tujuh belas

3K 125 2
                                    

Aca kembali terbangun dari tidurnya saat hpnya berbunyi beberapa kali , aca menormalkan kesadarannya dan mengangkay teleponnya
Ia melirik ternyata bundanya yang menelpon

Aca buru buru mengangkatnya dan menempelkan hp ke telinga

" Kemasi baju kamu sama Rashi sekarang , bunda udah pesen tiket pesawat kalian ke Bandung ,jam penerbangan nya jam 9 "
Ucap bundanya dengan suara serak

Aca yang masih setengah sadar terkejut mendengar penuturan bundanya

" Maksud bunda gimana ? "

" Sayang, kamu sama Rashi harus ikut bunda ya , bunda mohon ,cepet beresin pakaian dulu "

" Tapi , kenapa Bun ? Bunda kenapa ? Halo "

" Nanti bunda jelasin ya , sekarang cepet beresin baju "

" I - iya Bun "

" Yasudah , bunda tutup ya assalamualaikum "

" Waalaikumsalam "

ACA benar benar bingung , ia baru saja bangun sudah disuruh cepat ,ia melirik jam dindingnya
Sudah jam setengah 7

Ia cepat cepat pergi kekamar Rashi untuk membangunkan adiknya

Ternyata Rashi sedang berkemas dengan rambut yang masih basah

" Nunggu apa lagi Lo ? Mandi sini baju Lo belum disiapin kan , cepetan kak , bandara dari sini ga cuma satu jam "

Aca tambah bingung , ia buru buru mandi dan mengambil kopernya

Sebenarnya apa yang terjadi ?

Aca mengemasi bajunya dengan acak , tak ada yang dipilih pilih
Apapun yang ia lihat ia masukkan

Ia juga memasukan kotak skincare nya dan menutup kopernya
Ia mengambil slingbag dan memasukkan dompet serta handphonenya

Aca tidak lupa mengunci kamarnya ,yang tak sempat ia bereskan

Buru buru ia turun kebawah ,ia melihat Rashi telah siap dengan kopernya

" Sebenarnya ada apa sih ?! "

" Syuuut ayo , grabcar nya udah sampe "

Aca mengikuti Rashi dan memasukan kopernya kedalam mobil selagi menunggu Rashi mengunci pintunya

Kini keduanya sudah didalam mobil

Rashi melirik arlojinya , sudah stengah 8 , ia memberi tahu pak supir untuk sedikit cepat karna sudah mepet

Aca melihati Rashi , ia tampak sedikit pucat

" Rashi Lo kenapa ? "

Bukannya menjawab , Rashi memeluk kakaknya erat , ia tidak menangis hanya memeluk ,ia tau kakaknya sangat sensitif dengan berita atau kabar seperti ini , tapi mau bagaimana lagi
Rashi harus menceritakannya , bundanya belum memberi tahu aca pasti karna tidak mau anak gadisnya syok duluan

" Lo kenapa si ? Kita bakal ada acara apaansih mau cepet cepet amat "

" Kak "
" Ayah selingkuh "

Deg.

dada aca sesak seketika , matanya terasa panas , nafasnya tersekat setelah mendengar perkataan adiknya
Aca buru buru melepaskan pelukan adiknya

" Nggak ! Lo apa apaan sih nuduh ayah Lo sendiri "

" Kak.. "

" Gak ! Gue gak percaya ! Ayah gue baik "

Rashi kembali memeluk kakaknya erat , ia melihat supir grabnya yang mungkin terlihat penasaran
Ia tidak menghiraukannya
Ia kembali kepada kakaknya yang tengah menangis

" Tadi subuh , bunda nelpon gue , dia nyeritain semuanya , awalnya bunda kekantor ayah buat nganterin makan siang , ternyata disaat yang bertepatan ayah lagi sama selingkuhannya , bunda bingung mau kemana , akhirnya dia ke rumah nenek , pake busway "

Aca kembali terisak ,ia tidak pernah berpikir bahwa ayahnya akan mengkhianatinya

" Udah ya kak , jangan nangis "

Aca melepas pelukannya dan mengelap air mata dipipinya

Tak terasa keduanya sampai di bandara , hanya tersisa waktu beberapa menit

Keduanya buru buru check-in dan masuk

Keduanya bernafas legah , untungnya keduanya tidak terlambat , mereka sangat khawatir terhadap bundanya

Mata aca masih memerah akibat menangis , ia melamun melihati jendela disampingnya , ia masih tak percaya dengan ayahnya

Tak butuh waktu lama , pesawat yang ditumpangi aca dan Rashi sampai, om nya menjemput mereka dibandara

Keduanya bersalaman dengan om Reza , adik bundanya

Saat dimobil , aca menerima telepon dari Audie , terdapat nada kekhawatiran disana , Audie menanyakan kenapa dirinya tidak sekolah , aca hanya menjawabnya dengan ada urusan mendadak , ia belum bisa bercerita sekarang

Mobil om Reza berhenti didepan rumah nenek , rumah yang sudah lama tak ia kunjungi

Rumah 2 tingkat bernuansa coklat itu sudah banyak berubah

Aca juga rashi melangkahkan kakinya ke dalam, ia melihat bunda dan neneknya tengah berbincang

Jauh dari pemikiran aca , ia kira bundanya sedang menangis , ternyata sudah jauh lebih baik
Aca tersenyum setelah bunda dan neneknya menyadari keberadaan aca serta adiknya

" Anak bunda udah sampe "

Aca juga Rashi bersalaman dengan nenek dan bundanya , ia duduk
Agak sedikit canggung karna keduanya jarang bertemu nenek

" Nenek udah sehat? " Tanya Rashi

" Alhamdulillah cu "

" Bagaimana sekolah kalian "

" Baik nek "

Neneknya mengangguk dan tersenyum

" Sayang ayo , kita langsung ke apart taruh barang kalian "

" Apart? "

" Iya sayang "
















Tbc
















hy  !

first of all , big thanks buat kamu yang mau nyempetin waktu buat tap cerita aku
Aku berharap lebih banget you guys bisa terima cerita aku dengan baik
Semoga bisa masuk sama kategori cerita yang kalian suka
have a nice day !
Jangan lupa di vote yyaa
Kita sama sama support
Thankyou 💓


FARASA ( Farasha Angkasa ) || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang