Me

1.1K 90 13
                                    

Shani baru saja masuk pada mobil, hari ini ia memiliki janji dengan kekasihnya Gracia.

Shani sudah berada di kediaman Gracia, Menarik rem tangan dan segera mencari keberadaan handphonenya untuk menghubungi Gracia.

Ge, aku udah di depan ketik Shani pada aplikasi chat.

Tak lama ada tanda centang itu berubah warna,Gracia keluar dengan setelan sederhana dengan mengenakan baju kaus lengan panjang berwarna kuning dan celana kain berwarna ungu.

Shani yang dari tadi melihat dari jendela kaca mobil sontak meneguk kasar ludahnya, betapa mengerikannya selera fashion dari Gracia.

"Yuk jalan." Ucap Gracia sembari menutup pintu mobil samping kemudi.

"Ge, aku masih sanggup nungguin kamu kok buat ganti baju kamu, ga nyambung banget." Ucap Shani menyampaikan pendapatnya.

"Biarin aja mereka ga nyambung, yang penting kita yang selalu nyambung." Sahut Gracia, tidak ada tampang bersalah pada wajahnya yang lucu itu.

"Ge, Kita kan mau ke mall, ga ke lenong jawa!" ucap Shani masih berusaha sabar.

"Ci,Cici tau ga apa bedanya pohon sama kamu?" Sahut Gracia dengan tidak nyambung.

"Apa?" tanggap Shani dengan malas, ia malas berdebat dengan Gracia setiap kali mereka bertengkar ujung-ujungnya ada saja cara ajaib ala Gracia mencairkan suasana ataupun dengan tingkahnya yang menurut Shani sangat ajaib.

"Kalau pohon Mahoni kalau kamu My Honeyyy!" ucap Gracia dengan memeluk erat lengan Shani. Shani mengacak pelan rambut Gracia dan menurunkan rem tangan, lebih baik ia hentikan saja perdebatan ini.

Gracia tersenyum dalam hati, mudah saja baginya untuk meruntuhkan atau memenangkan perdebatan antara mereka. Cukup bertingkah seperti dirinya sendiri dalam sehari-hari maka Shani akan luluh dan lebih memilih mengalah.

"Shan, aku mau itu.." ucap Gracia dengan menunjuk ke salah satu etalase toko yang ada di dalam Mall. Shani mengikuti arah tunjuk Gracia, ia menggeleng heran dengan Gracia. Sebuah mainan Barbie? Apa Gracia tidak pernah menyadari bahwa umurnya sangat tidak cocok untuk membeli mainan untuk anak balita?

"Geee, kamu kan udah banyak mainan itu Ken lah, Barbie, Arnold, Popo, Cassie-"

"Heh itu nama kucing kamu." Potong Gracia. Saking kesalnya Shani sampai tidak fokus.

"Masih kurang Shaniii, pen beli satu lagi trus namain Annabelle kayanya lucu." Ucap Gracia masih menatap Shani dengan mata memohon andalannya. Annabelle apa yang lucu? Shani cukup heran dengan nama pemberian Gracia yang tidak waras. Annabelle? Bukan kah itu karakter film horor yang mengerikan? Shani memejamkan matanya sejenak.

Ingatkan Shani untuk menjitak authornya, karena telah membuat karakter Gracia yang menyebalkan ini.

"Ya ya ya? Boleh ya?" Ucap Gracia masih memohon pada Shani. Shani menghela napas ada ada saja pinta kekasihnya itu.

Shani pada akhirnya mengiyakan saja pinta Gracia daripada membuat kembali perdebatan yang ujungnya akan dimenangkan Gracia lagi.

Mereka memasuki toko yang tadi ditunjuk Gracia, Mereka langsung disambut oleh pelayan toko yang memasang wajah ramah terkesan heran karena pertama baju Gracia yang nabrak sekali warnanya, kedua kenapa dua orang dewasa memasuki toko mainan yang isinya hanya pernak pernik anak kecil. Shani meringis merasakan pandangan orang lain pada Gracia, padahal Gracia yang sedang diperhatikan tapi entah kenapa Shani juga merasakan herannya ia pada selera Gracia yang aneh, dan selalu bertingkah ajaib.

"Mba, saya mau beli itu." Ucap Gracia dan menunjuk boneka barbie yang terpajang pada pelayan yang menyambutnya saat memasuki toko.

"Item ini mba?" ucap pelayan memastikan.

One Shoot Story ShipperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang