9.

830 98 23
                                    

Dua buah moncong Raging Bull 454 teracung dari tangan dua orang pria diatas gedung tinggi mengarah pada segerombolan orang dibawah sana yang tengah melakukan transaksi obat terlarang dan juga senjata api ilegal.

Adam sudah bersiap menarik pelatuk pistol miliknya, tugas pertamanya sebagai Lingga adalah membantu Bara dan Jay untuk membunuh gerombolan gengster kecil dibawah sana yang sudah berani-beraninya membohongi Lingga beberapa waktu lalu.

Sedangkan disamping Adam terdapat seoeang rekan yang sudah disiapkan Jenandra untuk membantunya, padahal ia sudah bilang jika ia hanya ingin bekerja sendiri tak ada partner kecuali adiknya sendiri.

Sebuah koper berisi uang sudah berada ditangan Bara, ia dan Jay sedang bebasa-basi untuk menunggu waktu yang tepat agar bisa mengkode Adam dengan tepukan tangannya.

Dor!

Belum sempat Bara menepuk tangan sebagai kode, tiba-tiba timah panas disertai dengan suara yang negitu keras sudah menyangsang pada lengan atas Jay.

Adam yang bertugas untuk menembak pun terkaget karna tingkah ceroboh pria disampingnya. "Bajingan!" Umpat Adam menendang perut pria itu lalu mengambil pistolnya dan menembakkan dua pistol sekaligus kearah target yang sebenarnya.

Suara tembakan yang sangat keras dan bertubi-tubi sangat mengganggu ditengah malam hari ini, Adam sekuat tenaga mengeluarkan kemampuannya agar bisa menghabisi para bajingan dibawah sana.

Bara yang masih menenteng tas koper berisi uang itu pun kaget, secepat kilat ia menekan luka tembak Jay dan membimbingnya menuju mobil membiarkan beberapa anak buahnya yang sedari tadi bersembunyi untuk membereskan mayat-mayat yang sudah dibunuh Adam.

Kendaraan yang dilajukan Bara berhenti tepat dengan Adam dan satu pria turun menggunakan tali dari atas gedung itu. Adam bergegas masuk, emosi dan rasa khawatir akan Jay menghantui dirinya, memang mereka baru beberapa hari kenal tetapi Adam sudah menganggap Jay dan Bara adiknya sendiri sama seperti Jaka.

"Kau tak apa?" Adam merobek dengan paksa baju pria yang sedari tadi bersamanya sampai membuat pria itu seperti memakai crop top.

"Sakit, bang. Ini bukan peluru ecek-ecek dipasar loak." Jay sedikit meringis karna lengannya yang seperti mati rasa saat dililit sobekan baju oleh Adam.

"Lalu, kau tak apa?" Sambil mengikat simpul Adam juga tak lupa menayakan kondisi Bara.

"Diri ini tak apa, tapi hati ini sakit karna menahan rindu untuk Lily-ku." Jawaban Bara yang sangat dramatis membuat Jay kesal, disaat ia sedang meringis kesakita bisa-bisanya sahabatnya itu masih merindukan kekasihnya.

"Yak! Kutembak kamu dengan pistol bang Adam, mau, huh?! Bucin mulu!" Telunjuk kiri Jay menunjuk-nunjuk Bara dengan emosi memenuhi dirinya.

Mobil terus melaju dengan cepat tak ingin Jay menahan sakit lebih lama, dan juga Adam yang dirinya sudah sangat gatal ingin berbuat sesuatu ada pria disampingnya yang sekarang gemetaran karna menyadari kesalahannya.

Mobil berhenti dipelataran mansion Lingga, tak berapa lama Adam langsung menyeret dengan paksa pria yang tadi menenmbak Jay, menyeret diatas paving lalu menginjak leher pria tersebut membuatnya mrronta-ronta karna sesak nafas.

Para tukang pukul yang tadi bersama mereka kini baru saja sampai dan terkaget melihat pemandangan didepan mereka, berbeda dengan Bara dan Jay yang langsung masuk untuk mengobati luka tembak milik Jay dan Bara yang akan melaporkan kejadian didepan kepada Jenandra.

"Kau bajingan! Kau tadi lihat lengan adikku, huh?!! Kau mau kedua lenganmu kutembak berkali-kali hingga putus?!" Kaki Adam yang dilapisi sepatu makin menekan leher pria itu, tak ada yang berani menghentikannya.

Criminal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang