa tisu lalu membantu membersihkan sisa kuah mie yang ada di sekitar mulut MoenD. Bahkan juga ada sisa mie yang menempel di pipi MoenD.

"Makanya kalau makan pelan-pelan, lagian jam istirahat masih lama"

Tampak seseorang datang menghampiri meja mereka berdua.

"N-Nelson.."



TBC



Hayoloh siapa itu :)

Break [BeaconCream x NightD] DISCONTINUED!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang