12❇ Jatuh Bersamamu

131 51 1
                                    

Playing Now;
Lover - Taylor Swift ft. Shawn Mendes

»»————>❇❇❇<————««

Ckittt.

Braaakkkk!!!

"A-apa itu?!" Kaget Hazel, begitu juga Chris dan semua orang.

"Sepertinya ada kecelakaan? Kereta menabrak sesuatu?" Tebak Chris.

"Memangnya bisa, ya?" Tanya Hazel.

"Tentu saja. Bahkan kereta mewah yang hanya dinaiki oleh kalangan atas saja bisa mengalami masalah dan kendala apalagi hanya kereta gratis yang tua ini,"

"Apa yang ditabrak?"

"Mungkin reruntuhan batu secara di samping kanan kita adalah tebing miring yang cukup mengerikan,"

Seketika suasana di dalam gerbong menjadi hiruk pikuk. Atmosfer menjadi lebih buruk karena para penumpang yang terlihat mulai mengeluh.

Tidak, mereka tidak mengeluh karena kecelakaan kereta ini melainkan terhambatnya waktu perjalanan sedangkan persediaan makanan yang mereka bawa hanya cukup tuk beberapa hari saja. Menambah satu atau dua hari lagi tuk masa perbaikan jelas merupakan masalah bagi mereka.

Kemudian, tak lama mereka semua diminta untuk turun selagi menunggu pihak perbaikan sampai yang katanya diperkirakan datang secepatnya. Entahlah, makna secepatnya terasa mustahil apalagi ini kereta yang ditumpangi orang-orang terbuang yang jelas tidak berduit.

"Yang benar saja kita harus terjebak di sini selama waktu yang tidak ditentukan," Protes Hazel entah pada siapa.

Sementara Chris, dia tidak kaget. Hal seperti ini sering ia temui dalam perjalanan kereta menemani ayahnya meliput berita tuk dimuat di halaman koran sewaktu kecil dulu.

"Hazel, ayo turun!" Ajak Chris.

Mau tidak mau Hazel menurut sembari memeluk tas besar yang berisi persediaan makanannya bersama para penumpang lain yang mulai berhamburan keluar gerbong.

Kini, sepanjang mata memandang di samping kiri hanyalah padang rumput diselingi bunga liar dan beberapa pohon.

"Sekarang apa yang akan kita lakukan?"

"Menunggu, tentu saja." Jawab Chris simple.

Menghela nafas, Hazel  berkacak pinggang, "Bukan itu, maksudku apa yang akan kita lakukan dengan beberapa sisa roti ini? Jika memakannya selagi menunggu perbaikan kereta selesai kita akan kehabisan makanan bahkan sebelum menaiki kereta lagi,"

Chris seperti berpikir. Apa yang harus mereka lakukan sekiranya dapat mengakali perbekalan makan kiranya cukup hingga tiba di peron?

Selagi berpikir, matanya kemudian jatuh menatap hamparan rumput liar di sana. Kemudian, terbersit ide di kepalanya, "Hazel, kau punya korek api?"

"Untuk apa?"

Kemudian, Chris menunjuk apa yang dilihatnya.

"Kau ingin kita memasak rumput?!"

"Tentu tidak, memangnya kita kambing?" Balas Chris berkilah.

"Lalu apa?"

"Kau tidak lihat? Di sana ada beberapa jamur yang dapat dimakan. Jika kau bisa buatkan api, maka aku bisa buatkan makanan." Jawab Chris.

"Oh, baiklah,"

....

Ternyata jamur yang ditemukan hanya berjumlah empat buah ukuran sedang dan itu jelas tidak cukup untuk perut mereka berdua.

Alhasil, Chris pergi mencari lebih banyak lagi dan meninggalkan Hazel yang menunggu nyaris mati kebosanan di tengah dinginnya udara malam yang cukup berangin.

"Memangnya dia tidak kedinginan, ya?" Gumam Hazel menatap coat belel milik Chris yang dikenakannya. Pria itu meminjamkannya untuk Hazel.

Sekitar dua puluh menit, Chris kembali dengan jamur yang penuh di pelukan bajunya.

"Rambutmu berantakan," Komentar Hazel begitu Chris tiba usai meletakkan jamur-jamur itu di tanah depan mereka.

"Anginnya cukup kencang dan lumayan dingin," Balas Chris.

"Kau tidak masalah jika ini kupakai?" Yang dimaksud Hazel adalah coat Chris tadi.

"Tidak masalah, pakai saja. Aku hanya bilang anginnya cukup kencang dan dingin bukan berarti aku kedinginan,"

Bohong, kau bisa saja masuk angin. Batin Hazel menyangkal.

Ingin Hazel melepaskan coat tersebut dan menyerahkannya pada si empu yang punya namun Chris keburu menodongnya dengan pertanyaan, "Kau belum nyalakan apinya?"

"Tentu saja, jika aku nyalakan lebih dulu sebelum kau tiba maka itu akan membuang persediaan kayu bakar kita. Aku susah payah mendapatkannya karena sempat berebut dengan para penumpang lain yang juga ingin menyalakan api," Sungut Hazel.

Chris malah terkekeh melihat Hazel yang mengerucutkan bibirnya itu.

"Apanya yang lucu?!" Protes Hazel karena kekehan Chris tak kunjung reda.

"Tidak. Kau menggemaskan,"

"A-apa?"

"Tidak ada. Ayo cepat nyalakan apinya agar kita bisa segera makan!"

Ia tahu Chris mengalihkan pembicaraan, tapi yang Hazel lakukan berikutnya adalah lebih memilih menyalakan api ketimbang menuntut Chris dengan pertanyaan.

....

Chris yang setengah berbaring, tersenyum menatap Hazel yang masih duduk dengan lahap memakan jamur panggangannya.

"Enak?" Tanya Chris.

"Semua akan terasa enak ketika perut lapar, tuan"

Chris tertawa, "Jadi kau terpaksa memakannya? Menurutku rasanya tidak seburuk itu,"

Memang tidak karena rasanya sangat enak, batin Hazel sembari tersenyum kecil.

"Oh ya, apa kau tidak ingin memotong rambutmu?" Hazel memutar topik secara tiba-tiba.

"Rambutku? Apa karena berantakan sebab ditempur angin tadi membuatmu risih menatap kepalaku?"

"Tidak, hanya saja rambutmu agak sedikit panjang."

"Yah, memang sudah lama sekali sih sejak terakhir kali aku memangkasnya,"

"Kau ingin aku membantumu memotongnya?" Entah dapat darimana, Hazel sudah siap dengan pisau di tangan.

"D-darimana kau mendapatkan itu?"

______________________

TO BE CONTINUE
______________________

GERBONG KERETA, CERITA KITA {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang