😈 10 : Memburu Jiwa Iblis 😈

504 79 8
                                    

Dasarnya terlanjur cinta parah, FLO tak tahan marah pada Demian berlama-lama. Ia ingin berbaikan, tapi bagaimana caranya? Demian beku, seperti es. Diam terus dan bertahan dengan sikap dinginnya.

FLO jadi gemas.

"Blue, apa kamu tahu yang seharusnya dilakukan seorang suami jika istrinya marah?" Sindir FLO pada Demian dengan sengaja mengutarakan pertanyaan pancingan.

"Blue belum nikah."

"Ohya? Mengapa? Apa raksasa dilarang menikah?" Jiwa kepo FLO membuatnya gagal fokus.

"Tidak.  Tak mau saja.  Blue suka mengabdi pada Tuan."

Blue yang bermental abdi memang seperti itu.  Yang ada dalam hidupnya hanya mengabdi, mengabdi dan mengabdi.

"Oh," gumam FLO paham.

Siasatnya untuk memancing perhatian Demian dengan menyindirnya gagal.  Karena Blue menyeretnya dalam perbincangan lain tentang pengabdiannya.

"Kapan Tuan kembali?" Tanya Blue sedih.

"Tak tahu, Blue.  Kita upayakan saja yang terbaik," jawab FLO prihatin.

Teringat olehnya sosok imut Drigo yang suka bermanja dengannya. Kadang ia merasa karakter Drigo mengingatkannya pada seseorang.  Sahabatnya yang telah meninggal, Pangeran Okta.

"Kamu percaya reinkarnasi itu ada, Blue?"

Blue menggeleng polos, "Blue tak paham."

"Ah sudahlah, tak penting kok.  Yang penting sekarang kita mencari cara menyelamatkan Drigo. Meski capek .... Oughhh!"

FLO memekik lirih ketika mendadak Blue memondongnya di bahu.  Pikiran raksasa itu masih polos dan lugu. Dia tak ingin FLO capek berlebihan.  Tapi dia tak mengira ada yang panas hatinya melihat adegan mesra ala sohiban itu.

Demian melesat cepat, lalu meraup tubuh FLO dari pundak lebar Blue.

"Demi ... " Pekik FLO, surprise sekaligus senang. Akhirnya suaminya tak lagi acuh padanya.

"Baru sebentar tak kuperhatikan, beraninya kau bermanja-manja pada raksasa bodoh itu, hah!" Sewot Demian.

Senyum FLO memudar seketika.  Lagi-lagi Demian menyalahkannya.  Apakah semua perbuatannya salah di mata Demian?

"Demi, turunkan aku!" Seru FLO kesal.

"Tidak!" Demian bersikeras memanggul FLO seperti karung beras.

"Bunda!  Bunda!  Tolong aku!" Teriak FLO tiba-tiba.

Demian sontak terdiam di tempat, ia memindai sekitarnya.  Masa Bunda menyusul kemari.

Kesempatan itu digunakan FLO yang segera turun dari pondongan Demian dan berlari cepat.

"Dasar!" Geleng Demian yang telah terkecoh oleh istrinya. 

Dalam sekejab mata, dia telah menangkap FLO dengan memeluknya dari belakang. Dia sengaja meremas dada FLO gemas.

"Demi, ampunnnn!  Ada Xoxo, jangan begitu.  Malu!" Pekik FLO.

Demian mengacuhkannya, justru dia asik meremas payudara istrinya dan menceples pantatnya.

"Kamu bohong.  Xoxo ada di ... "

"Emian, astaga!"

Jeritan Xoxo membuat Demian membeku. Wajahnya lamgsung merah padam.

"Xoxo tak mengira Emian berubah mesum seperti ayahmu yang jahat," tegur Xoxo.

Peri cupid mungil itu terbang dengan sayap putihnya, lantas menjewer telinga keponakannya.

"Nakal ya, Emian. Tak ada Xoxo jadi begini."

33. The Devilano'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang