6.

949 109 9
                                    

Saat Adam sedang santai-santainya menonton acara komedi ditelevisi ia dikagetkan dengan kehadiran adiknya dan satu orang yang tiba-tiba masuk kedalam ruangan didalam gedung tua yang sudah ia rubah dan anggap rumah sendiri.

Dan juga merasa sedikit tak terima jika imbalan adiknya bebas adalah masuk kedalam organisasi gelap yang paling ditakuti dinegara ini, semua hal kejahatan ada didalam sana, Adam tahu ia menjadi pembunuh bayaran pun merupakan kejahatan bahkan kegiatan keji tetapi ia tak ingin menambah dosa lagi dengan masuk kedalam tempat sarangnya para kriminal.

Walaupun itu hal yang sangat dibenci tetapi sekarang Adam bersama Jaka dan teman adiknya yang ia ketahui bernama Julian, berada didalam ruangan yang sudah berisi 6 orang 4 diantaranya menatap Adam puas karna mau menginjakkan kaki kedalam mansion besar berisi para kriminal dan orang licik berada.

"Selamat datang, brother!" Jenandra berdiri dari duduknya berjalan mendekati Adam, lalu memeluknya ala lelaki sebagai sambutan selamat datang.

"Silahkan duduk, jangan sungkan-sungkan kita saudara, bukan?" Jenandra menggiring Adam untuk duduk disofa.

"Kita bukan saudara Lingga." Suara Adam masih datar walau tetap mengikuti ucapan Jenandra.

"Hei, jangan begit--"

"Cukup basa-basinya, kau mau aku masuk Lingga sebagai imbalan adikku yang kau selamatkan? Baiklah, aku bergabung dengan syarat aku bekerja dengan caraku, aku membunuh dengan caraku kau tak bisa ikut campur tentang itu dan juga aku tak bisa membunuh bersama-sama kecuali dengan adikku sendiri, lalu berikan aku saham perusahaan bersihmu yang tak ada kriminal didalamnya dan yang terakhir jangan masukan saudaraku dalam Lingga, bebaskan saudaraku dan hutang budi pun lunas."

Adam duduk bersedikap menunggu persetujuan dari Jenandra yang kini menatapnya dengan menyelidik. "Untuk apa saham perusahaan? Kau ingin jadi pengusaha, huh?" Jenandra tersenyum mengejek.

"Bukan, tapi untuk keluargaku kelak jika ditakdirkan." Sedangkan yang lain tak membuka suara membiarkan Adam dan Jenandra bernegosiasi tanpa diganggu sedikitpun.

"Yayaya terserah, untuk saudaramu baiklah akan kulepaskan tapi kau harus mengabdikan dirimu pada Lingga sampai mati sekalipun." Adam mengangguk-ngangguk tak masalah yang penting syarat yang ia ajukan dapat terpenuhi.

Ketukan pintu terdengar menampakkan Rendy seorang tangan kanan Jenandra yang diambil oleh Tuan Besar(ayah Jenandra) dari jalanan.

"Permisi Tuan muda, para tukang pukul sudah mempersiapkan diri dihalaman belakang." Rendy berucap sopan yang dibalas anggukan Jenandra dan menyuruh Rendy untuk kembali.

"Baiklah, hei pendek! Kau sudah siap bukan? Ingat! Jika kau kalah akan kukembalikam kau kedalam penjara sana." Julian tidak terima dipanggil pendek walau diantara mereka memang ia yang paling pendek tapi ia dilahirkan dengan nama bukan bertujuan untuk dipanggil pendek.

"Hei, Lingga! Kau lupa syaratku? Lepaskan saudaraku." Adam berdiri menatap Jenandra tajam, ia tak takut walau dihadapannya adalah orang yang sebentar lagi mungkin akan memimpin kerajaan bisnis gelap ini.

"Apa maksudmu? Jaka tak akan aku ikut campurkan dengan Lingga."

"Yang kubicarakan sekarang bukan Jaka, tapi Julian, ingat! Namaya Julian bukan pendek! Ia saudaraku maka turuti syaratku dan aku akan menepati janjiku mengabdi pada Lingga." Sungguh hati Julian menghangat, baru kali ini ia merasakan rasanya dibela, dilindungi, dan dianggap ada. Ia juga tak habis pikir Adam begitu baik padahal mereka baru saja bertemu tapi sudah menganggap saudara bahkan membelanya.

"Baiklah-baiklah." Jenandra menghela napas lalu menganggukan kepalanya tanda setuju dibarengi dengan Adam yang pergi diikuti Jaka dan Julian.

"Bang Adam! Bolehkah aku dan Bara ikut denganmu? Aku ingin melihat rumahmu." Entah mengapa Jay sangat ingin dekat dengan Kakak dari Jaka itu, pembawaannya yang tenang dan mengintimidasi seolah tak mengenal rasa takut sangat mengagumkan bagi Jay.

Criminal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang