15✿ crying behind the door

750 86 8
                                    

Fajar tak pernah berbohong pada bantala untuk datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fajar tak pernah berbohong pada bantala untuk datang. Menyapa para insan yang masih bergulung selimut yang memabukkan.

Tapi tidak dengan namja manis yang sudah siap dengan pakaiannya. Setelan kasual dengan tas ransel dan beberapa buku di tangannya.

Langkahnya terhenti diambang pintu, menatap ruangan ujung yang juga terbuka menampakkan sosok yang tak asing baginya.

"Kau tak ke kampus?" Tanya Xiaojun. tak ada salahnya berbasa-basi untuk mendekatkan diri bukan.

"Tidak ada jam, kenapa?" sahut Hendery

"Hemm sekedar bertanya, mau ku buatkan sarapan?"

"Tak perlu, pergilah nanti kau terlambat"

Dinginnya es tak menutup kemungkinan untuk mencair, sama hal nya dengan prasangka.

Walau sangat sulit untuk merubah si rubah menjadi kelinci yang penurut.

"Hendery?"

"hem?"

"Apa kau mau mengantarkanku ke rumah sakit siang nanti? Aku harus cek up" gumamnya, yang masih mampu didengar.

"Tidak bisa, aku sibuk"

"Tapi" ucapnya terjeda, menatap netra yang sedari tadi enggan menatapnya kembali.

Lagi pula mana mungkin dia mau menemani seorang namja yang penyakitan, yang hanya bisa menjadi beban dalam hidupnya.

Ya begitulah yang di pikirkan Xiaojun saat ini, lagi pula ia harus mandiri bukan.

"Maaf bertanya seperti itu, aku pergi dulu" sambungnya, meninggalkan raga yang hanya diam tanpa ekspresi kepedulian.

Jalanan kota Seoul pagi ini tidak seramai biasanya. Hanya beberapa anak sekolah yang berjalan dengan candaan.

Melontar tawa dengan teman sebaya, mengayunkan langkah tanpa kesunyian.

Lotus Evija hitam mengkilap menepi, tifak jauh dari Xiaojun. menampilkan pria dengan pakaian rapihnya dari balik kaca yang terbuka.

"Hey pagi, mau ku antar?" sapanya hangat

"Pagi hyung, boleh kalau tidak merepotkan mu"

"Tentu tidak, masuklah. Apa perlu ku bukakan pintu?"

"Hem tidak perlu, aku bisa sendiri"

"Baiklah cepat masuk, atau kita akan terjebak macet jika terlalu siang"

Melaju dengan tenang tanpa suara, menghunus tajamnya aspal jalanan dengan sedikit arogan.

"Hyung, apa kau sekarang sedang menyukai seseorang?"

Satu kalimat tanya mampu membuat seorang Mark menelan ludahnya dengan kasar.

"Hah, kenapa kau bertanya seperti itu?" sahutnya mencoba tenang

𝕻 𝖆 𝖎 𝖓༽ °ᴴᵉⁿˣⁱᵃᵒ° (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang