👿 14. Penyatuan Roh (1) 👿

462 59 34
                                    

"Ayah!!" Pekik Renata gusar. "Tak selayaknya Ayah menyambut menantu sendiri seperti musuh!"

Damon melirik malas.

"Menantu? Yang mana?"

Renata menghela nafas kesal, sudah lagu lama Damon tidak mengakui Tuan kecilnya sebagai menantu.

"Lagipula Ayah, apa-apaan ini?! Ayah ingin menjadi tukang jagal sate?! Tolong jaga martabat Ayah sebagai raja iblis!" Sindir Renata sinis.

Apa? Mata Damon mendelik, tak terima dirinya disamakan dengan tukang sate.

"Begitukah penampakan ayahmu di matamu?" Sindir Damon geram.

"Lalu apa yang ayah harapkan dengan pertunjukkan Ayah seperti ini?" Renata balas menyindir. Dia kesal karena tadi ayahnya membentak suami malaikat yang sangat dipujanya.

Renata bersandar manja ke tubuh Valen, membuat Damon berlaku seperti orang hendak muntah.

"Tak usah lebay, Yah. Tingkah Ayah saat mesumin Bunda jauh lebih menjijikkan," ejek Renata lagi.

Ingin sekali Damon memluntir lidah Renata untuk memberinya pelajaran. Tapi percuma, pasti suami malaikatnya yang tolol itu akan segera memulihkannya.

"Itu menyenangkan, bukan menjijikkan," seringai Damon sebelum dia tersadar.

"Demi neraka! Untuk apa aku meladeni bicara bocah bawel sepertimu?! Tugas penting menungguku!" Dengus Damon.

Dia bersiap didepan Blue yang sedari tadi melongo mengikuti percakapan yang tak dimengertinya.

"Apa kau sudah siap dibelah?!" Bentak Damon geram.

Blue semakin ternganga, dia memandang sekitarnya.

"Apa Tuan sedang bicara dengan pohon-pohon itu?" Blue balas bertanya.

"Demi neraka!  Apa kalian semua berubah menjadi tolol? Ataukah aku terlalu pintar sehingga kata-kata aku sulit kalian mengerti?"

Damon menggeram sembari meremas rambutnya kasar, dia frustasi karena sedari tadi selalu ada saja yang menghalangi niatnya untuk menyatukan roh putra kesayangannya.

Belum sempat Damon bertindak lagi, Valent berinisiatif memberitahunya.

"Untuk mengeluarkan potongan jiwa Drigo dari tubuh Blue tak perlu membelahnya .. ehm ..."

"Ayah, panggil dia Ayah, Sayang," pinta Renata.

Valent tersenyum kikuk.  Sedang Damon mendengkus kasar.

Helowww .. sosok malaikat agung memanggil ayah pada sang iblis?

Itu aneh sekali!

Tapi bayangan malaikat yang menghamba padanya membuat bibir Damon menyeringai licik.

"Tak usah sok formil, panggil Tuan saja lebih baik!"

"Apa Ayah berniat memperbudak suamiku?  Ingat Yah, dia malaikat yang kedudukannya paling tinggi.  Tak selayaknya dia menghamba pada iblis bejat seperti Ayah!" Protes Renata sekaligus cemoohan buat ayahnya.

"Kau berpikir aneh, jika demikian apa artinya kau memanggilnya Tuan kecil?  Tuan kecil?  Huh!" Balas Damon sinis.

"Tuan, ada cara khusus untuk mengeluarkan potongan jiwa Drigo dari tubuh raksasa itu, sekaligys menyatukan roh Drigo," Valen langsung menyela untuk menghentikan debat kusir tak berkesudahan antara ayah dan anak.

Ingin tahu, tapi gengsi .. Damon hanya mendengkus kasar.  Sebaliknya Valen yang paham isi hati mertua iblisnya dengan bijaksana menerangkan tanpa diminta.

33. The Devilano'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang