Jam mulai menunjukkan pukul 1 malam. Masih di tempat yang sama, Nelson masih setia menunggu NightD. Dia duduk di kursi di samping ranjang NightD sembari menggenggam tangan NightD.
Dia tidak ingin tidur, dia tidak mau jika NightD terbangun saat dirinya terlelap. Karena Nelson ingin dia yang pertama kali ada saat NightD bangun.
Sedari tadi, masih tidak ada tanda-tanda NightD akan terbangun. Tak bisa dipungkiri, Nelson yang melihatnya semakin cemas.
Mau berapa lama lagi NightD tertidur?
Jika Nelson bisa, dia ingin menggantikan posisi NightD. Kenapa harus NightD yang merasakan ini semua? Kenapa tidak dirinya saja?
Nelson kembali meneteskan air matanya. Dia mengarahkan tangannya ke pipi NightD, kemudian mengusapnya lembut.
"Night.."
"Aku rindu.."
"Aku kangen kamu, Night.."
"Cepat sadar.."
"Ayo kita bersama seperti dulu lagi.."
Kalimat yang baru saja Nelson ucapkan sungguh membuat hatinya terasa sakit.
Perasaan tidak enak, berpikiran buruk, mulai mengelabuhi Nelson saat ini.
Dia terus berpikir..
Bagaimana jika NightD tidak bisa bertahan?
Bagaimana jika NightD tidak bisa bersamanya lagi seperti dulu?
Bagaimana jika..
Malam ini adalah nafas terakhir NightD?
Ingin rasanya Nelson menepis jauh-jauh pemikiran buruknya.
Merasakan kebahagiaan kembali bersama NightD, itu adalah harapan Nelson saat ini.
Setelah larut dengan pikirannya sendiri, Nelson pun tertidur. Jujur, dia cukup lelah. Lelah dengan perasaan, lelah dengan keadaan.
***
07.00 AM
Nelson terbangun dari tidurnya ketika merasakan badannya terasa sakit semua.
Tertidur dengan posisi duduk sangatlah tidak nyaman.Nelson seketika tersadar. Ini sudah pagi? Apakah dia tertidur semalam? Padahal dia berniat untuk tidak tidur demi menjaga NightD.
Pandangan Nelson langsung teralihkan pada NightD. Sampai saat ini, NightD belum juga bangun.
Akhirnya Nelson memutuskan untuk membasuh wajahnya terlebih dahulu.
Ketika berada di kamar mandi, Nelson menatap pantulan dirinya sendiri dari kaca.
Dia mengepalkan tangannya. Ingin rasanya dia marah kepada takdir.
Kenapa..
Kenapa semuanya jadi seperti ini?
Jika saja dulu Nelson lebih dewasa dalam menyikapi, mungkin kejadian seperti ini tidak akan pernah terjadi.
Nelson mendadak teringat perkataan Adhit waktu itu.
"Dia terpaksa berpisah denganmu karena orang tuanya yang melarang. Bukan karena hal lain. Harusnya kamu mengerti, Son"
Lagi-lagi Nelson meneteskan air matanya. Dia sangat menyesali perbuataannya pada NightD. Apa saja yang dia lakukan pada NightD, semuanya akan menjadi penyesalan bagi Nelson.
Setelah selesai membasuh wajahnya, Nelson langsung kembali ke ranjang NightD. Menatap NightD dengan tatapan yang sulit diartikan. Sedih, kecewa, marah, emosi, semuanya bercampur jadi satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Break [BeaconCream x NightD] DISCONTINUED!
FantasyCerita ini tidak akan dilanjut lagi. Alasan discontinued ada di halaman terakhir. Terimakasih banyak yang sudah ikut meramaikan ceritaku! -HinaSan.