Menatapmu Sayonara

794 28 0
                                    

Vivi menghela napas, jempolnya tidak berhenti menggulirkan layar handphonenya. Lini masa yang dia punya ramai karena pengumuman restrukturisasi yang sedang dilakukan JOT banyak sekali yang menyayangkan keputusan yang di ambil JOT tapi mau bagaimanapun juga ia harus mengalah. Tidak mungkin untuk masih bertahan karena ini juga keputusannya. Kondisi kesehatan lah yang menjadi masalah utama Vivi. Fisiknya tidak sekuat dulu, cedera kaki dan permasalahan di paru-paru merupakan permasalahan yang serius yang ia alami.

Vivi harus egois demi dirinya, demi kesehatannya.

Namun ada seseorang yang juga Vivi khawatirkan, Chika. Pesan darinya tidak Chika baca hingga saat ini. Sudah pukul 9 belum juga Chika baca, sejak satu jam yang lalu.

Tiba-tiba handphonenya berdering telpon masuk.

"iya, sesuai alamat tujuan Mas."

***

Pasca pengumuman semua member sedang sibuk mempersiapkan setlist baru untuk yang bertahan juga menghapal gerakan untuk event kelulusan massal 26 member yang diumumkan. Chika masih berada disebelah Ara setelah sensei memberi jeda untuk mereka latihan.

Mata Chika tidak berhenti menatap ke sudut seberang ruangan, tempat team T berkumpul, ada Vivi, olla dan Flora yang sedang bercanda setelah latihan. Fokusnya jatuh pada Vivi sebenarnya jauh didalam hati Chika masih belum menerima Vivi meninggalkannya. Tapi perlahan Chika harus mengerti ini demi kebaikan Vivi dan juga grup kesayangannya ini.

"Nanti kita udah ga di KIII lagi." Ucap Ara. Tatapannya sendu, cermin yang dihadapannya membuatnya menjadi terbawa suasana. Ara masih terbilang baru menjadi member KIII tapi suasana team ini dan juga sifat-sifat member yang terbuka membuat Ara lekas menyayangi teamnya ini.

"Tapi lu tetep di JKT Ra." Sahut Chika.

"iya sih, tapi pasti bakal beda." Chika tidak membantah, memang pasti akan terasa beda.

"Ka Chika, jangan ngerasa sendiri ya?" Ara meremas bahu kiri Chika bermaksud menyemangati. Arah pandang Chika menatap Vivi dan pada saat itu Vivi pun menatapnya dan tersenyum sekilas dan kembali melanjutkan obrolannya.

***

Tanggal 12 Maret merupakan stage terakhir team T dengan setlist Fly, Team T dan juga penampilan terakhir bagi member yang terkena restrukturisasi kemarin. Chika memilih menonton di FOH, menyaksikan team T dan juga Vivi. Baru juga sesi MC Chika sudah berlinang air mata karena tema mcnya. Kenangan yang tidak terlupakan saat kamu jadi member. Vivi menjawab, waktu ia diperkenalkan di stage.

Chika juga suka dengan kenangan itu, karena itulah awal pertemuan dan perkenalannya dengan Vivi. Chika yang takut dengan benda tajam bingung saat peniti untuk menempelkan namanya terlepas. Kebetulan yang menyenangkan disampingnya ada Vivi.

Vivi menatap ke arah FOH lagu terakhir Sakura no Hanabiratachi, ia melihat Chika sedang menangis. Pandangan mereka bertemu ingin sekali Vivi menyeka air mata Chika namun dia juga tidak mampu karena terhalang jarak juga dia masih di stage. Hati Vivi sangat berat untuk meninggalkan rumah keduanya ini tapi kena atau tidak Vivi juga akan grad karena alasan kesehatannya.

"Sudah selesai Vi?" staff bertanya. Vivi mengangguk. Kepalanya celingukan mencari seseorang setelah sesi 2shoot Vivi tidak lagi melihat Chika, apa gadis itu sudah pulang?

"Ka, ada liat Chika?" tanya Vivi kepada staff itu.

"Ga, tadi di FOH tapi kayanya udah pulang."

"Oh gitu, ya udah gue ke dalam dulu ya Ka."

"Iya cepetan ya, udah gerimis diluar."

Vivi beranjak dan segera berganti baju, orang tuanya mengabari telah menunggu di parkiran. Segera saja Vivi kesana, ada beberapa fans yang menyapanya dibalasnya dengan anggukan dan senyum. Vivi duduk dibelakang saat mengenali dan masuk ke mobil orang tuanya.

"Adek mana Ma?" Tanya Vivi saat di mobilnya hanya ada tiga orang dengan dirinya.

"Dia pake motor, udah pulang duluan." Vivi mengangguk pertanda paham. Vivi menatap jendela yang dipenuhi bulir air, gerimis membuat suasana kota sunyi mungkin orang-orang memilih dirumah saja berselimut hangat tidak ingin keluar karena dingin.

"Maa."

"Kenapa sayang?"

"Boleh kita ke rumah Chika dulu?" Perasaan orang tua itu peka tanpa bertanya, Mama Vivi mengangguk dan menyuruh Ayah Vivi untuk membelokan mobil mereka ke arah rumah Chika.

"Ga pake payung?"

"Ga usah Ma." Vivi segera turun padahal kondisi langit masih gerimis. Vivi mengetuk pintu rumah Chika, derap langkah terdengar kebetulan sekali yang membuka pintu adalah Chika sendiri.

"Hai. Ngapain kesini Ka?" tanya Chika.

"Pengen mampir, lo baik-baik aja kan?" Ditanya seperti itu membuat tatapan Chika yang tadi ceria jadi sendu. Tentu saja ia tidak baik-baik saja karena ditinggal Vivi.

"Sebenarnya gue juga berat ninggalin jeketi dan elu tapi gimana ya." Bibir Vivi tidak bisa lagi mengungkapkan apa yang ada di hatinya terasa berat.

"Maaf Ka, aku cuma belum bisa terima aja kaka ninggalin jeketi secepet ini."

"Gue ngerti, tapi kan gue masih dibumi Chik, ga kemane-mane." Canda Vivi. Chika tersenyum mencebikan bibirnya, salah satu yang ia suka dari Vivi dia lah salah satu pembuat warna di hari-hari Chika. Mungkin jika Vivi sudah tidak ada di jeketi warna hidupnya jadi berkurang atau mungkin jadi monokrom? Tidak Chika harus bergerak maju dengan atau tanpa Vivi.

"Aku ga bisa apa-apa Ka, maaf ya? Andai aja aku bisa bilang sama manajemen buat pertahanin Ka Vivi."

"Gue juga akan pergi Chik." Senyum Vivi mengembang saat Chika mengangguk mengerti.

"udeh, lu jangan inget-inget kelakuan kita ntar tambah sedih." Hibur Vivi. "Ikhlas aja ye gue duluan."

Chika mengangguk.

"Lama-lama lo kek pajangan di mobil angguk-angguk mulu."

"Ka Vivi.. " mata Chika menjadi basah kembali.

"Udah ya, jangan nangis terus. Gue pamit. Ortu gue udah nungguin."

Vivi mulai berjalan meninggalkan pekarangan rumah Chika. Sudah berada didekat mobil Vivi, ia menoleh dan terkejut saat Chika berlari dan memeluk dirinya.

"Dari ka Vivi aku tau, kebaikan adalah kekuatan. Maaf dulu aku nolak kamu tapi Ka Vivi masih baik sama aku. Salahku nyia-nyiain Ka Vivi."

"Jangan sedih, gue masih sayang sama lu."

Gerimis masih belum usai keduanya memilih menikmati kehangatan pelukan dalam rintik air.
































Kembali lagi setelah satu tahun berdebu wkwkwk
Sumpah y masih agak gimane gitu sama pengumuman restrukturisasi itu mana Badrun juga ikut, sedih:( Indy juga, Amel juga :(
Team KIII dan lainnya juga dibubarin, setlist ramune juga ikut bubar,
Gue paling suka setlist ramune karena semua lagu enak enak dan ga terlalu gimane gitu liriknya. Eh sayang, malah udahan:(

Bye

One Shoot Story ShipperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang