Setelah pemakaman selesai Yuri masih setia berdiri di depan makan Yujin dia sama sekali tak berminat untuk beranjak pergi dari tempat itu karena dirinya masih tak bisa bahkan tak sanggup kehilangan Yujin, kehilangan Yujin sama saja seperti kehilangan jiwanya, kebahagiaannya dan kehilangan warna dalam hidupnya"Ternyata benar ya janji adalah hal paling menyakitkan jika tak di tepati, seharusnya aku tak langsung percaya padamu" ucap Yuri dengan mata sembab, air matanya sudah tak bisa keluar karena sudah mengering
"Kau tau Yujin, janji mu adalah hal yang paling aku ingat dalam hidupku, meskipun kau hanya berjanji untuk dua hal aku tetap mengingat nya karena aku akan menagihnya kelak" sambung Yuri
"Tapi sekarang apa aku bisa menagih janji yang kau buat?? Jika bisa tolong tepati janji mu Yujin, ku mohon~"
Yuri terjatuh ke bawah, dirinya berlutut di hadapan makam Yujin mantap ukiran batu nisan itu dengan tatapan memohon, dia benar benar tak bisa di hadapi dengan hal semacam ini, kau tau kan kehilangan itu adalah kejadian terburuk yang pernah ada dalam hidup manusia bahkan hewan pun akan menangis ketika apa yang mereka sayangi menghilang
Yena mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Yuri lalu mendekapnya, dia tau perasaan Yuri yang sangat hancur dia pun demikian tapi dia harus kuat untuk bisa menyanggah Yuri yang sangat terpuruk
"Jangan bersedih lagi, dia sudah bahagia di sana, biarkan dia bebas tanpa rasa sakit eoh?" Ucap Yena sambil mengelus wajah Yuri lembut
"Sangat sulit untuk bisa melepaskannya Yena hiks..."
Air mata itu kembali keluar bersama dengan tangis dan rasa sakit yang sangat mendalam di hati Yuri, Yuri memeluk tubuh Yena dengan erat, menumpahkan semua rasa sedihnya di sana
Sedangkan di belakang Yena dan Yuri, ada Chaewon, Hitomi juga Jisoo dan Jennie, mereka berempat belum pulang karena ingin menemani Yuri yang masih terus ingin berada di situ, Jisoo yang melihat kesedihan dari Yuri itu pun merasa iba bahkan Jennie sudah mengeluarkan air matanya karena kasihan
"Nangis juga"
Jennie mendongak menatap kekasihnya dengan mata merah dan juga tisu yang setia ia pegang
"Kenapa memang? Kau mau mengejekku?" Tanya Jennie dengan mata tajam
Jisoo melirik Jennie sekilas lalu menggelengkan kepalanya
"Aniyo kau memang cengeng dan aku tak perlu lagi mengejekmu" kata Jisoo enteng membuat Jennie melayangkan pukulan yang cukup kuat ke lagan kiri Jisoo yang tengah ia peluk
"Aw! Ya kenapa kau memukul ku?" Tanya Jisoo
"Kau itu menyebalkan dan itu pantas untukmu bahkan dengan tongkat baseball kalau perlu" sinis Jennie
"Kau kejam sekali"
"Biar wlee"
Jisoo setelah itu tak lagi mencari ulah dengan Jennie dia memilih diam dan menunggu sampai dua manusia yang tengah menangis bersama itu beranjak pulang
Tak lama kemudian Yuri dan Yena sudah mulai beranjak pergi tentunya untuk pulang ke rumah, beristirahat dan menenangkan diri
"Hitomi kau pulanglah bersama Chaewon, oppa akan membawa Yuri pulang" ucap Yena dan di angguki Hitomi
"Unnie yang kuat ya, biar pun Yujin sudah pergi jauh tapi dia masih akan terus ada dalam hati dan pikiran mu, jangan lupakan dia, anggap di sebagai sebuah kenangan yang berharga" kata Hitomi sambil memeluk Yuri yang nampak kacau itu
Yuri mendengar dengan seksama kata kata Hitomi, dia memang belum menerima apapun kenyataan tentang Yujin tapi dia juga berpikir bahwa iklhas adalah jalan yang terbaik namun untuk sekarang dia tak bisa melepaskan Yujin entah sampai kapan
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sugar Momy | Yenyul ✓
RomantikMenjadi Sugar baby bukan hal yang buruk bukan? Choi Yena rela menjadi Sugar baby dari seorang wanita berumur 21 tahun demi mendapatkan uang yang banyak untuk biaya pengobatan adiknya Tapi apa jadinya jika cinta timbul di antara mereka? Baca atuh...