Senyum tipis tercetak di bibir Sega. Kedua tangannya bersedekap bersandar pada kusen pintu mengamati Eveline bergerak lincah di dapur. Selama hampir sebulan ini kehidupan mereka berjalan dengan indah.
Kenapa Sega baru merasakan indahnya pernikahan setelah sekian lama? Jawabannya jelas karena dia terlalu bodoh, tidak mampu mengartikan perasaannya sendiri.
Eveline merasa diperhatikan, dia berbalik lalu tersenyum malu saat mendapati Sega mengamati dirinya. "Kamu sudah bangun? Apa aku terlalu berisik di dapur karena itu kamu bangun?"
Bukannya menjawab, Sega malah memeluk Eveline. Menunduk menyandarkan kepalanya pada bahu istrinya. Indera penciumannya mengendus harum segar dari leher Eveline. Sega sampai menelan ludah dibuatnya.
Merasa tidak nyaman, Eveline berusaha melihat wajah Sega. Ada apa gerangan dengan lelaki itu. Sebulan sejak hari itu semuanya baik-baik saja. Lalu kenapa hari ini Sega terlihat aneh?
"Ga? Kamu kenapa?"
Gelengan pelan Sega tidak membuat lega Eveline. Dia mendorong dada Sega, menangkup pipi suaminya. "Apa ada yang mengusikmu?"
"Ya..."
Jawaban cepat dari Sega membuat perubahan mimik Eveline. Ketakutan menderanya. Tiba-tiba tubuhnya berubah dingin. Dia mulai khawatir, cemas-cemas menunggu lanjutan ucapan Sega.
Ditambah raut Sega yang terlihat serius sungguh membuat Eveline gundah. Dan tiba-tiba Sega mencolek manja hidung Eveline. Kedua mata Eveline mengerjap terkejut. Ketegangan dalam dirinya menguap cepat.
"Tidak ada yang serius. Sungguh!" Sega menyakinkan Eveline seraya mengusap kerutan dalam di dahi istrinya. Sega tidak menyangka Eveline menanggapi dirinya secara serius. "Aku hanya terlalu bahagia sekarang..."
Lagi Sega merengkuh Eveline. Mengusap rambutnya, sesekali menghirup harum wangi rambut Eveline. Hampir setiap hari Eveline keramas, kenyataan itu membuatnya tersenyum tipis.
"Jangan membuat raut wajah seperti itu! Aku takut..."
"Tidak ada yang perlu ditakutkan!" Lagi Sega menyakinkan Eveline. Memang benar. Tidak ada yang ditakutkan dari hubungan mereka.
Hanyut dalam suasana bahagia. Bau gosong tercium memecah suasana bahagia itu. Eveline langsung mendorong kuat Sega.
"Oh! Tidak!" seru Eveline.
Sega gelagapan berdiri disisi Eveline yang sudah mematikan kompor. Mulai cemberut karena masakannya gosong.
"Karena sudah gosong. Bagaimana kalau kita sarapan di cafe di ujuk kompleks. Sekalian jalan-jalan pagi..."
Eveline tidak menolak. Namun dia begitu sayang, bagaimana tidak? Eveline sudah ingin menunjukkan kemajuan memasaknya pada Sega. Sebulan ini dia selalu meminta bantuan pada Laras untuk mengajarinya memasak secara diam-diam untuk membuat.
Disinilah mereka sekarang. Duduk saling berhadapan menikmati sarapan pagi. Sega sudah hampir selesai karena dia ingin mendahului Eveline lalu mengamati istrinya melahap habis makanannya.
"Jangan menatapku seperti itu. Kamu membuatku malu!" gerutu pelan Eveline sambil mencondongkan tubuhnya ke depan.
Sega menghiraukan Eveline dan terus memperhatikan istrinya yang sedang makan. Penampilan Eveline mencuri perhatian banyak orang sebenarnya. Bagaimana tidak? Dengan menggunakan Topi baseball di dalam cafe, tentu saja mencuri perhatian sekitar.
"Aku sudah selesai. Bisa kita pulang sekarang?"
Makanan di piring Eveline sebenarnya masih ada, Sega meraih piring itu membawanya pergi tanpa mengatakan apapun. Eveline kebingungan namun tetap diam. Dia tidak nyaman dengan suasana di cafe, seperti ada yang memperhatikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scandal Marriage #4 [TAMAT]
RomanceKisah Sega Prabudingrat, series 4. Dokter Tampan Spesialis Pediatri yang menyimpan rahasia tentang pernikahannya sampai skandal sang Istri membuatnya memperjelas status Pernikahan mereka. Sega di didik dengan keras, menghormati perempuan dan kebuday...