» 4 • New

53 14 18
                                    

Aku, Rashad, Hugo, dan Jay tidak ikut makan siang bersama di kantin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku, Rashad, Hugo, dan Jay tidak ikut makan siang bersama di kantin. Kami melakukannya di asrama. Ketiga sahabatku itu hutang penjelasan padaku, dan mereka akan menceritakan semuanya sambil makan siang. Asrama pun menjadi pilihan kami.

"Jadi, kenapa kalian bisa ada di ruangan Tuan Roberto?" Aku langsung menodong mereka dengan pertanyaan setibanya kami di asrama.

Aku duduk di kasurku dengan Jay. Sedangkan Rashad dan Hugo duduk di atas kasur Hugo. Kami berempat saling berhadapan.

"2 orang asing yang bersama dengan kami tadi itu namanya Cedric dan Jill. Mahasiswa baru yang diceritakan Mark saat kita berkumpul di lapangan. Ingat?" Jay yang menjawab. Wajah Rashad dan Hugo masih terlipat, kusut sekali. Mereka tidak akan bisa menjawab pertanyaanku dengan baik. Maka dari itu Jay yang melakukannya.

Aku mengangguk. Aku masih ingat dengan cerita Mark tadi pagi.

"Setelah kepergianmu bersama Jane, mungkin kau sudah menduganya, kami terlibat masalah. Hugo tidak sengaja menabrak Cedric saat kami berjalan di koridor. Anak baru itu membawa segelas smoothie, dan smoothie itu otomatis tumpah dan tumpahannya mengenai pakaian Hugo."

Aku mengangguk. Dari sini aku bisa menebak alur berikutnya. Hugo pastilah kesal dan mengajak anak bernama Cedric itu berdebat.

Jay mengangguk. "Yang kau pikirkan itu benar, Jen. Hugo kesal, dan dia mengajak Cedric berdebat. Anak baru itu adalah pendebat yang baik. Betul kata Mark, jangan coba-coba mengajak anak itu berdebat atau kita akan dapat mimpi buruk. Temannya, Jill, datang menghampiri. Dia awalnya hendak melerai, tapi memang dasar Hugo yang keras kepala jika sudah kesal. Dia justru mengajak Jill sekaligus untuk berdebat."

Hugo hendak angkat bicara, ia mau protes, tapi aku lebih dulu mengangkat tangan. Menyuruhnya diam. Hugo pun mendengus.

"Lanjutkan, Jay," titahku.

"Puncaknya dimulai ketika omongan Cedric semakin tidak terkendali. Kami bertiga bukan mahasiswa gila hormat, tapi anak itu benar-benar kurang ajar sekali. Tidak ada sopan santunnya sama sekali dengan yang lebih tua. Aku memutuskan mengajak Hugo dan Rashad pergi. Aku tidak mau pertikaian semakin besar. Tapi Rashad sudah lebih dulu terpancing. Dia ikut berdebat bersisian dengan Hugo.

"Mark datang tak lama setelah itu. Dia melihat kerusuhan dari kejauhan. Dia hendak melerai, tapi terlambat saat Cedric yang kelepasan memutuskan untuk memukul Hugo. Kau bisa menebak kelanjutannya, Jen. Rashad dan Hugo berakhir dengan berkelahi melawan dua anak baru itu. Aku dan Mark kewalahan melerai mereka. Orang-orang di sekitar juga hanya menonton. Perkelahian baru selesai setelah salah satu dosen menghampiri kami. Kami berakhir di ruangan Tuan Roberto, menghadapnya, menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi."

Aku menghela napas. Kini aku menatap Rashad dan Hugo bergantian. Hugo melotot. Tatapannya seolah berkata: Apa? Kau hendak menceramahiku juga seperti Tuan Roberto?!

THE FIGHT SERIES | #1 ROOFTOP FIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang