||Epilog||

61 18 41
                                    

Satu minggu telah berlalu, Muel sudah sadar dari masa kritisnya setelah tertembak Lintang. Namun kini  Sasa masih terbaring di ranjang Rumah Sakit dan belum sadarkan diri sejak kejadian itu terjadi.

Alaska, Karina, Deon, Anin dan kedua orang tua Sasa sudah bergantian untuk menunggu Sasa sadar di Rumah Sakit. Dan hari ini giliran Alaska dan Deon yang berjaga di ruangan VIP itu. Deon beralih ke kamar Muel dan membiarkan Alaska sendrian.

“Gue ke kamar Muel dulu ya. Kalo ada apa-apa telpon aja” ujar Deon dan di balas anggukan oleh Alaska.

Ya, semejak Sasa di rawat Alaska lebih banyak diam. Ia merasa sangat bersalah saat tidak bisa melindugi Sasa saat itu, mungkin yang skearang terbaring di ranjang Rumah Sakit itu adalah dirinya bukan Sasa.

“Ca.. seberapa sakitnya itu sih?” tanya Alaska ke Sasa yang masih dalam keadaan kritis.

“Sakit banget ya sampe-sampe kamu ga bangun-bangun?”

“Sini deh aku yang gantiin kamu aja. Aku ga tega liat kamu kayak gini hiks..”

Alaska mulai meneteskan air matanya. Ia benar benar merasa bersalah walau Lendra, ayah Sasa tidak menyalahkannya.

“Ca.. bangun hiks.. aku janji deh kalo kamu bangun aku bakal nurutin permintaan kamu, apapun itu..” ucap Alaska.

Masih tak ada tanda-tanda Sasa untuk menjwabnya. Alaska pun memeluk erat sahabat kecilnya itu. Hingga akhirnya..

“Taa..”

Alaska yang mendegar sumber suara otu tepat di sampingnya segera melepaskan pelikannya dan terlihatlah Sasa yang mulai membuka matanya.

“Sa?.. kamu sadar?” tanya Alaska sambil menepuk-nepuk pipinya sendri.

Sasa menggaguk dan mengembankan senyum pucatnya. Alaska yang sangat bahagia itu hendak pergi untuk memanggil dokter namun di tahan oleh Sasa.

Alaska pun berbalik dan bertanya, “Kenapa Sa? Aku mau manggil dokter dulu”

Sasa menggelengkan kepalanya dan menarik tangan Alaska untuk kembali duduk di kursinya. Alaska pun menurutinya dan duduk di tempat semula.

“Kenapa Sa?” tanya lembut Alaska.

Sasa tersenyum saat melihat Alaska. Ternyata dugaanya benar, bahwa Alaska adalah Ata. Ya Sasa sangat yakin saat detik-detik dirinya hendak tak sadarkan diri Alaska sempat mengatakan bahwa dirinya adalah Ata.

Setelah bertahun-tahun akhirnya orang yang ia tunggu akhirnya kembali. Ya Alaska menepati janjinya untuk kembali ke indonesia. Sasa sangat merindukan sosok Ata, ia menarik kedua tangan Alaska bertanda ia ingin merasakan pelukan hangat dari Ata yang ia rindukannya.

“Ata?..” tanya Sasa untuk memastikannya sekali lagi.

“Hm?” gumam Alaska.

“A..aku ada 1 permintaan” ucap Sasa.

Alaska melepaskan pelukannya dan kini beralih menatap Sasa, “Kenapa satu? Kamu minta 100 permintaan aku bakalan turut—“

“Sssstt!.. Aku ga punya banyak permintaan selain satu permintaan itu” ucap Sasa.

“Yaudah apa?”

Ceklek

“Assalamualai—HUAAAA SA! Lo sadar?” ucap Karina yang tiba-tba masuk ke ruangannya.

Karina yang melihat Sasa sadar itu langsung melempar kantong buahnya ke sofa yang ada di ruangan itu dan segera memeluk erat Sasa.

“Hikss.. akhirnya lo sadar juga Sa” ucap Karina yang masih memeluk Sasa.

Groove Of Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang