09.

1.8K 224 129
                                    

Nelson POV

Jujur aku sangat terkejut setelah mengetahui bahwa MoenD ternyata menyimpan rasa padaku sejak lama. Selama ini aku tidak pernah menyadarinya.

Aku akui MoenD sungguh dewasa, dia sangat kuat memendam ini semua sendiri. Aku jadi merasa bersalah karena aku sudah menyakiti hati MoenD, sahabatku sendiri.

"Aku yakin, kamu bisa dapetin yang lebih dari aku, MoenD"

Aku bisa melihat MoenD seperti memaksakan untuk tersenyum di depanku.

Aku bisa merasakannya, itu pasti sangat menyakitkan untuknya. Tapi, aku tidak bisa berbuat apa-apa.

Setelah aku merasa MoenD sudah mulai tenang, aku memutuskan untuk pamit pulang duluan.

Aku berjalan keluar dari ruang UKS dan mendapati Mefelz yang sedang berdiri sambil menunduk menatap lantai.

"Felz?"

Dia tidak menjawab.

"Aku balik duluan. Titip MoenD ya, jaga dia" ucapku sembari menepuk pundak Mefelz.

.
.
.

Aku kembali sebentar ke kelas B untuk mengambil tas-ku, kemudian aku memutuskan untuk segera pulang. Aku rindu rumah. Lebih tepatnya aku rindu kasurku.

Pandanganku tiba-tiba tertuju pada bangku NightD. Aku tidak melihat tas NightD ada di bangku. Apakah dia sudah pulang? Dengan siapa? Malam-malam begini?

Tanpa babibu, aku langsung berlari mencari NightD. Tujuan pertamaku adalah ke gudang.

Nihil, gudang terlihat kosong.

Aku berlari menuju kelasku sendiri untuk mengecek apakah NightD ada di sana.

Nihil, kelasku sudah sepi, bahkan lampu-lampunya sudah dimatikan.

Aku berkeliling di koridor untuk mencari NightD. Namun, hasilnya tetap nihil.

Atau jangan-jangan?

Tanpa pikir panjang aku segera berlari menuju parkiran sekolah untuk mengambil motorku. Aku merutuki diriku sendiri yang lupa kalau hari ini aku tidak membawa motor. Aku lupa kalau tadi pagi aku nebeng Ayah.

Sudah tidak ada waktu lagi untuk berpikir. Aku segera berlari, melangkahkan kakiku dengan cepat menuju rumah NightD. Tak bisa aku pungkiri, aku sangat cemas memikirkan NightD.

Aku bisa melihat di tengah jalanan yang sepi terdapat kerumunan yang sangat ramai. Apakah itu begal?

Aku mencoba memberanikan diriku untuk mendekat ke kerumunan itu, dan seketika aku membulatkan mataku.

Tas itu.. Itu tas NightD! Itu NightD!

Aku segera berlari ke arah kerumunan itu.

"Kurang ajar! Lepasin dia!"

Nelson POV end

Nelson menepis tangan pemuda yang saat ini sedang asik memegangi dagu NightD.

Dengan reflek Nelson menarik tangan NightD dan menyembunyikannya dibalik tubuhnya yang tinggi.

Karena merasa tidak terima dengan perlakuan Nelson, pemuda itu ingin memukul Nelson. Namun, Nelson menahannya.

Saat pemuda itu ingin memukul Nelson kembali, teman-teman dari pemuda itu melerainya.

"Udah lah, bro. Mereka cuma anak-anak. Mending kita cabut aja cari tempat baru"

Akhirnya satu persatu dari mereka pergi meninggalkan tempat itu.

Nelson membalikkan badannya. Menatap NightD dengan tatapan khawatir.

Break [BeaconCream x NightD] DISCONTINUED!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang