9. Kalah Start

679 135 7
                                    

Asahi sedang berada di studio musik sekarang. Sambil menunggu yang lain datang, ia merebahkan diri di lantai yang dingin itu. Ia sebenarnya mengantuk, tapi sesuatu membuatnya tidak bisa tidur.

Pintu terbuka dan Asahi hanya menoleh sebentar. Ia menatap langit-langit studio tanpa mempedulikan siapa yang masuk.

Ada Jeongwoo yang kemudian ikut merebahkan dirinya di lantai, ia salah satu anggota paduan suara.

"Bang," panggil Jeongwoo yang hanya disahuti dengan deheman Asahi.

"Lo ngapain rebahan di lantai?" tanya Jeongwoo yang kemudian membuat Asahi menatap pemuda bersuara emas itu.

Asahi yang heran kemudian balik bertanya, "lo ngapain rebahan juga?"

Jeongwoo diam sebentar, lalu ia duduk. "Gue juga gak tau, bingung sendiri kenapa gue bingung."

Asahi menghela napasnya setelah mendengar jawaban aneh Jeongwoo.

"Aneh lo, Woo," ujar Asahi.

"Gue aneh gini banyak yang suka, bang." Jeongwoo membanggakan diri.

Asahi hanya mengangguk menanggapinya, bicara dengan Jeongwoo membuatnya sakit kepala saja. Ada saja pertanyaan maupun pernyataan aneh yang keluar dari mulut pemuda itu.

"Woo," Jeongwoo menoleh.

"Apaan?"

Asahi meringis, "Teman lo yang namanya Moon Nara,"

Jeongwoo membuka bungkus permen dan membuangnya asal, "kenapa si nyai?"

"Cantik."

"Oh,"

Jeongwoo terjengit kaget, Asahi bilang Moon Nara itu cantik? Teman sekelas sekaligus sahabatnya itu dibilang cantik oleh Asahi? Jeongwoo jadi curiga dengan Asahi.

"Lo bilang si nyai cantik?" tanya Jeongwoo memastikan.

"Nyai? Siapa nyai? Dari tadi lo bilang nyai terus," kata Asahi yang mengerutkan keningnya.

Jeongwoo berdecak, "Si Nara, dia gue panggil nyai soalnya galak banget kayak nyai-nyai. Udah gitu kalau ketawa paling heboh."

Asahi tertawa kecil, Jeongwoo dibuat heran.

"Lo kenapa, bang?"

Asahi kemudian diam, "gak."

"Lo naksir sama dia?" Jeongwoo memainkan alisnya.

Asahi merinding melihat Jeongwoo, lalu ia ikut duduk. Gelang yang melingkar di tangannya itu ia mainkan.

"Itu bukannya gelang kak Ryujin?" tanya Jeongwoo.

Asahi mengangguk, "couple-an."

"Bukannya lo udah putus? Kok masih dipakai?" tanya Jeongwoo lagi, rasa penasaran terus menghantui pemuda itu.

"Terus harus gue buang? Sayang duit gue, Woo. Mubazir namanya." Jawab Asahi.

Jeongwoo tampak tak puas dengan jawaban pemuda berkulit putih di depannya itu, "gak percaya gue. Jangan-jangan lo backstreet sama dia, iya, kan?"

Asahi memukul kepala Jeongwoo, tatapannya datar menandakan dia sedang serius.

"Tuh, pasti lo balikan sama kak Ryujin, terus lo ngapain nanyain nyai gue? Mau lo sakitin? Wah, gak bisa, bang. Gak gue kasih izin!" Bukan Jeongwoo namanya kalau tidak mendesak seseorang. Ia terus bertanya untuk memastikan kebenaran.

"Sok tau."

"Serius gue, bang. Liat, nih, muka ganteng gue!" tutur Jeongwoo.

Asahi menatap Jeongwoo malas, lalu ia duduk di sebuah kursi dan mulai memainkan keyboard.

Music • AsahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang