di koridor sekolah
Mefelz terus berjalan sembari menarik tangan MoenD. Dia menggenggam erat tangan MoenD seolah-olah menunjukkan bahwa dia hanya ingin MoenD ada di sisinya dan hanya untuknya seorang.
"Lepasin, Felz"
Mefelz semakin mempererat genggamannya.
"Felz, aku bilang lepasin"
MoenD berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Mefelz.
"Felz!"
MoenD meninggikan suaranya. Mefelz spontan menghentikan langkahnya dan berdiri menghadap MoenD.
"Lepasin"
Mefelz menuruti apa kata MoenD. Dia melepaskan genggamannya pada tangan MoenD.
"Kamu tadi tiba-tiba datang terus narik Nelson, maksudmu apa?"
"Dia udah jahat sama kamu, MoenD"
"Jahat? Aku ga paham apa maksudmu"
"Aku tau semuanya"
MoenD bingung dengan perkataan yang Mefelz ucapkan.
"Aku tau kalau kamu suka Nelson"
MoenD terkejut bukan main. Bagaimana Mefelz bisa mengetahuinya? Perasaan dia tidak pernah cerita tentang ini ke siapa pun. Apa Nelson yang memberi tahu pada Mefelz?
"K-kamu sok tau, Felz"
"Stop kejar-kejar Nelson. Di sini ada aku, MoenD. Apa kamu ga sadar kalau selama ini aku menaruh perasaan ke kamu?"
Lagi-lagi MoenD terkejut mendengar penuturan dari Mefelz. Ternyata selama ini Mefelz menyukainya?
"Nelson punya NightD. Kamu mau merusak hubungan mereka?"
"..."
"Lupakan Nelson. Aku di sini siap menggantikan Nelson"
"..."
"MoenD, tatap aku"
MoenD menatap mata Mefelz. Mereka saling terkunci dengan pandangan satu sama lain.
"Aku menyukaimu, MoenD"
MoenD bisa melihat dari mata Mefelz memang ada keseriusan dan Mefelz tidak main-main dengan ucapannya.
Tapi, hati MoenD masih ada untuk Nelson. Sangat sulit untuk melupakan Nelson.
"Aku mohon, MoenD. Buka sedikit hatimu untukku. Sedikit saja"
Bolehkah Mefelz berharap? Bolehkah Mefelz berharap MoenD akan menerimanya? Bolehkah hanya Mefelz yang memiliki MoenD?
MoenD mengalihkan pandangannya.
"A-aku.. Maaf aku ga bisa, Felz"
"Kenapa?" tanya Mefelz dengan suara yang lirih.
"Aku masih belum bisa melupakan Nelson"
Mefelz tersenyum miring. Dia berpikir, memangnya dia siapa dengan beraninya telah menaruh perasaan pada MoenD. Harusnya dia sadar diri.
"Aku sangat mencintai Nelson. Aku minta maaf, Felz"
Cukup, MoenD. Jangan ucapkan kata-kata yang semakin menyakiti hati Mefelz.
"Aku permisi"
MoenD berlari meninggalkan Mefelz. Meninggalkan Mefelz yang merasakan hatinya sakit seperti ditusuk ribuan jarum. Sangat sakit.
.
.
.Keesokan harinya saat istirahat sekolah, terlihat Nelson dengan tim basketnya sedang berada di lapangan. Mereka membahas strategi yang akan dilakukan ketika tanding basket nanti. Karena besok adalah hari dimana event akan dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Break [BeaconCream x NightD] DISCONTINUED!
FantasyCerita ini tidak akan dilanjut lagi. Alasan discontinued ada di halaman terakhir. Terimakasih banyak yang sudah ikut meramaikan ceritaku! -HinaSan.