16. Sticky Note, Polaroid, and Anonym

557 105 20
                                    

"Maaf,"

Jihoon lagi-lagi melirih. Hyunsuk menangis tertahan seakan tak sanggup menyampaikan semuanya.

Semua yang ia rasakan setelah kehilangan sahabat tersayang.

Nara beranjak dari sana, meninggalkan Jihoon dan Hyunsuk yang masih melirih di pemakaman Sua.

Ia masuk ke dalam mobil dengan mata sembab, sang Ayah memberikan beberapa lembar tisu pada putrinya.

Hati pria itu teriris. Ia menatap putri bungsunya yang terlihat kacau.

"Kakak pasti sedih kalau lihat kamu begini, dek." Ayah mengelus pundak Nara dengan sayang.

Nara tersenyum, "Nara mau ice cream."

🎶🎶🎶

Malam ini, Jaehyuk, Yedam, Mashiho, bahkan Junghwan tengah berkumpul di kamar Asahi.

"Ayo, dong, request lagu!" teriak Yedam, pemuda itu sudah siap memainkan gitar milik Asahi.

Mashiho yang tertidur di lantai pun akhirnya terbangun, "request request, lo kira ini kafe?"

"Sensi amat yang habis ditolak Nako!" sarkas Jaehyuk.

"Berisik, lo juga dua hari yang lalu ditolak sama Lia!" balas Mashiho tak mau kalah.

"Berarti selera Kak Nako sama Kak Lia bukan lo berdua!" sahut Junghwan.

"Sabar, Jae, sabar." Batin Jaehyuk.

Yedam memukul gitar, "heh, malah pada ribut, ayo buruan request!"

"Gitar gue gak usah dipukul juga, Malika!"

"Udah, lagu yang kemesraan ini, janganlah cepat berlalu," senandung Jaehyuk.

"Halah, mesra sama guling aja sok banget lagu nya begitu!"

"Sirik aja lo, bocah!"

"Lagu nya Enam Hari aja, yang Congratulations. Cocok buat lo berdua yang habis ditolak, terus malah dia nya jadian sama yang lain!" oceh Asahi.

Yedam dan Junghwan terbahak membuat Mashiho dan Jaehyuk memasang gestur marah.

Yedam mulai memetik dawai itu dengan lembut, sesuai irama. Mereka semua bernyanyi dengan emosi, terlebih lagi Jaehyuk yang terlihat sangat menghayati.

"CONGRATULATIONS, NEON CHAM DAEDANHAE!"

"UOOOOOOO!"

Konser dadakan di kamar Asahi, malam ini pukul 7.

Oh, ia jadi teringat Nara, apakah gadis itu sudah sehat?

Pemuda itu menyalakan ponselnya, membuka aplikasi WhatsApp, kemudia mengetuk roomchat dengan nama Moon Nara. Kebetulan sedang online.

Moon Nara
online

|• Ra, udah baikan?"

|• udah

|• oh, bagus lah

|• hm

Asahi berdecak sebal.

Di sisi lain...

"Heh, ngapain lo nyentuh hp gue?"

Haruto kalut, Nara sudah mengamuk.

"Itu, tadi ada yang chat lo, gue balas tadi, hehehe," kata Haruto.

"Kebiasaan!"

Haruto mengaduh kesakitan kala Nara memukul bahunya dengan kencang. Tenaga Nara tidak main-main sekarang.

Music • AsahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang