SM 13

6.2K 563 25
                                    

"Keinginan terakhir Nenek harus dijalankan..."

Hartono berkata dengan keras dan tegas, kedua tangannya bertautan dibelakang tubuh menatap Sega dengan tatapan tidak boleh dibantah sedikitpun.

"Kamu harus menikah dengan Eveline, Ga! Perjanjian Kakek, Nenek dan Nenek Eveline harus dilakukan! Kalau tidak keluarga kita akan sial..."

"Sega ingat, Papa melarang ku menjalin asmara agar cita-citaku terwujud, kan?"

"Benar! Tapi ini berbeda, Ga! Kamu harus menikah dengan Eveline!"

Cuping hidung Sega mengembang, bibirnya terkatup rapat, rahangnya mengeras, roma merah kemarahan menjalar sampai ke daun telinganya.

"Sega tidak mau!"

"Sega!" Kali ini Santi, Mama Sega membuka suara. "Jangan pernah menaikkan nada bicara kamu pada Papa!"

"Ma?"

"Dengarkan Papa, turuti apa kata Papa, Nak...  Jadilah anak yang baik..."

Mata Sega terbuka sepenuhnya. Dia mengenali langit-langit ruang tamu. Seraya mengumpulkan kesadarannya, Sega mengerjap. Lalu dia merasakan tangannya dicubit-cubit kecil, hal itu membuat kesadaran Sega kembali sepenuhnya. Dia menunduk dan bertatapan dengan wajah cengengesan Nata.

"Nata? Kamu disini lagi, he?"

"Kamu sudah bangun?"

Pandangan Sega naik, Bara mendekat sambil tersenyum lebar memamerkan sederet giginya, khas Bara. Pasti ada maunya dia.

"Pappap..." Nata berjalan pelan menghampiri Bara, memeluk kaki Papanya.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

Bara mengangkat bahu acuh setelah menggendong Nata, "Sarapan bersama?" jawabnya dengan mengajukan pertanyaan, kemudian menoleh dari atas bahunya ke arah dapur. "Bukan begitu, sayang?!"

Kening Sega berkerut dalam. Dia mengenali langit-langit rumahnya. Dan siapa yang dipanggil sayang oleh Bara?

Pertanyaannya terjawab sudah saat Laras muncul di balik punggung Bara, kemudian di susul Eveline yang menggunakan celemek. Perempuan itu seperti merasa bersalah lalu mendekat.

"Maaf, Bara tidak mengizinkanku membangunkanmu..."

Seketika tatapan Sega mengarah pada Bara. "Apa?!" Bara bertanya saat ditatap seperti itu oleh Sega. "Akhir-akhir ini kau kurang istirahat. Banyak membimbing, banyak kasus juga. Jadi, aku tidak mau mengganggu waktu istirahatmu. Bukan begitu, Eve?"

"Ah, ya..."

"Aku mau mandi..."

Eveline menatap kepergian Sega. Dia berubah sedih, seperti Sega marah kepadanya.

"Jangan pedulikan ekspresi Sega. Dia memang seperti itu. Aku akan berangkat bersamanya nanti..." Bara menjelaskan dengan santai.

Penjelasan Bara membuat Eveline sedikit lega. Laras menghampirinya Eveline, mengajaknya kembali menyiapkan sarapan.

Tidak lama kemudian, Sega bergabung di meja makan dengan pakaiannya khasnya. Kemeja lengan panjang dan celana kain hitam. Begitu sederhana namun membuat Sega terlihat mempesona. Meja makan ramai akan celotehan Nata. Eveline maupun Sega yang duduk berhadapan tidak berinteraksi sama sekali.

Rasanya hubungannya dengan Sega tidak akan pernah sama persis seperti hubungan Laras dan Bara. Diam-diam jemari Eveline mengusap perutnya. Bagaimana jadinya nanti saat bayi mereka lahir? Apa hubungan mereka akan tetap seperti ini?

Scandal Marriage #4 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang