3.

1.3K 127 10
                                    

Langit yang mulai berwarna oren karna bias dari matahari, angin sejuk membuat siapa saja memejamkan mata menikmati suasana disore ini, seperti para saudari yang kini duduk diteras belakang rumah beralaskan karpet untuk menghalau dinginnya lantai.

Hal yang sering mereka lakukan adalah bercerita tentang pekerjaan masing-masing, hal menjengkelkan dan juga menyenangkan yang terjadi selama seminggu kemarin, kegiatan wajib diminggu sore.

"Kakak-kakak semuanya, nanti malam Lily ijin mau ketemu temen, boleh?" Tanya Lily sambil memakan kacang goreng ditoples yang berada pada pangkuannya.

"Boleh, tapi jangan lupa besok pagi manajer Kak Jo bakal kesini buat mbahas tentang Ftv yang waktu itu Kakak bilang sama kamu." Jovanka mengingatkan Lily tentang tawaran Ftv yang datang untuk adiknya setelah Jo mengirimkan video yang kemarin mereka buat pada manajernya dan juga produser film yang dikenal Jo.

"Dapet kerja nih?" Reva menaik-turunkan alisnya menggoda Lily yang tengah tersenyum lebar, malu.

"Jangan begitu." Keluh Lily menangkup kedua pipinya yang memerah.

Semuanya tertawa karna tingkah Lily dan tiba-tiba diintrupsi oleh suara orang melangkah dengan menggebu-nggebu.

"Cowok sialan! Mentang-mentang terkenal, seenaknya menghina orang!" Umpatan menggebu-nggebu keluar dari bibir Jasmine dengan raut wajah kesal.

"Kenapa sih, Jas?" Windy terheran-heran melihat adiknya itu, baru pulang kerja bukannya kelelahan tapi ini malah mengumpati orang yang wujudnya saja tidak ada disini.

"Kesel!!" Teriak Jasmine sambil memejamkan mata seolah merengek. Tangannya yang tidak tahu diri itu tiba-tiba menggeplak paha Silvi yang berada disampingnya.

"Kur--"

"Diem! Jangan bentak Jasmine, Jasmine mau cerita ini, huweee." Rengekan yang menghentikan ucapan tidak terima Silvi karna rasa sakit dipahanya.

Flashback

Jasmine berjalan memasuki sebuah tempat pemotretan untuk salah satu majalah diikuti oleh asistennya, ia akan menjadi model majalah yang akan diedarkan minggu depan.

"Hallo semuanya." Jasmine memang selalu menyapa para crew jika ia datang, karna mereka harus bekerjasama jadi bertingkah ramah tidak salah bukan.

"Hallo cantik." Goda sang photografer yang sangat dikenal Jasmine karna seringnya menjadi partner kerja.

Jasmine hanya tersenyum sudah biasa akan pujian dan juga candaan yang terlontar untuknya, ia berjalan menghampiri manajernya yang memang sudah terlebih dahulu sampai.

"Hoi, Jasmine disini." Dengan sengaja ia mengagetkan sang manajer yang sedang bercakap-cakap dengan partnernya kali ini.

"Kau!!" Manajer Jasmine melotot sambil bergumam sedikit keras tak mau didengar orang yang sangat terhormat dan terkenal didepannya, orang yang sedari tadi mengobrol dengannya jika tidak diganggu Jasmine.

Jasmine hanya bisa tersenyum kikuk lalu melihat partnernya kali ini, ia sangat sungkan karna partnernya adalah seorang aktor ternama, mempunyai banyak penggemar dan juga film yang laris manis.

"A-ah halo, Jasmine." Uluran tangan Jasmine menggantung mengajak berkenalan yang sangat-sangat tidak dihiraukan sang aktor.

"Ah! Saya Jovian Brata asistennya Jenandra, salam kenal, maaf tangan majikan saya sedang kapalan jadi tidak bisa menjabat tangan anda." Seorang lelaki menyerobot tangan Jasmine untuk bersalaman karna tidak dihiraukan Jenandra.

"Tidak apa-apa, panggil Jasmine saja dan mari berbicara dengan santai saja, untuk anda tuan Jenandra semoga tangannya lekas pulih dan bekasnya bisa hilang karna bekas kapalan itu sangat mengganggu mata, aku duluan Jov." Pamit Jasmine tersenyum pada Jovian dan tak melirik Jenandra lagi, bukannya tidak sopan jika bertingkah laku seperti itu? Mentang-mentang terkenal berjabat tangan saja tidak mau.

Criminal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang