Part 10

117 3 2
                                    

"Lucman, kita sudah sampai belum?" tanya Helly. Lucman menoleh kearah Helly, "Sebentar lagi."

Dan ucapan Lucman benar, mereka sekarang sudah berada di pintu gerbang ibukota. Poli dan yang lain menganga kagum, melihat tempat yang begitu indah dan mewah.

"Wow, aku pertama kali melihat tempat seindah ini." kagum Helly. Lucman dan Arin hanya saling tatap pandang saja. "Ya, ini dia ibukota Indogpraft. Ya namanya juga kota kerajaan jadi mewah." ucap Lucman.

"Kalau begitu, ayok kita cari Roy sekarang." ucap Poli. Namun, saat Poli ingin masuk, Lucman menahan Poli dengan memegang tangannya. Poli sekilah menoleh ke arah Lucman. "Sebaiknya kita carinya besok saja. Ini sudah mau malam, akan susah kalau kita mencarinya disaat malam hari." kata Lucman.

Amber mengangguk setuju, "Apa yang dikatakan Lucman benar. Kita istirahat terlebih dahulu. Apalagi Jin, dia manusia. Dia butuh istirahat cukup." ucap Amber.

Poli dengan pasrah mengangguk, mengiyakan temannya. "Jadi, kita akan tinggal dimana?" tanya Poli. Lucman tersenyum, "Kebetulan, aku punya tempat tinggal di ibukota ini. Jadi kita akan bermalam di rumahku." jawabnya.

Semuanya mengangguk, lalu mereka mengikuti Lucman dan Arin menuju ke rumahnya.

•••••

Ditaman ibukota.

Roy sendari tadi hanya melamun saja di bawah pohon taman. Dia sesekali melempar batu krikil yang ada didekatnya. Dia jadi kepikiran tentang Troy.

Iya, Troy.

Roy bingung dan juga dia bertanya pada dirinya sendiri.

Kenapa nama depannya sama?

Kenapa dia begitu mirip dengan dirinya?

Sungguh, itu membuat Roy bingung sendiri. Dia bangkit, lalu ingin meninggalkan taman itu.

Namun, ada serombongan robot yang kini menutupi pintu keluar yang ingin Roy lewatin.

"Siapa kalian?" tanya Roy.

Salah satu robot maju dua langkah, "Kau tidak perlu tahu siapa kami. Kau, harus ikut kami, sekarang!". Robot itu langsung menarik tangan Roy. Namun, dengan cepat Roy menepis tangannya dari robot itu.

Robot itu menatap Roy tajam, lalu menoleh ke belakang. "Bawa dia, cepat!".

Robot yang berada dibelakang, langsung maju. Roy yang tahu maksudnya langsung mundur, untuk menghindari dan juga menahan hasratnya untuk menyerang. 

Namun, ternyata Robot itu ternyata mengeluarkan senjata berupa benda yang hampir mirip dengan pistol, namun lebih besar.

Mata Roy membulat kaget, dia berusaha tetap tenang sambil melangkah mundur.

"Menyerahlah, dan ikutlah dengan kami!" ucap ketua robot itu. Roy menggeleng, "Nggak akan!".

Ketua robot itu tersenyum miring, "Anak-anak, tembak dia!" robot-robot kini mengarahkan senjatanya kearah Roy. Lalu, menembaknya.

Dorr!!

Namun, tembakan itu meleset karna Roy menghindarnya begitu cepat. Robot-robot itu masih berusaha untuk menembaknya, tapi selalu meleset.

Sampai akhirnya, emosi Roy kini mulai tidak terkendali. Saat robot itu menembaknya, Roy langsung menggunakan kekuatannya untuk melindungi dirinya.

Dan itu terus mengulang, sampai-sampai Roy mulai melemas karna kelelahan. Bagaikan kesempatan, Robot itu kini menembak lagi dan langsung mengenai kaki Roy. Seketika dia terjatuh, dan tenaganya pun sudah mulai habis.

Saat robot-robot itu ingin menangkapnya, tiba-tiba datanglah robot-robot lain yang muncul di belakang Roy. Roy yang melihatnya terheran.

"Semua, habisi dia!"

Robot yang berada dibelakang Roy, kini mengeluarkan senjata dari tangan mereka, lalu menyerang robot yang ada di hadapan mereka.

Butuh beberapa menit, akhirnya robot-robot itu kalah. Tidak ada yang tersisa. Roy menghela lega, lalu dia merasa tenaganya makin habis.

Lalu, datanglah robot yang kini memegangin pundak mobil pemadam itu. Roy menoleh, dan dia melihat Troy yang memegang dirinya.

"Kau tidak apa-apa kan?" tanyanya begitu cemas.

Roy hanya mengangguk, lalu tiba-tiba dia memejamkan matanya. Troy panik, lalu dia mengangkat Roy dan membawanya pergi kesuatu tempat.

•••••

"Kenapa perasaanku tidak enak, ya?" cemas Poli yang kini sedang menatap pemandangan kota indogpraft.

Amber menoleh, "Cuman perasaan kok, aku yakin semuanya akan baik-baik saja." Poli hanya diam, lalu matanya kini menatap salah satu tempat yang paling tinggi, dan megah.

"Lucman, itu tempat apa?" tanya Poli. Lucman menoleh, lalu dia dengan segera menghampiri Poli, dan dia melihat apa yang Poli lihat.

"Ouh, itu adalah istana. Istana Indogpraft." jawab Lucman dengan santai.

Poli ber-ohh dan kini menatap kembali istana itu, "Dari luar saja, itu kelihatan megah. Apalagi didalamnya, pasti lebih megah."

Lucman mengangguk, "Apa yang kau katakan benar. Dulu, pada saat perayaan musim semi, kami rakyat indogpraft selalu memasuki istana itu untuk acara musim panas." Poli mengangguk paham.

"Lucman, aku boleh tanya sesuatu?"

Lucman menoleh, "Kau ingin bertanya apa?"

"Apa benar, disini ada kejadian anak kerajaan hilang diculik?"

Lucman menatap Poli lekat, "Dari mana kau soal itu?" Poli berkekeh, "Dari masyarakat di kota brooms town." jawabnya.

Lucman mengangguk lemas, "Itu benar. Dan itu kejadian sudah 20 tahun lamanya. Aku tidak tahu bagaimana kabar dia sekarang."

Poli menatap Lucman, "Bagaimana ciri-cirinya?"

"Entah, dia seperti kakanya. Berwarna merah, dengan campuran kuning dan hitam."

Poli ber-ohh sambil mengangguk. Lalu, kini pikirannya mulai terarah pada sahabat sejatinya.












"Apa iya, Roy adalah anak keturunan raja?"


Tbc~~
See you~

Robocar Poli Movie: The Life Story Between Roy And Power Fire Roy 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang