SM 15

6.2K 563 49
                                    

Sunyi malam melingkupi. Suara hewan malam nyaring merdu terdengar. Membawa kenyamanan khas malam. Didalam rumah, Sega memeluk Eveline. Mengeratkan pelukan saat tubuh perempuan yang kini mengandung anaknya bergetar hebat.

Fakta Eveline mengandung anaknya mengusik pikiran Sega sejak ibunya mengatakan dulu dia tidak mencintai Eveline. Sega jelas tidak membantah, memang itu kenyataannya, dan setelah Eveline pergi. Hatinya tiba-tiba terluka. Sedih dan frustasi, memenuhi dirinya. Sampai-sampai Sega bertanya pada dirinya sendiri.

Kenapa? Kenapa Eveline pergi darinya dengan cara seperti ini?

Depresi kala itu membuat semuanya menjadi runyam. Saat itu dia seorang residen tahun terakhir, waktunya tersita untuk memenuhi cita-citanya. Ia menyalahkan dirinya sendiri, bahwa karena dirinya Eveline memilih mengakhiri hubungan mereka dengan cara seperti ini. Pada titik terendahnya, Sega meluapkan semua emosi dan mengakhirinya dengan satu keputusan.

Dia sudah tidak peduli...

Lalu kenapa saat berita skandal Eveline dengan aktor Jinko menyulut emosinya?

"Maaf, Ga! Aku yang salah! Seharusnya aku mengakhiri hubungan kita dengan baik dan benar, bukan malah kabur! Aku tidak akan meminta apapun darimu."

Tubuh Eveline menjauh dari Sega. Rasa dingin tiba-tiba menghinggapi Sega. Matanya membulat, bibirnya terkatup tidak tahu harus berkata apa. Kedua bahu Eveline naik turun disertai tangis. Sakit hati Sega melihat itu. Tangannya bergerak mengusap air mata Eveline.

"Kamu tahu semuanya?"

Dalam tangis, Eveline mengangguk susah payah. Dia mengangkat wajah. Kedua matanya yang indah basah karena air mata. Begitu rumit hubungan mereka. Apakah ini saatnya mereka jujur satu sama lain?

Tangan besar Sega menangkup pipi Eveline. "Katakan apa alasanmu kabur waktu itu?" Sega bertanya. Matanya mengunci mata Eveline. "Katakan padaku, Eve? Apa alasanmu melakukan itu..."

Apa?

Eveline harus mengatakan apa?

Dia kabur karenanya tidak ingin menerima kenyataan cintanya bertepuk sebelah tangan pada Sega.

Hanya alasan sepele, semua menjadi begitu rumit seperti sekarang.

"Katakan padaku, Eve... Katakan..."

"Apa dengan aku mengatakannya, semua akan berubah?"

Jawaban Eveline menohok Sega. Rautnya berubah sedih, Eveline menjauh.

"Kehamilan ini yang membawa kita sampai disini, Ga. Kita sepakat untuk bercerai. Aku akan melahirkan bayi ini dan memberikannya padamu. Hanya itu yang perlu kita pikirkan sekarang. Aku sudah menyampaikannya pada ibu. Kamu tidak perlu khawatir."

"Kamu benar. Hanya itu..."

Bukannya merasa lega, Sega malah merasakan kebingungan. Jawabannya dirasa sudah tepat. Tapi kenapa malah membingungkan Sega?

Kalaupun memang dua tahun lalu penyebab Eveline kabur adalah dirinya. Bukankah dia sudah bersikap tidak peduli? Seperti kata Eveline, mereka sampai disini karena Eveline mengandung bayinya. Kesempatan mereka diawal memang begitu, menyerahkan hak asuh pada Sega dan mereka bercerai.

Selesai...

💢💢💢

Sisa malam itu, mereka masuk ke kamar masing-masing Di dalam kamar Eveline hanya memandang langit-langit yang membawanya pada ingatan tiga tahun lalu, disaat malam pernikahan mereka.

Malam itu begitu cerah. Bintang memenuhi langit. Angin juga tidak begitu dingin. Acara sederhana hanya melibatkan sanak keluarga. Nenek Eveline duduk memandang bahagia kearah mempelai. Banyak syukur dipanjatkan oleh Ratri. Usianya yang senja dia masih bisa melihat cucunya menikah. Mungkin jika saat ini Yang Maha Kuasa mengambil nyawanya, Ratri ikhlas. Eveline sudah berada dalam genggaman orang yang tepat.

Scandal Marriage #4 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang