19✿ Let's see later

716 81 6
                                    

Sudah satu minggu penampilannya bagaikan buronan, rambut berantakan dengan seisi kamar seperti kapal pecah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah satu minggu penampilannya bagaikan buronan, rambut berantakan dengan seisi kamar seperti kapal pecah.

"Kenapa kau tak membaca pesanku" Gerutunya menatap layar ruang chat yang sama sekali tak nampak tanda-tanda dibaca.

"Tuan, sarapan sudah siap" ucap bibi Kim yang selama ini mengurus Hendery selama Xiaojun di rumah sakit.

Satu minggu ini selera makannya menjadi tak karuan, hanya sesuap ia sudah merasa kenyang.

Lagi dan lagi ia melewatkan sarapan dan makan siangnya. Hanya air putih yang mengganjal perutnya.

Hentah kenapa, atau mungkin karena sudah terbiasa dengan masakan Xiaojun atau bagaimana ia pun tak mengerti.

"Tuan Hendery, tuan Xiaojun sudah pulang" teriak bibi Kim dari balik pintu

Bagaikan terkena sihir, pintu yang awalnya tertutup rapat kini terbuka dengan sang tuan yang sudah menuruni tangga dengan cepat.

Kini netranya berhasil menangkap sosok yang selama ini ia cari. Ada rasa bersalah yang Hendery rasakan, sedikit nyeri ketika melihat siapa yang menggandeng lengan istrinya.

"Xiaojun" panggilnya lirih, sang empu nama hanya diam keheranan menatap penampilan Hendery yang tak seperti biasanya.

"Kenapa penampilanmu seperti itu?" Tanya yang lebih muda keheranan

"Ak-"

"Dia harus istirahat, jangan ganggu dia" Potong Mark, kembali memapah tubuh rentan sang manis.

"Aku tahu ini rumahmu, tapi bukan berarti kau bebas untuk menyiksanya lagi. Kalau bukan Xiaojun yang meminta untuk pulang ke neraka ini aku sudah membawanya pergi jauh" Sambung Mark yang belum jauh dibelakang Hendery.

Malam tak membiarkan pikirannya tenang, hentah sudah berapa kali kakinya mondar-mandir didepan pintu putih itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam tak membiarkan pikirannya tenang, hentah sudah berapa kali kakinya mondar-mandir didepan pintu putih itu.

Enggan mengetuk walau sudah sejengkal pandangan. Bahkan seikat mawar putih yang sudah ia genggam mulai layu, tapi keberanian tak kunjung datang.

"Tuan" Suara bibi Kim membuatnya sedikit terkejut

"Jika tuan ingin masuk, masuk saja" Sambung bibi Kim yang mengerti gelagat majikannya sedari tadi.

𝕻 𝖆 𝖎 𝖓༽ °ᴴᵉⁿˣⁱᵃᵒ° (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang