SM 10

7K 618 30
                                    

Sega mengemudikan mobilnya dengan perasaan tidak karuan. Setelah berbicara dengan Bara dan meminta lelaki itu pergi ke rumah sakit lebih dulu, Sega pergi dan ingin memastikan sendiri firasatnya.

Dia merasa Eveline memiliki rencana. Istrinya mungkin tidak pergi jauh. Tapi tidak menutup kemungkinan Eveline benar-benar kabur darinya. Apa karena itu Eveline hanya membawa pakaian sedikit?

Mobil Sega memasuki basement. Dia langsung masuk ke lift menuju lantai dimana apartemen Eveline. Seraya menunggu, Sega mengetuk gelisah kakinya ke lantai lift. Dia merasa begitu cemas sekarang. Denting lift berbunyi, Sega menengadah sebentar kemudian keluar menuju apartemen Eveline. Dia menekan angka-angka dan terkejut mendengar jeritan tertahan dari arah kamar Eveline.

Mata Sega membelalak. Tubuhnya langsung bergerak mendekati tempat tidur seraya mengayunkan tangan menarik kemeja Kevin kemudian memukul lelaki itu membabi buta.

"Bajingan sialan! Aku sudah memberimu kesempatan!" teriak Sega. Dia melayangkan pukulan lagi tanpa memberi kesempatan Kevin membalas. "Kau cari mati rupanya! Ha! Aku tidak akan melepaskanmu!"

"Sega! Hentikan! Sudah cukup!" teriak Eveline.

Tubuh Kevin melayang terjungkal di meja. Pipinya sudah memerah, darah sudah menghiasi bibi lelaki itu. Mata sebelah kanan Kevin sudah lebam. Sega menarik kerah kemeja Kevin dan siap melakukan pukulan terakhir namun tangannya dipeluk Eveline.

Mata berkilat marah Sega menatap Eveline. Perempuan itu harus menghentikan Sega sebelum semuanya terlambat. Kepalanya menggeleng lemah menatap Sega.

"Cukup..." lirihnya. "Aku baik-baik saja! Please!"

Eveline melepas tangan Sega, perlahan tangan lelaki itu turun namun tubuh Sega langsung beralih kepadanya. Sega mencengkeram Eveline meneliti perempuan itu dari atas sampai bawah kemudian memeluknya. Jantung Eveline berdebar kencang. Tubuhnya kaku dalam pelukan Sega.

"Syukurlah..., Syukurlah kau baik-baik saja..."

Senyum kelegaan terbit di wajah Eveline. Dia memejamkan mata balas memeluk Sega.

"Ya. Semua karenamu. Karena kamu datang tepat waktu, Ga..."

Kepala Sega mengangguk. Tangan besarnya mengusap lembut rambut Eveline yang berantakan.

💢💢💢

Tak lama setelah itu, Polisi datang membawa Kevin. Sega dengan setia memeluk Eveline melindungi perempuan itu.

"Kamu pikir ini akan berakhir? Aku tidak akan melepaskan Eveline! Aku akan mendapatkannya dengan cara apapun!" Kevin masih bisa mengancam walau wajahnya sudah babak belur dan siap dibawa Polisi.

"Kami akan memastikan Pak Kevin mendapatkan hukuman. Terima kasih untuk informasi mengenai--" tiba-tiba Polisi itu terdiam saat melihat Sega meletakkan jari telunjuknya di bibir. Isyarat itu membuat sang Polisi tersenyum malu.

"Baiklah. Kami permisi, Pak Sega..."

Sega hanya mengangguk, dia menunggu sampai pintu apartemen tertutup baru menoleh menatap Eveline. "Jangan lakukan itu lagi..."

"Apa?"

"Pergi tanpa mengatakan apapun padaku, Jangan, Eve..., Aku--" Suara Sega tercekat di tenggorokannya. Dia mendecak kemudian menatap Eveline. "Seharusnya kamu menghubungiku..."

"Aku hendak menghubungimu. Tapi," keraguan Eveline membuatnya sedih. "Tapi aku tidak tahu apa nomor ponselmu masih sama seperti dua tahun lalu..."

Sega tidak habis pikir. Bagaimana jawaban Eveline membuatnya terkejut. Tangannya terangkat menyentuh pipi Eveline. "Maafkan aku..."

Scandal Marriage #4 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang