03✿ lie

895 109 10
                                    

__________________✿__________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__________________✿__________________

Selamat pagi jiwa-jiwa yang sunyi, Yang menanti tidak pasti, Yang tersungkur hampir mati, Yang pura-pura tersenyum dan bernyanyi.

Sang manis pagi ini sudah bersiap untuk pergi ke kampus, dengan celana hitam panjang, kemeja biru tua dan topi yang menutupi rambut hitamnya. Tak lupa tas hitamnya yang menjadi penolongnya membawa buku-buku tebalnya.

Menyusuri pinggir kota saat pagi dengan udara yang masih segar adalah nikmat untuk menyambut hari. Kaki nya melangkah dan berayun dengan riang, mulutnya terus saja bergumam lagu favoritnya.

NCT U - my everything

Tanpa ia sadari sebuah mobil hitam berhenti tepat didepannya. Membuatnya sedikit terjingkat kaget. Sosok namja dengan kacamata hitam keluar dari mobil mewahnya, dan menghampiri Xiaojun.

"Kau? Ada apa?"

Ya, dia adalah calon tunangannya yang bertemu dengannya dua hari lalu.

"Masuk ke mobil, aku antar" ucapnya dingin

"Tidak usah terima kasih, aku bisa sendiri" tolaknya sopan

"Ck. Tidak tahu diri"

"Maaf, aku sudah cukup tahu diri maka dari itu aku menolaknya" sahut Xiaojun yang berhasil membuat calon tunangannya itu kesal, Hendery tak suka sebuah penolakan, dengan cepat menarik kasar tangan Xiaojun menuju mobilnya.

"Heyy lepaskan tanganku, ini sakit" teriak sang manis, meronta tapi kekuatannya terlalu lemah.

"Menurut atau ku adukan pada ayahmu"

"Apa-apaan kau ini, kenapa kasar sekali"

"Karena aku tidak mencintaimu"

"lalu kenapa kau rela menjemput ku?" sahut Xiaojun menatap netra nyalang didepannya.

"Terpaksa" jawabnya, melepas genggamannya pada lengan sang manis dengan kasar.

Ya, Hendery terpaksa menjemput Xiaojun, semua itu adalah perintah sang ibu yang menyuruhnya dengan sedikit ancaman tentunya.

Dengan terpaksa Xiaojun masuk kedalam, memakai seatbelt yang disusul dengan laju mobil yang cukup kencang. Membuatnya memegang erat tasnya yang ada di pangkuannya.

Tak ada perbincangan terjadi, sampai akhirnya mobil mewahnya memasuki parkiran kampus. Manarik tuas rem, merotasi kan pandangannya pada Xiaojun yang bersiap-siap keluar.

"Pulang ku jemput" ucapnya membuat sang manis berhenti dengan aktivitas nya.

"Tidak usah aku bisa pulang sendiri"

"Lagi-lagi menolak, hari ini voting cincin ibuku juga ikut" Ucap sang dominan merotasi kan matanya malas.

Untuk masalah ini Xiaojun akan mengalah, lagi pula bukankah baik jika mendekatkan diri pada calon mertuanya.

𝕻 𝖆 𝖎 𝖓༽ °ᴴᵉⁿˣⁱᵃᵒ° (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang