•
•
•
“Perkenalkan nama gue Lintang Aditya“
“LINTANG??” ucap berbarengan antara Sasa, Chandra dan juga Karina karena terkejut akan kedatngan Lintang di kelasnya.Lintang pun menyeringai dalam hatinya.
“Chandra, Sasa dan Karina ada apa?” tanya Pak Ridwan.
“Itu Lintang mantan lo Can?” tanya pelan Gisel ke Chandra namun tetap saja Sasa dan Karina mendengarnya.
Chandra masih diam tdan tak meanggapi pertanyaan Gisel. Dengan cepat Karina menggebrak pela meja Gisel, “Bisa gak sih lo ga memperkeruh keadaan Sel?”
“Loh emang gue salah?!” tanya balik Gisel tanpa rasa berdosa sedikitpun.
“Eh kalian, kenapa malah ribut-ribut?” tegur Pak Ridwan.
“Karina duluan Pak yang mancing emosi” Jawab Gisel.
“Dih apa-ap—“
“Sudah-sudah! Saya tidak mau dengan basa-basi kalian, cepat pergi ke ruang BK! Dan untuk kamu Lintang bisa duduk dengan Sasa dulu untuk sementara” ucap Pak Ridwan yang membuat diri Sasa terasa ingin terhuyung.
Karina pun menatap belas kasihan ke Sasa sebentar sebelum ia menuju ruang BK. Gisel kini sudah jalan keluar kelas terlebih dahulu dan disusul oleh Karina dibelakangnya.
Sasa terus memperhatikan Karina sambil berdoa semoga Karina kembali ke kelas sebelum Lintang duduk di sampingnya. Namun kini dewi fortuna tidak berpihak kepadanya, kini Lintang sudah duduk di sampingnya. Chandra hanya memegang bahu Sasa seakan tanda bahwa ia tak akan berpaling kepada mantannya itu.
“Oke berhubung anak murid baru di kelas kita sudah mendapatkan kursi jadi bapak harap kalian semua dapat memperlakukannya sama seperti teman-teman kalian yang sekarang” Ucap Pak Ridwan.
“BAIKK PAKK” Sahut serentak anak siswa siswi X MIPA 1 kecuali Sasa dan Chandra.
“Baiklah, Bapak pamit. Assalamualaikum”
“Waalaikumsalam”
Pak Ridwan pun meninggalakan kelas dan tersisalah kelas tanpa guru. Kini kelas X MIPA sedang ramai-ramainya seperti kelas-kelas pada umumnya yang sangat amat berisik saat jamkos. Biasanya Sasa dan Chandra termasuk dari slaah satu sumber karamaian kelas, namun kini mereka berdua hanya bungkam.
Hingga Lintang pun mulai menjalankan aksi selanjutnya. Lintang kini menghadap kebelakang yakni tempat meja Chandra. Ia pun mulai tersenyum lalu menyapa Chandra.
“Beberapa bulan gak ketemu kayaknya lo udah lupa sama gue Can”
Chandra yang mendengar itu reflek mengangkat kepalanya yang tadi berada di atas meja. Begitupun dengan Sasa, ia segera berbalik dan terlihat Lintang sedang berada di hadapan Chandra. Kini Chandra pun gelagapan, kenapa Lintang harus menyapa dirinya sekarang sih? Akhh ia harus apa sekarang.
Lintang pun menepuk pelan pipi sebelah kanan Chandra, “Hei kok beng-“
Plakk
Sasa pun menghempaskan tangan Lintang yang berada di pipi Chandra. Lintang kini tersenyum devil di dalam hatinya, ia pun segera berpura-pura terkejut atas perlakuan Sasa terhadapnya.
“Loh? Ada apa ini?” tanya polosnya.
Sasa tak menjawab pertanyaan Lintang, tetapi ia melayangakan tatapan intimidasi. Lintang pun tak mau kalah dengan Sasa kini mereka saling memberikan tatapan mematikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Groove Of Love [END]
Ficção AdolescenteJangan harapkan sesuatu dari Cinta! Cinta adalah satu kata yang bodoh saat kamu belum memahami arti yang sebenarnya. Sekarang kamu mencintainya namun tidak dengan nanti. Akan ada kisah manis dan pahit dari kata indah itu. Apakah kamu sudah siap me...