👿 15. Penyatuan Roh (2) 👿

450 66 17
                                    

Sudah lama sekali, hubungan Damon dan ayah kandungnya .. Lucifer tak pernah akur. Dan semakin memburuk belakangan ini.

"Aku tahu kau menyembunyikan sesuatu, Damon!" Tuduh Lucifer to the point.

"Selalu, dan sangat banyak! Yang mana yang kau maksud, Lucifer?" Damon menanggapi dengan dingin.

"Sesuatu yang ada dalam tubuhmu?" Sindir Lucifer.

"Itu darah laknat keturunanmu!"

"Juga darah terkutuk! Berikan dia padaku."

Tak ada yang perlu disembunyikan, mereka telah sama-sama tahu. Mendadak Lucifer menyerang dengan gerakan kilat. Namun Damon telah bersiap. Ia menangkisnya tak kalah cepat.

Mereka bertempur begitu cepat hingga tak bisa diikuti oleh mata telanjang manusia biasa. Hanya nampak cahaya berkelebat diantara gulungan dua sosok tubuh mereka.

Renata ternganga menyaksikannya.

"Apa aku tengah menyaksikan pertempuran keluarga yang sesungguhnya?" Gumamnya pelan, setengah takjub.

"Bukannya kau harus menengahinya, Rere?"

"Biarkan saja, mereka akan berhenti bila capek sendiri," sahut Renata acuh.

Valen lupa, keluarga istrinya adalah iblis.  Berkelahi adalah hobi mereka.  Tapi kali ini Valen akan membiarkan apapun yang terjadi.  Dia tengah menanti sesuatu. 
Renata melirik heran suami malaikatnya yang duduk tenang menyaksikan pertempuran hidup mati ayah dan kakeknya.

"Tuan Kecil, mengapa kau tak menengahi mereka? Bukannya kau mampu melakukannya?"

"Tidak perlu," sahut Valen kalem.

Renata mengangguk paham.  "Aku mengerti, pada saat kritis barulah kau akan bertindak.  Dengan demikian dua dedengkot iblis itu akan menyadari betapa pentingnya peran sosok malaikat suci sepertimu."

"Rere, bukan begitu," ralat Valen pelan.  "Aku akan membiarkan, apapun yang terjadi!"

Renata heran, tak biasanya Valen memilih bersikap tak peduli seperti ini.

"Bukan aku tak peduli, tapi .. tunggu saja," timpal Valen begitu tak sengaja membaca pikiran istrinya.

Renata semakin penasaran.  Dia mengamati pertempuran ayahnya dengan lebih seksama.  Sampai saat ini mereka imbang. 

"Bola-bola api neraka!" Damon menyerang ayahnya dengan salah satu jurus maut andalannya.

Dari telapak tangannya keluar bola-bola api yang semakin membesar dan melesat kearah Lucifer dengan cepat.  Lucifer dikelilingi oleh lautan api hingga sosoknya seakan dilalap api.

Renata melirik Valen cemas.  Mengapa Tuan kecilnya tak bertindak?  Serius dia hanya ingin menanti salah satu dari mereka terbantai?

Bagaimana pun Lucifer adalah kakeknya, Renata tak ingin dia binasa.

"Ayah, kau serius akan membakar kakek Lucifer?" Teriak Renata cemas.

Damon menggeram.  "Aku harus menyingkirkan semua yang menghalangi jalanku!"

"Tapi kalian hanya berbeda prinsip.  Tak perlu sejauh itu, Ayah.  Cepat padamkan apinya.  Bunda pasti tak suka jika mengetahui Ayah membunuh Kakek Lucifer!"

Disangkutkan dengan nama Selena, Damon menjadi lemah.  Sepertinya dia sudah cukup menyiksa ayah kandungnya. 

Damon mengangkat tangan kanannya keatas, menunjuk ke langit yang mendadak gelap. 

Petir menyambar ujung tangan Damon, dengan cepat Damon mengarahkan pada air di danau.  Dalam waktu singkat air danau yang awalnya tenang, bergolak hebat .. menciptakan gelombang air yang menyembur ke lautan api yang tadi diciptakannya.

33. The Devilano'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang