"Kubil! Napa sih liat handphone mulu! Aku dicuekin!"
"Bawel ih! Gw lagi ngebales chat nya Ka Nadse! Gebetan gw, ntar ngambek lagi gw telat balasnya."
"Ish! Tapi jangan cuekin yang disini juga kali!"
Nabilah acuh dan asyik dengan handphonenya sendiri. Sampai tidak sadar Gaby sudah beranjak dan pulang.
Kubil alias Nabilah hanya cuek saja, dia sudah terbiasa dengan sikap ambekannya Gaby tanpa tau penyebabnya, padahal itu sedikit banyak adalah salahnya, tanpa sadar Nabilah selalu melukai perasaan Gaby yang menyukainya, bahkan mencintainya dengan selalu membahas Nadse, gebetannya.***
"Gab, besok gw pengen nembak Ka Nadse."Uhuk!
Sontak saja, Gaby kaget. Bagaimana tidak kaget, orang yang selama ini dia cintai akan menyatakan perasaannya kepada orang lain terlebih lagi orang yang Nabilah sukai menunjukan perhatian yang lebih kepada Nabilah.
"Makannya hati hati! Malu maluin aje lu!"
Gaby segera menerima minuman yang Nabilah beri meneguknya sampai rasa sakit tersedaknya hilang.
"Yakin Bil? Kalau kamu ditolak gimana?"
"Setidaknya gw udah usaha lagian Ka Nadse kaya nunjukin juga suka sama gw." ucap Nabilah dengan percaya dirinya.
"Semoga diterima aja deh,Bil." ucap Gaby menunjukan senyum tulus.
"Iya semoga deh."
Gaby tidak selera lagi memakan makanannya membuat Nabilah heran melihat kelakuan Gaby yang akhir akhir ini sedikit berubah dan aneh menurutnya.
Keesokan harinya, seperti yang dikatakan Nabilah. Ia akan menyatakan perasaannya kepada Nadse, Kaka kelasnya.
Nabilah sedang menunggu Nadse yang membeli minuman, peluh masih membasahi pelipisnya baju celana trainingnya juga sedikit basah akibat lari pagi yang melelahkan."Nih bil." ucap Nadse dan mengulurkan air mineral didepan Nabilah.
"Makasih ka."
Selesai meminum minumannya, Nabilah
Menunduk menatap kerikil, ia mulai ragu apakah ia harus mengungkapkannya.
Kalau ia ditolak bagaimana? Tapi apa mungkin?"Ka Nadse."
"Ya? Kenapa Bil? Kok muka kamu pucat?" ucap Nadse.
"Ada yang mau aku omongin."
"apa?"
"Aku..."
"Kenapa?"
"Akucintasamakakakkakakmaujadipacaraku?" ucap Nabilah dengan cepat.
Nadse menyerngit ucapan Nabilah sangat cepat sehingga indra pendengarannya tidak menangkap ucapan Nabilah tadi."Aku ga denger bil, ngomongnya jangan cepet gitu ah." sergah Nadse.
Nabilah mengambil nafas dan menghembuskannya.
"Aku Nabilah, cinta sama Ka Nadse. Kaka mau jadi pacar aku?"Nadse kaget bukan main mendengar pernyataan Nabilah. Selama ini dia hanya menganggap Nabilah sebagai adiknya, bukan sebagai orang yang ingin dia miliki.
"Maaf Bil, selama ini Ka Nadse hanya menganggap kamu sebagai adik kaka, tidak lebih." ucap Nadse jujur.
"Tapi aku cinta sama kakak." ucap Nabilah lirih.
"Kamu bisa hilangin itu Nabilah, masih ada kok yang mau sama kamu. Dia yang harusnya kamu pilih bukan Ka Nadse."
Nabilah tertunduk sedih, dia pikir ia akan diterima oleh Kaka kesayangannya itu ternyata perhatiannya Nadse tidak lebih sebagai kakak yang perhatian kepada adiknya.
"Udah yuk, kita pulang udah rada siang ini."
***
"Kenapa Bil?"
"Kenapa apanya?" ucap Nabilah berkilah.
"Ga usah sok gitu deh, aku tau kalau kamu ada masalah."
"Ada hubungannya sama Ka Nadse?" tanya Gaby lagi, saat tidak ada jawaban dari Nabilah.Nabilah menghela nafas, lalu menceritakan kejadian tadi pagi saat dirinya menembak Nadse dan jawaban Nadse yang menganggapnya hanya sebagai adik kesayangannya . Gaby mengusap bahu Nabilah, berusaha menguatkan hati Nabilah.
"udah ya,Masih banyak kok yang suka sama Nabilah."
"Termasuk aku." lirih Gaby.
"Makasih Gab, Kamu selalu ada saat saat kaya gini disamping aku. Kamu memang sahabat terbaik aku."
Cinta memang selalu menyebalkan, berkali kali Nabilah tanpa sadar menyakiti Gaby, Gaby menangis, lalu keesokan harinya, hatinya berbunga kembali dan perasaannya luluh lagi pada Nabilah, berkali kali seperti itu, dengan siklus yang sama.
"Aku ada cerita nih,mau dengerin ga?"
Nabilah mengangguk tanpa antusias.
Tiga puluh menit berlalu, Nabilah menjadi pendengar yang baik tanpa menyimak apa yang dibicarakan Gaby. Sedang, Gaby sendirian menceritakan hal hal yang seru dan lucu menurutnya namun hanya dibalas Nabilah dengan anggukan dan sedikit senyuman ketika bagian lucu yang diceritakan Gaby."Kadang kita terlalu fokus mencari sesuatu yang sempurna sampai kita lupa, siapa yang selalu ada buat kita. Keren deh Bil, quotesnya." ucap Gaby.
"Iya. Keren." ucap Nabilah tanpa minat.
"Kita pulang yuk Bil? Udah sore ini."
"Iya, ayo."
***
Empat bulan kemudian."Gaby!"
"Astaga ngagetin aja Bil!"
"Aku pengen ngomong, sama kamu."
"Apa?"
"Aku jatuh cinta sama seseorang."
"Wah siapa itu bil?" ucap Gaby berusaha antusias, Gaby tau Nabilah menyukai Sinka teman baru mereka dikelas mereka. Terlihat dari perlakuan Nabilah sebulan terakhir pada Sinka.
"Kamu mau tau beneran siapa?"
"Tentu dong! Siapa?" balas Gaby dengan suara sedikit goyah.
"Kamu." ucap Nabilah singkat.
Deg!
End
Yeay happy new year semua, jiaahhh telat amat gw.
Jan lupa pot dan komennya neng mas mba tante om kaka adik(?)Sampe ketemu di ff sebelah.✋✋✋👋👐
Wkkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shoot Story Shipper
RandomFf oneshoot terinspirasi dari lagu XD Hope you enjoy with my story ff! Don't forget to leave vote and comment