Mobil Sega menembus rintik hujan yang sudah hampir dua jam mengguyur kota. Mereka berkendara menuju kantor polisi. Eveline diam membisu sejak masuk ke dalam mobil padahal tadi, saat di ruang periksa Poli Kandungan, perempuan itu tampak bersemangat sekali.
Hal itu masih mengganggu Sega. Melihat reaksi Eveline saat melihat bayi mereka yang masih kecil dalam kondisi baik-baik saja, menggugah hati Sega. Haruskah dia minta maaf atas kata-katanya tadi siang?
"Eve..., Aku minta maaf..."
"Minta maaf? Seingatku kamu tidak melakukan kesalahan apapun..."
"Kata-kataku siang tadi menyakitkmu. Maafkan aku..."
"Kamu tidak salah, Ga. Dulu aku meninggalkanmu untuk meraih cita-citaku. Kehamilan ini diluar rencanaku..."
"Aku merasa bertanggung jawab atas kehamilanmu dan kariermu. Setelah ini, mungkin saja kariermu akan hancur..."
Memang benar. Eveline juga memikirkan hal itu. Jika dia memilih kehamilannya, kariernya bisa saja redup, tapi jika dia memilih kariernya, Eveline akan menyesal seumur hidupnya.
"Aku tidak tahu kalau kamu menginginkan bayi ini, seingatku kamu tidak berniat memiliki anak..."
Sega berdeham. Dia memperhatikan jalanan seraya memikirkan kalimat Eveline. Sedangkan Eveline, dia sebenarnya menunggu respon Sega namun nyatanya lelaki itu hanya diam. Jadi, Eveline juga terdiam.
Mata Sega melirik sekilas pada Eveline. Dikatai seperti itu membuat Sega menyadari akan sesuatu, bahwa dulu dia terlalu ambisius. Yah, tentu saja... Karena kedua orang tuanya benar-benar membesarkan dirinya untuk menjadi seorang dokter. Dan setelah dia menjadi Dokter, mereka bangga. Hanya itu.
Memikirkan bagaimana dirinya di masa lalu saja sudah membuat Sega bergidik ngeri. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya anaknya nanti jika memiliki orang tua semacam dirinya. Bisa saja, kan Sega bersikap seperti kedua orang tuanya. Yang menuntut anaknya ini, itu...
"Tidak perlu memikirkan yang dulu. Sekarang aku menginginkan bayi itu. Kalau kamu tidak sanggup membersar--maaf..." lagi-lagi Sega hampir membuat kesalahan.
"Kamu bisa merawat bayi ini, Ga. Lantas kita bercerai. Seperti ucapanmu siang tadi..."
"Eve..."
"Cukup. Aku tidak mau kita membahas masalah itu lagi."
***
Keduanya menunggu. Seorang sipir pergi sekitar lima menit lalu untuk membawa Meta dan sampai sekarang sipir itu belum kembali. Eveline memandang cemas dan di sisi perempuan itu, Sega memandang cemas pada Eveline.
Pintu terbuka terdengar. Meta muncul menggunakan pakaian khas tahanan. Gadis itu terkejut sesaat saat tahu siapa yang menunggunya.
Eveline tersenyum tatkala Meta duduk di balik kaca itu. "Meta... Bagaimana bisa kamu di sini?"
Meta memandang Eveline sebentar kemudian beralih pada Sega yang hanya diam saja di sisi Eveline. Meta menelan ludah dan kilas balik kejadian hari itu membuat Meta menyesali semuanya.
"Maafkan aku!" seru Meta ketakutan dihadapan polisi. Sega dan Orion di sana mengamati pemeriksaan. "Aku benar-benar tidak sengaja. Tolong bebaskan aku!" Meta memohon terisak pada polisi yang mengintrogasinya kemudian berbalik menatap Orion dan Sega. "Tolong! Jangan penjarakan aku! Aku minta maaf! Sungguh! Mohon maafkan aku!"
Saat itu Sega memandang Meta dingin, memang kondisi Eveline saat itu sudah membaik tapi kenyataannya gadis itu berniat mencelakai Eveline. Akhirnya Sega bangkit setelah pikirannya terus berdebat memutuskan sebaiknya dia apakan gadis ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scandal Marriage #4 [TAMAT]
RomanceKisah Sega Prabudingrat, series 4. Dokter Tampan Spesialis Pediatri yang menyimpan rahasia tentang pernikahannya sampai skandal sang Istri membuatnya memperjelas status Pernikahan mereka. Sega di didik dengan keras, menghormati perempuan dan kebuday...