Sisa hujan semalam menimbulkan bau Petrikor yang menyeruak, menemani sang manis yang tengah memandang keramaian kota dari balik kaca besarnya.
Diam hening dan memuakkan menyatu menerkam raganya. Tatapan yang sama yaitu tatapan keputusasaan.
Tanpa ia sadari sesosok raga tengah memandang nya dari belakang. Sebuah belaian lembut berhasil membuatnya tersentak.
“Hyunggg kau mengagetkan ku” gerutunya, mengerucutkan bibir.
Untung saja ia tak punya penyakit jantung, mungkin jika ada nyawa sudah terbebas dari raganya.
“Maaf, aku kira kau mengetahui kedatanganku” Ucap yang lebih tua, mengambil alih tempat kosong sisi ranjang sang manis.
“Masih ada yang sakit?” Sambungnya lagi
“Tidak, aku merasa lebih baik” Sahutnya, tak lupa dengan ukiran cantik di bibir ranumnya.
“Handphone mu sejak semalam selalu menampilkan notifikasi, apa kau tak ingin membukanya?”
“Biarkan saja, itu orang yang sama”
“Jangan bilang itu..”
“Hemm, memang dia”
“Kalau begitu biarkan saja”
Baru saja Mark mendengar 'orang yang sama' ia sudah tau siapa orang tersebut. Orang yang membuat emosinya membuncah.
“Kau ingin keluar? Tadi ada pelangi, mungkin saja masih ada jika kita melihatnya di taman”
Mark tahu betul apa yang sedang dirasakan lawan bicaranya ini, 'kesunyian”
“Benarkah? Apa boleh?” Sahutnya sumringah
“Boleh, aku sudah izin ke ayah. Tapi pakai jaket dan kaus kaki ini dulu” Ucapnya mengeluarkan jaket tebal dan kaus kaki dalam tote bag nya.
Untung saja pelangi masih setia dengan langit. Membuat atensi sang manis yang tak urung lepas dengan semburat warna-warni di langit itu.
Jangan lupakan dengan senyuman yang menenangkan, damai bagaikan tak ada yang terjadi sebelumnya.
“Berhenti untuk menunjukkan Esedensies mu Xiaojun” Ucap Mark tiba-tiba, membuat segurat kerutan di dahi sang manis.
“Ha? Apa kau bilang tadi hyung E-seden?” Ucapnya mencoba mengulangi kata-kata Mark.
“Esedensies, menyembunyikan luka dibalik senyuman”
“.......”
Diam adalah pilihan paling tepat untuk menanggapi kalimat tersebut.
“Apa kau tak lelah? Kau tak ingin menyerah darinya?” lagi-lagi pertanyaan itu sukses membuat Xiaojun kaget.
“Apa aku boleh berkata seperti itu? Ku pikir kata-kata itu hanya untuk orang lemah”
Sahutnya menatap lawan bicara dan kembali pada pelangi di langit
“Nanti, ketika diriku memang benar-benar ingin menyerah aku akan pergi darinya tanpa ia suruh” Sambungnya
“Kapan?”
“Ternyata menjadi orang bodoh itu sedikit menyenangkan ya hahaha”
“Maksudmu?”
Kali ini Mark yang dibuat kaget dengan reaksi lawan bicaranya ini.
“Hyung, aku paham dengan pertanyaanmu sedang menuju kemana, aku paham dengan perlakuanmu kepadaku. Aku paham semua sindiran tentang perasaanmu kepadaku” Jedanya, mengalihkan pandangan pada Mark yang tengah terkejut
“Aku hanya ingin kau mengakui kepadaku secara langsung, apa itu sulit?” Sambungnya, tepat menatap netra coklat laki-laki Canada tersebut.
“Sejak kapan kau tahu?”
“Saat kau tak sengaja menabrak ku, awal kita bertemu kau sudah tertarik padaku. Apa tebakanku benar?”
“Benar, kau benar Xiaojun” mengalihkan pandangan, tak mampu menatap netra yang membuatnya candu selama ini.
“Jun, apa masih ada kesempatan untukku?”
“Aku tahu kau pasti akan jengah jika aku mengatakan 'Jalani saja dulu'. Aku ku pun tak tahu, Janji pernikahan bukan sekedar mainan kau tahu itu kan hyung”
“Aku tahu, maaf. Aku terlambat..”
“Tak perlu meminta maaf karna itu bukan salahmu, seharunya aku berterima kasih karna kau sudah hadir dalam hidupku walau hanya sebagai pihak ketiga. Siapa tahu nanti kau akan menjadi pihak pertama dalam hidupku”
Serigala selalu mempunyai insting yang baik untuk mendeteksi sekitarnya.
Ajdjskdhr ini manis banget 😭
Apalagi ini ya Allah cantik banget 😭
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕻 𝖆 𝖎 𝖓༽ °ᴴᵉⁿˣⁱᵃᵒ° (End)
Romance[Complete] ✿ [Kepada raga yang tak bisa direngkuh. Temui aku, walau sebatas mimpi, Kan ku ceritakan betapa perihnya luka yang kau torehkan] ° ° ° ___________________✿__________________ bxb Boy x Boy Angst ___________________✿___________________