Setelah project pemotretan bersama, Jenandra dan Jasmine kini malah dikontrak untuk membintangi sebuah iklan minuman penyegar, entah karna kebetulan atau memang sudah direncanakan tak ada yang tahu.
Disela break syuting, Jenandra menghampiri Jasmine yang tengah duduk sambil mengipasi diri sendiri dengan kipas tangan, hawa hari ini memang cukup terik, padahal mereka didalam ruangan, tetapi panasnya matahari seolah menembus tembok kokoh ruangan itu.
"Kau tak ingin berteman denganku? Mungkin setelah ini akan banyak tawaran kita berdua untuk bekerjasama lagi." Jenandra mendudukan dirinya disamping Jasmine yang mengangkat alisnya heran karna tiba-tiba aktor terkenal itu mengajaknya bicara.
"Tidak." Tangan Jasmine bergerak makin kencang dalam mengipas. Seolah hawa panas sudah mebakar tubuhnya.
"Kenapa?" Pandangan Jenandra tertuju pada wanita disampingnya, menatap lekat membuat Jasmine menoleh padanya.
"Hei! Siapa yang dulu saat diajak berkenalan tidak mau, huh?! Kau itu sudah dicap sombong olehku, dan aku tidak berteman dengan orang sombong, kau tahu?!!" Mata Jasmine melotot tajam ingin menakuti Jenandra yang malah tertawa karna menganggap ekspresi wanita itu sangat menggemaskan.
"Ya sudah, tinggal berkenalan lagi apa susahnya." Jenandra mengulurkan tangannya untuk berjabatan tetapi diacuhkan oleh Jasmine yang hanya menatapnya lekat.
"Kau ternyata lebih menyebalkan saat banyak bicara, ya?" Jenandra malah tertawa terbahak mendengar suara kesal Jasmine.
"Ku belikan ayam dengan syarat kau mau berteman denganku, deal?" Sekali lagi tangan Jenandra menggantung diudara yang tetap diacuhkan Jasmine.
"Kau menyogokku? Kenapa sangat ingin berteman denganku, sih? Kau menyukaiku, huh?!" Jasmine menyampingkan posisi duduknya menghadap Jenandra.
"Tidak, kau cantik, iya." Jawaban berturut-turut akan pertanyaan Jasmine, membuat si penanya harus mengelus dada sabar karna tingkah pria tampan itu.
"Jika aku menyukaimu bagaimana?" Jenandra menambahkan pertanyaan untuk Jasmine setelah jawabannya yang membingungkan wanita itu.
"Ha-ha-ha, kau seharusnya menyogokku dengan bergepok-gepok uang, saham perusahaan, rumah mewah, dan memintaku menjadi pacarmu, kau sangat bodoh! Ayam saja tak mempan untukku." Walau kenyataannya Jasmine sangat menyukai hewan itu apalagi jika sudah digoreng.
"Baiklah, jadi pacarku maka aku akan memerikan semua yang kamu mau." Jenandra berbicara dengan tenang.
"Kau gila, huh?! Jika aku meminta seluruh kekayaanmu, meminta dibelikan pulau padamu, kau akan memberikannya, huh?!" Sekali lagi mata Jasmine melotot tajam akan omong kosong Jenandra.
"Kenapa tidak? Selagi kau menjadi kekasihku, tapi jika seluruh kekayaanku mungkin kau akan langsung menikah denganku."
"Gila! Kau gila! Beri saja aku ayam yang banyak dan kita berteman, jangan melunjak!" Peringat Jasmine sambil menunjuk wajah Jenandra dengan telunjuknya.
"Baiklah, nanti pulang bersamaku, hm?" Pinta Jenandra lembut membuat tubuh Jasmine bergidik ngeri kegelian.
"Ah! Tapi, kata Jo kau dulu mendekatinya, kan? Lalu kenapa menghilang begitu saja? Aku baru ingat, kau sangat brengsek ternyata." Jasmine menggeleng-nggelengkan kepalanya menatap Jenandra yang menatapnya lekat dengan senyum tipis pada bibirnya.
"Jovanka? Adikmu? Aku dulu memang mendekatinya karna tentu saja dia cantik, tapi saat aku mengetahui bahwa ada wanita yang lebih cantik makanya aku menghilang." Jenandra bercerita dengan memangku dagunya dengan siku bertumpu pada lengan kursi.
"Dasar mata keranjang!" Sungut Jasmine menusuk-nusuk pipi Jenandra dengan telunjuk kanannya, terdengar romantis bukan?
"Padahal wanita cantik itu kamu." Jenandra tersenyum senang menikmati tusukan jari Jasmine pada pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Criminal [END]
FanfictionBlackvelvet Lokal Mempunyai kekasih seorang kriminal? Hah! Itu hanya film action semata. -BlackvelvetLokal- 18+