GRESHAN?

1.6K 106 5
                                    

Shani terbangun dari tidur lelapnya, senyum terbit dibibirnya ketika melihat siapa yang berada dalam pelukannya. Shani bersandar pada dinding kasurnya. Menghadap kaca besar yang memerlihatkan birunya laut dan indahnya sunrise dipagi hari. Mood Shani bertambah senang saat merasakan sebuah beban berada didadanya. Shani menunduk guna melihat wajah yang saat ini sedang bersandar didadanya. Tangan Shani terangkat memeluknya dan mengelus rambut Gracia. Gracia tersenyum mendapat pelukan yang hangat dari Shani, tiada bosan ia memekik senang dalam hati.

"Indah banget sunrisenya." Ucap Gracia. Shani mencebikan bibirnya menatap Gracia gemas.

"Kamu dari tadi merem, aku ga liat kamu natap ke depan. Mana bisa kamu nyimpulin indah atau ngganya." Protes Shani. "Aku ga muji sunrise didepan aku,aku muji sunrise dipelukan aku." Sesaat ucapan Gracia keluar dari bibirnya, seketika itu wajah Shani memerah. Rambut Shani yang digerai Shani raih guna menutupi pipinya yang memerah. "Makin jago ya kamu gombalnya." Komentar Shani. "Kamu tuh, udah sering aku gombalin masih aja merah pipinya. Awww, Gila! Sakit Ci!" Gracia memekik diujung kalimatnya, saat tangan kiri Shani yang berada dipinggangnya dengan santai mencubit pinggangnya. Gracia sekarang duduk tegak tidak lagi berada dalam pelukan Shani, tangannya sedang sibuk mengelus pinggangnya yang terasa panas. Bahaya memang kalo malaikat berubah sifat jadi setan.

"Jahat banget sih,Ci." Gracia cemberut memajukan bibirnya, tanda ia merajuk pada Shani. "Siapa suruh nyari gara gara sama aku sepagi hari yang cerah ini." Gracia mendengus, sikap dia memang tidak pernah benar dimata Shani, cuek salah ngegombal juga salah. Gracia diemin Shani malah Gracia yang minta maaf karena melihat Shani yang menangis. Shani memang ajaib. "Ngelamunin apa kamu? Mikir buruk tentang aku?" Tanya Shani. "Cenayang ni orang, untung sayang." Gumam Gracia. "Gapapa Ci, kita mau kemana hari ini?" Gracia sengaja mengalihkan pembicaraan. Mereka sedang berada di swedia,berlibur. "Aku ga ada ide mau kemana, mau dihotel aja." Ucap Shani.

"Baiklah, emang ga mau keluar jalan jalan dilaut?" tawar Gracia. "dilaut mah berenang bukan jalan jalan." Jawab Shani "Iya maaf, maksud aku jalan jalan dipinggirnya."

"Ga mau ah, aku pengen berduaan sama kamu." Ucap Shani. "Aku pengennya berduaan sama iqbaal." Balas Gracia. Raut wajah Shani pun berubah, Gracia menyesali ucapannya bisa bisanya dia menggoda Shani pada saat dia baru saja beberapa menit berbaikan dengan Shani. "Maaf Ci,bercanda. Aku Cuma niruin yang lagi hits di ig." Gracia mengangkat jari telunjuk dan tengahnya tanda damai. Shani hanya menatap Gracia datar,membuat Gracia bergidik takut. Mood swing banget sih, perasaan bukan jadwal dia pms.

Gracia melompat kepangkuan Shani, segera ia mengecup bibir Shani sekilas. "Jangan marah, tadikan cuma bercanda." Ucap Gracia lembut. Shani melunak ia menerbitkan senyum terbaiknya. Gracia menyadari ada hal lain dari senyuman Shani yang terlampau lebar. "Aku maafin kamu, ada syaratnya." "Apa?" tanya Gracia."Kamu masih mau lama lama duduk dipangkuan aku?" tanya Shani. Gracia kembali duduk disisi kasur yang kosong.

"Kamu harus mau beli barang apapun yang aku mau." Gracia menutupi kesedihan diwajahnya, bisa dipastikan dompetnya akan kekurangan gizi sesaat lagi. Gracia mengangguk pasrah, Shani memekik senang.Ia memeluk dan mencium bibir Gracia, Gracia menahan tengkuk Shani. Gracia membalas ciuman Shani dan melumat bibir Shani. Suara decakan memenuhi ruangan yang semula senyap.

***

"Shani tungguin!" Teriak Gracia, Gracia berada dibelakang Shani beberapa langkah. Dia kepayahan dengan banyak goodie bag digenggamannya. Salah memang kalau menuruti kemauan Shani kalau berbelanja dia suka semaunya sekali.

"Apasih, kamunya payah banget gitu doang ga bisa." Ucap Shani seenak jidatnya. "Gitu doang kata kamu!? Mata kamu dimana dah, coba liat belanjaan kamu sebanyak gini! Tangan aku sampe merah gini!" ucap Gracia menunjukan telapak tangannya yang memang merah. "Ya udah kita mampir ke cafe itu ya buat istirahat." Gracia hanya diam mendengus tanpa mau menatap pada Shani. Shani tau dia udah keterlaluan pada kekasihnya itu. Tak seharusnya dia memperlakukan Gracia semaunya. "Aku traktir Gellato kesukaan kamu deh."Rayu Shani, namun masih tak mempan untuk membuat Gracia menoleh padanya. "Sama cake matcha deh, mau ga?" Gracia masih bergeming. "Ya udah,gellato,cake matcha,sama ice cream vanilla mint. Mau ga?" Rayu Shani, rasa kesal Gracia menguap begitu saja mendengar penawaran Shani. "Mau ga?" tanya Shani memastikan. "Ya maulah! Ayo!" Tanpa ragu Gracia melangkahkan kakinya ke cafe itu dan meninggalkan Shani. Dasar makanan aja cepet.

One Shoot Story ShipperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang