GOL IX || Iri dan Dengki

55 39 12
                                    

"Makanya jangan nyubit paha sendiri, sakitkan?" sindir Alaska yang dapat mengetahui batin Sasa.

Yaps Alaska mempunyai kelebihan membaca batin atau pikiran seseorang saat ia berpisah dengan Sasa. Entah kenapa itu bisa terjadi saat ia mengurung dirinya di dalam kamar.

Sasa terkejut bukan main. Untuk kedua kalinya Alaska bisa mengetahui batinnya. Alaska yang melihat raut wajah Sasa mengerti bahwa Sasa sedang bertanya-tanya, tapi tidak dengan batinnya.

"Cuma kebetulan" ucap dinginnya dan memfokuskan pandangan nya ke arah jalan.

Masih sama Sasa tak mau berbicara sedikit pun. Ia hanya menggunakan ekspresi dan batinnya untuk berkomunikasi dengan dirinya sendiri. Alaska mempunyai inisiatif untuk pergi ke Taman Kota untuk sekedar membeli es krim coklat untuk Sasa.

Saat mereka kecil, jika Sasa sedang badmood pasti Alaska selalu membelikannya es krim coklat pinggir Taman yang selalu menjadi favorit Sasa.

Sesampainya di Taman Kota, Alaska turun dan akan hendak membeli es krim dan Sasa yang melihat gerobak es krim langsung tergiur. Sasa yang masih duduk di mobil dan memerhatikan Alaska tak kuat menahan rasa ingin memakan eskrim dan ia turun dari mobil untuk menyusul Alaska.

"Ni bang duitnya"

"Makasi ya den"

Alaska memutar balik badannya dan yaps tepat di belakang nya ada Sasa yang menghampirinya dengan tatapan penuh harapan dengan es krim yang di belinya.

"Cari tempat duduk dulu baru makan es krimnya" ucap Alaska.

Sasa mengakuti Alaska karena ia ingin eskrimnya. Mereka duduk di bangku pinggir taman dengan pemandangan anak-anak yang sedang bermain.

Andai lo inget siapa gue sa, pasti gue udah bisa meluk lo -batin Alaska

"Nih es krimnya" ujar Alaska dan langsung di sambar oleh Sasa.

"Makasiih yaa kak"

Seperti biasa Sasa memakan es krim dengan sangat rebek. Alaska sudah mengetahuinya sejak dulu, dan ia biasanya sudah siap dengan tisu di sakunya.

Lo ternyata masih sama Sa, selalu rebek kalo makan es krim hahaha -batin Alaska

Tanpa tersadar Alaska tersenyum saat memandang Sasa. Sasa merasa bingung sejak ia kenal dengan Alaska, sosok ketos kutub itu tak pernah tersenyum apalagi bersifat baik seperti ini.

"Kak?" sapa Sasa.

"Ha? iya?"

"Kakak kenapa?" tanya Sasa.

"Eng.. nggak itu mulut kamu rebek, nih elap" ujar Alaska dan menyodorkan tisu dari sakunya. Tak ada respon dari Sasa karena ia masih sibuk dengan eskrimnya. End mau tak mau Alaska mengelap mulut Sasa dengan tisu yang berada tangannya. Yaps seperti yang ia lakukan saat bersama Sasa kecil.

Sasa bengong, sifatnya kini seperti sahabat kecil nya Ata. Sasa juga merasa aneh, kenapa ketos kutubnya bisa perhatian seperti ini?

*Flashback On

"Eumm.. enak eskyimm nya. Nyam nyam nyam.. " ujar Sasa.

"Ish kamu makannya rebek, nih elap" ucap Aska.

Tak ada respon dari Sasa, kini ia masih asik dengan es krimnya yang mulai lumer. Aska memutuskan untuk mengelapkan mulut Sasa dengan tisu yang selalu ia bawa di sakunya.

"Aaaa.. makacih Ataaa" ucap Sasa senang.

"Iya sama-sama. Makan nya jangan rebek ni pegang tisunya"

*Flashback Off

Sasa menjadi salah tingkah dengan perlakuan Alaska. Ia menjadi terbayang akan Ata sahabat kecilnya. Sungguh amat rindu ia dengan sahabat kecilnya.

"Eum.. makasih Kak" ujar Sasa.

"Iya sama sama, nih pegang tisunya biar ga rebek"

Blep

Rasa rinduu akan sahabat kecilnya semakin menyeruak. Sehingga ia tak sadar jika matanya mulai berkaca-kaca.

Ata aku rindu kamu, kapan kamu pulang?  -batin Sasa.

"Dia juga rindu kamu pasti nya, jangan nangis. Cengeng" ucap Alaska mendadak. Sasa pun menoleh dan menangis semakin menjadi jadi. Persis seperti dahulu, jika Ata mengatainya cengeng pasti Sasa akan menangis lebih kencang.

"Udah sini anak cengeng" ucap Alaska dan mengarahkan kepala Sasa untuk bersandar pada bahunya.

Mungkin sore ini akan menjadi sore yang indah lagi bagi Alaska. Setelah sekian lama ia tak bisa merasakan apa yang terjadi sekarang. Mereka cukup lama tidak pernah merasakan dengan posisi seperti itu. Mungkin mereka akan pulang setelah matahari akan terbenam.

* * *

"Gaes, kita harus nyusul Sasa. Gue khawatir ntar Sasa malah di apa-apain ama tu Ketos Kutub" usul Gisel dan disetujui oleh Karina dan Chandra.

Mereka bertiga mengikuti kemana arah mobil Alaska pergi membawa Sasa. Sampai akhirnya mobil alaska berhenti di pinggiran Taman Kota dan membeli 2 es krim coklat.

Mereka juga melihat Sasa yang turun dari mobil Alaska dan menyusul ke gerobak es krim tersebut. Dann yang membuat mereka sangat terkejut adalah saat Alaska mengelapkan mulut Sasa yang kotor dengan es krim dan menyenderkan kepala Sasa yang berada di bahunya.

Itu membuat shock mereka bertiga. Bagaimana bisa Ketos Kutub yang mereka kenal kini bersifat manis pada Sasa? Mereka semua terdiam dan tak bisa berkutik. Sepertinya Sasa nyaman dengan Alaska, itu bisa melegakan ke khawatiran mereka.

Tapi lain hal dengan Chandra. Raut muka yang tak enak bisa di lihat dari kerutan dari wajah Chandra. Karina yang sadar akan hal itu langsung mengode Gisel untuk menjalankan mobilnya. Karina dan gisel ragu, apa mungkin Chandra menyukai Sasa? Maybe

"Eh besok LDKS lo udah siapin barang-barang nya Can? " ucap Gisel alih-alih untuk membuka suasana yang baru.

"Hm dah" jawab singkatnya.

Karina mengelengkan kepalanya yang mengodekan ke Gisel untuk tidak meneruskan pembicaraan, dan biarkan Chandra merenung untuk sesaat.

Gue bisa lebih manis dari Alaska Sa -batin Chandra bersumpah.

🌵 🌵 🌵

VOTE GUYSS♡

TO BE CONTINUE
( ̄3 ̄)

Aqzayyan Fazluna
Minggu, 31/01/21

Groove Of Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang