Epilog

1.2K 106 14
                                    

Pagi ini senyumnya mengembang bersinar, seminggu ini tubuhnya merasa lemas dan mual-mual setiap pagi.

Dan benar saja apa yang ia tebak, ruh kecil hidup dalam dirinya bahkan sudah menginjak 3 minggu.

Yang ia takutkan sekarang hanya melihat respon ayah dari anak yang dikandungnya ini.

Tak peduli ia akan menerima atau tidak yang terpenting ia akan merawat anaknya ini.

Masih ingat betul bagaimana Hendery menjamah tubuhnya habis-habisan dalam keadaan mabuk. Dan itu bukan hanya terjadi satu kali.

Dengan kertas dari dokter ditangannya yang menyatakan dirinya positif hamil. Duduk manis menunggu sang suami di ruang tamu

Belum sempat ia memberitahu hendery, sebuah kertas cerai menusuk hatinya. Rasanya begitu pedih, meremas kuat kertas ditangannya dan segera ia sembunyikan kembali.

“Lebih baik dia tidak perlu tahu” ucapnya dalam hati.

✧༺✦✮✦༻∞  ∞༺✦✮✦༻✧

9 bulan bukan waktu yang singkat ditambah dengan keadaannya yang sangat rentan ini.

Jadwal persalinannya sudah sangat dekat, bahkan kontraksi sudah terjadi beberapa hari yang lalu.

“Jika nanti harus memilih, tolong selamatkan anakku ya hyung”

“Kau ini bicara apa, aku akan menyelamatkan kalian berdua”

“Tap-”

“Jangan bicara aneh-aneh Xiaojun” 

Namun maut berkata lain, mobil yang mereka tumpangi harus terbalik tertabrak truk.

Mark, ia meninggal ditempat. Melindungi tubuh Xiaojun merelakan tubuhnya terhantam badan truk.

✧༺✦✮✦༻∞  ∞༺✦✮✦༻✧

Tangan mungil itu menggenggam erat jari telunjuk sang ibu, seakan tahu hidup ibunya tak lama lagi, bayi itu semakin mengeratkan pegangannya.

“Dave harus jadi anak yang hebat ya nak, jadi dunia yang hebat untuk Daddy nanti” suaranya sudah semakin melemah

Pendarahan yang Xiaojun alami ditambah ginjalnya yang membuat tubuhnya semakin melemah.

Tangan lembut itu mengusap pelan bahunya, nyaman sangat nyaman.

“Maafin Xiaojun Bun, gara-gara aku Mark hyung hiks”

“Stss gak papa sayang” peluknya sayang

“Semua sudah takdir, tidak ada yang bisa melawan takdir Tuhan Xiaojun” lanjit Taeyong.

“Jika nanti ayah Dave mencarinya, tolong beri tahu surat ini”

“Iya sayang” kecup pelan Taeyong

“Buna tahu Xiaojun capek, kalo capek gak papa sayang. Buna ikhlas”

“Titip Dave ya bun”

“Iya sayang iya”

Disaat itu pula alat patient monitor menampilkan garis lurus, suara yang memekakkan telinga siapapun yang ada di ruangan tersebut.

Dia si manis itu pergi dalam pelukan Taeyong, meninggalkan keajaibannya yang sedang menangis mengerti jika sang ibu pergi ketempat yang abadi.

Suara tangisan memenuhi ruangan, terdengar menyedihkan pilu dan sakit.

Dia, laki-laki manis yang sudah tersenyum diatas sana. Selamat jalan, dan tersenyumlah kalian berdua.

kisah mu di dunia ini terlalu menyakitkan. Sampai bertemu lagi dalam kisah dan takdir yang berbeda.















































Terlalu berat untuk menyelesaikan kisah ini, terima kasih untuk kamu yang sudah bertahan sampai detik ini.

Sampai jumpa di cerita selanjutnya, dengan takdir yang berbeda. Salam dari saya.

Rabu, 25 September 2021

𝕻 𝖆 𝖎 𝖓༽ °ᴴᵉⁿˣⁱᵃᵒ° (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang