» 19 • Bad News

33 11 5
                                    

Kami kembali menaiki jet pribadi Keluarga Ziv setelah semua urusanku di rumah sakit selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kami kembali menaiki jet pribadi Keluarga Ziv setelah semua urusanku di rumah sakit selesai. Sekarang pukul empat pagi. Kami berkumpul di bagian tengan badan jet. Mungkin jika ini rumah, tempat kami berkumpul sekarang bisa disebut ruang tamu.

Dengan tubuh terbaring di sebuah sofa dalam posisi setengah duduk, tanganku berkutat di layar proyeksi hologram. Ada banyak hologram-hologram di sekitarku, dengan tampilan dan bentuk yang berbeda-beda. Wajahku serius. Tanganku sejak tadi menari-nari di udara.

"Apa yang sebenarnya sedang kau lakukan?" Setelah cukup lama tidak ada yang membuka suara, karena tidak tahan, Hugo memutuskan bertanya.

"Mencari keadaan mereka," jawabku seadanya.

Hugo saling lirik dengan Mark yang duduk di sebelahnya. Tanpa perlu aku jelaskan pun sahabatku itu pasti tahu siapa 'mereka' yang aku maksud.

"Apakah alat pelacaknya masih bekerja?" tanya Rashad.

"Tidak. Aku yakin Yolanda sudah tahu soal keberadaan alat pelacak itu dan kemudian mematikannya. Alat itu terakhir berfungsi di sekitar Milan. Aku sedang meretas jaringan lokal untuk memastikan di mana persisnya supaya aku bisa membuat spekulasi ke mana tujuan mereka selanjutnya."

"Meretas jaringan lokal? Sejak kapan kau menjadi seorang hacker?" tanya Jay.

"Sejak kalian sibuk menikmati pameran dan pergelaran inovasi IPTEK kadet senior saat jeda semester."

"Gotcha!" Aku berseru pelan. Jaringan lokal telah memberikan koordinat titik terakhir dari alat pelacak yang aku pasang di tubuh Yolanda. Karena penasaran, keenam sahabatku pun mendekat.

"Astaga! Kau punya citra satelit real time dan detektor thermal sendiri?" Jill terkejut karena proyeksi hologram di hadapanku kini menampilkan sebuah bentuk tiga dimensi dari sebuah gedung tua terbengkalai di pinggiran Kota Milan. Detail sekali gambaran itu.

"Kau membajak sistem antariksa negara mana, heh?" tanya Hugo yang juga terkejut.

"Jen anggota intel. Tidak seharusnya kalian terkejut soal itu," sahut Cedric datar.

"Itu gedung apa?" tanya Mark dan Rashad dalam waktu bersamaan.

"Itu terlihat seperti gudang," ujar Jay sambil memperhatikan tampilan tiga dimensi dari proyeksi hologramku.

Aku mengangguk. "Gudang senjata lebih tepatnya."

Aku menoleh ke Cedric.

"Apa?"

"Bisakah jetmu ini terbang ke Milan, Cedric? Aku hendak memeriksa gudang itu."

Cedric mengangkat bahu. Anak itu lantas menekan gadget kecil telinganya. "Kita terbang ke Milan. Urusan mendadak. Koordinatnya akan segera kukirim."

Aku tersenyum. "Terima kasih."

"Tidak masalah. Cepat kirim koordinatnya padaku! Aku harus mengirimnya pada pilot pribadiku segera."

THE FIGHT SERIES | #1 ROOFTOP FIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang