Ini lanjutan dari Greshan, ceritanya akan nyambung kesini, baca Greshan dulu baru ngerti.
"Kamu udah punya pacar?" Suasana menjadi canggung saat Gracia tidak kunjung menjawab, beruntung Gerald datang menyelamatkan situasi kecanggungan mereka.
Tak lama pesanan mereka datang, mereka makan dengan tenang diselingi candaan Gerald dan Shani.
"Gerald, Ci Shani pergi dulu ya." ucap Shani sesaat telah menghabiskan makanannya.
"Yah... Padahal Erald mau main sama Ci Shani."
"Lain kali ya Gerald, Ci Shani lagi sibuk." Gracia ikut menimpali, tatapannya lurus pada Shani yang menatapnya.
Shani dapat menerima, mungkin Gracia tidak ingin melihat dirinya.
"Ya udah nanti kalau ada waktu Ci Shani main ke rumah Gerald kita main." Shani meninggalkan beberapa lembar uang ditagihan makan mereka lalu pergi.
Sejujurnya Shani ingin lebih lama melihat Gracia sedekat tadi. Andai saja dulu dia tidak melakukan kesalahan fatal, mungkin sekarang ia masih berbahagia dengan Gracia. Berandai-andai membuat Shani sakit sendiri. Gracia adalah orang yang berharga dihidupnya, yang terlambat ia sadari.
Dulu saat masih berpacaran bersama Gracia dia mengalami jenuh dalam hubungannya. Shani tak sengaja nyaman dengan seseorang yang berhasil menurunkan Gracia sebagai prioritas Shani. Mereka berpacaran dibelakang Gracia, memang benar jika suatu hal yang disembunyikan suatu saat akan terbongkar. Shani mengalami itu, Gracia saat itu juga meminta Shani untuk tidak menemuinya lagi dan hubungan mereka berakhir.
Saat Gracia tidak ada lagi berada dilingkaran hidupnya, Shani baru menyadari Gracia berarti untuknya. Sangat berarti, harusnya ia tidak melakukan tindakan bodoh itu supaya hubungan mereka tidak kandas.
Tapi cukup setahun bagi Shani untuk membiarkan Gracia hilang dari hidupnya, ia harus menarik Gracia kembali kekehidupannya. Menjadi pendampingnya yang terakhir.
Keesokan harinya Shani menepati janjinya pada Gerald. Shani menyambangi rumah Gracia, yang masih bertempat dialamat yang Shani ketahui. Shani mengetuk pintu utama rumah Gracia. Tak lama hadir Veranda kaka Gracia yang membukakan pintu untuknya.
"Shani?" Veranda memeluk Shani, karena sudah lama sekali mereka tidak bertemu.
"Silakan masuk." Veranda memberi ruang untuk Shani masuk.
"Gerald ada Ka?" Veranda mengangguk lalu memanggil Gerald.
Gerald datang dengan binar bahagia diwajahnya.
"Ci Shaniii,," Gerald memekik senang.
"Halooo Gerald, Cici bawain mainan buat Gerald nih." Shani menyodorkan sekantong paper bag besar pada Gerald. Gerald membuka memekik senang karena mendapat mobil-mobilan dengan remote control.
"Wahhhh makasih ya Ci Shani. Main diluar yuk Ci, temenin Gerald." Gerald menarik tangan Shani.
Dengan riangnya Gerald memainkan mobil-mobilan itu ditaman rumahnya. Shani hanya duduk mengamati Gerald. Tak lama suara motor yang berhenti menarik perhatian Shani. Gracia turun dari boncengannya, menyerahkan helm kepada pemilik motor dan tersenyum manis.
Jangan tanya bagaimana reaksi Shani, sudah pasti ia merasa cemburu melihatnya.
"Eh Gerald kok disini?" Tanya Gracia.
"Ini lagi main mainan yang dikasih Ci Shani."
"Ci Shani?"
"Iya, tuh Cicinya." Gerald menunjuk pada bangku taman yang sedang diduduki Shani. Shani berusaha tersenyum dan menghampiri mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shoot Story Shipper
RandomFf oneshoot terinspirasi dari lagu XD Hope you enjoy with my story ff! Don't forget to leave vote and comment