Tahun ajaran baru telah tiba. Pagi-pagi buta aku sudah berpamitan pada keluargaku untuk kembali ke kampus. Selama aku menjadi mahasiswa di kampusku, aku memang diharuskan untuk tinggal di asrama. Aku hanya pulang ketika liburan semester. Ayah meminta maaf karena tidak bisa mengantarku. Aku dan Yelena melakukan high five, kami juga sempat berpelukan. Ibu memelukku lama sekali. Ibu adalah orang paling emosional setiap kali melepas keberangkatanku untuk kembali ke asrama. Aku mengatakan padanya bahwa aku akan baik-baik saja.
"Aku berangkat!" Aku berseru dari balik helm. Keluargaku melambaikan tangan. Mereka melepas keberangkatanku. Aku pun melajukan motorku di jalanan, melawan dinginnya udara pagi. Aku sangat bersemangat. Setelah libur selama sebulan, semangat belajarku telah kembali. Aku sangat antusias menyambut tahun ajaran baru.
Aku tiba di asrama. Bangunan asramanya seperti apartemen dengan 1 unitnya terdiri dari 4 anak. Asrama ini masih 1 komplek dengan kampus. Aku memarkirkan motorku di basement. Sekarang tepat pukul 6 pagi. Masih ada waktu sekitar 3 jam lagi untuk bersiap sebelum memulai ke kelas pertamaku di tahun ajaran baru.
"AYO WHAT'S UP BROO!" Aku menoleh kala sebuah seruan mengejutkanku di tengah basement yang sepi. 2 orang pemuda berlari mendekatiku dengan wajah riang mereka. Keduanya sebaya denganku. Kami adalah teman satu kamar.
"Kalian berangkat bersama?" Aku bertanya.
"Tidak. Aku dulu yang tiba di sini. Tapi saat di jalan aku tidak sengaja bertemu dengan Hugo. Dia mampir ke supermarket dulu untuk membeli roti. Dia memintaku menunggu," jawab Rashad. Pemuda dengan senyum kalem dan rambut cokelat tua mullet-nya.
"Tumben berangkat sendiri? Dua semester lalu kau selalu diantar ayahmu tiap tahun ajaran baru, kan?" tanya Hugo. Pemuda dengan kulit tan eksotis yang membuatnya terlihat manis.
"Ayahku tidak bisa mengantar. Ada rapat pagi. Kebetulan aku sudah lama tidak mengendarai motorku. Jadi aku berangkat sendiri," jawabku. "Jay belum datang?"
Panjang umur. Sosok yang aku maksud akhirnya tertangkap oleh penglihatanku. Dia adalah Jay. Soulmate yang selalu bersama denganku 24/7 selama di kampus. Dia juga merupakan teman sekamarku──bersama Rashad dan juga Hugo. Kami mendaftar universitas di hari dan jam yang sama. Kami sangat dekat sejak pertama kali bertemu.
"Kalian sudah tiba dari tadi?" tanya Jay setibanya di hadapanku, Rashad, dan Hugo.
"Jen baru saja tiba. Kalau Rashad dan aku sudah sejak tadi," jawab Hugo mewakili.
Kami lalu menuju kamar kami bersama-sama. Kami mengobrol banyak hal sepanjang perjalan. Topik percakapan seputar liburan semester kami. Rashad dan Hugo mendominasi percakapan. Di antara kami berempat, mereka memang yang paling heboh dalam hal apa pun jika sudah disatukan.
***
Aku kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta bergengsi di kotaku, Culture Technology Academy atau biasa disebut CTA. Ini adalah kampus khusus bagi anak-anak yang memiliki ketertarikan dengan teknologi, mesin-mesin, dan sebagainya. Aku dan ketiga sahabat baikku masuk ke jurusan yang berbeda. Aku masuk jurusan Seni Otomotif. Aku memang suka dengan hal-hal berbau otomotif sejak kecil. Aku juga suka merancang desain dari kendaraan impianku, meskipun dulu masih amatiran sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE FIGHT SERIES | #1 ROOFTOP FIGHT
Fanfiction⚠ CERITA INI DIBUAT UNTUK MENGHIBUR PEMBACA YA BUKAN UNTUK DICURI! :D ⚠ BAHASA BAKU ⚠ IT'S JUST FANFIC, BE A SMART READER GUYS! ⚠ SERIOUS WARNING FOR SOME CHAPTERS DUE TO VIOLENT CONTENT • Ini bukan tentang kisah royal charming yang mampu membuatmu...