Melihat reza yang sepertinya buru buru membereskan barang-barang nya membuat ario merasa heran dan menghampiri nya.
Mau kemana za? Latihannya udah selesai? Kenapa kamu terburu-buru seperti ini? Tanya ario
Hm udah kok ri, baru aja selesai, ah ya di parkiran ada via sedang menunggu ku, makanya aku terburu-buru kasian dia lama menunggu. Jawab reza
Via? Siapa? Aku gak tau kamu dekat dengan seseorang.. Tanya ario yang semakin penasaran seperti apa orang yang bernama via itu sampai bisa membuat atensi reza seperti ini.
Dia pacarku ri. Namanya silvia, aku belum sempat cerita ke kamu. Ya udah yuk sekalian aja ku kenalkan ke dia mumpung ada disini. Ajak reza
Ya, kamu memang seperti itu, selalu saja tak pernah mau cerita jika tidak di tanya. Sungut ario kesal
Ini aku udah cerita, sekalian mau aku kenalin. Ayok buruan ucap reza seraya menarik tangan sahabatnya ke parkiran sekolah.
Via, kenalin ini ario sahabat aku ucap reza memperkenalkan sahabatnya kepada silvia.
Silvia terlihat kaget ketika bertemu dengan sahabat kekasihnya itu, pasalnya malam minggu kemarin dia bertemu dengan ario di bioskop saat dia sedang jalan dengan pacarnya yang kebetulan teman ario waktu SMP.
Ario, panggil aja gw ari ucap ario dingin. Ya ario tau kelakuan silvia dan dia tak terima karena sahabatnya di permainkan tapi dia juga tak bisa memberitahu langsung karena selain tak memiliki bukti dia juga tak ingin melihat sahabatnya sedih.
Sil..via, ucap silvia gugup yang tak luput dari perhatian reza.
Gak usah gugup gitu, ario baik kok nanti juga kamu bisa jadi temen dia. Ucap reza yang mengira silvia gugup karena baru pertama kali bertemu sahabatnya.
Iya hehe, jawab silvia berusaha mengalihkan rasa takutnya.
Ya udah ayok kita pergi, rengek silvia ke reza agar segera pergi, dia benar-benar merasa takut dengan tatapan mengintimidasi dari ario.Mau kemana? Tanya reza
Kita jalan jalan ke mall aja yuk, udah lama kan kita gak ke sana. Jawab silvia
Oke terserah kamu aja mau kemana.
Ri aku pergi dulu ya kamu pulang sendiri gak apa kan?Santai, aku mah gampang dan hati hati di jalan.
Hmm, jawab reza singkat kemudian melajukan motor nya meninggalkan ario yang masih memperhatikan mereka berdua.
Dari mana saja kamu reza? Keluyuran lagi? Mau jadi apa kamu? Makin hari makin gak berguna bukannya belajar supaya nilai membaik malah keluyuran gak jelas. Ucap papanya reza ketika melihat reza baru pulang jam 9 malam.
Terserah papa ajalah, aku capek mau debat gak jelas, percuma juga kan aku jelaskan semua kegiatan yang aku lakukan, apa papa mau dengar? Enggak kan, apa papa peduli? Cuma mimpi. Jawab reza yang benar-benar jengah dengan perlakuan orang tuanya.
Plaak..! Bunyi tamparan yang cukup keras terdengar, kali ini bukan papanya yang memberikan tamparan tapi mamanya.
Jaga mulutmu reza, mama tak pernah mengajarkan kamu melawan seperti itu.
Hahaha, mengajarkan? Mama amnesia? Kapan mama pernah mengajarkan aku tentang baik dan buruk, bahkan untuk sekedar peduli aku makan atau belum, sehat atau sakit aja gak pernah. Jadi jangan pernah berucap seolah mama pernah mendidik ku. Ucap reza penuh emosi dan berlalu meninggalkan kedua orang tua nya yang hanya bisa terdiam mendengar jawaban reza.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Please
Short Storyini merupakan pertama kalinya saya menuliskan sebuah cerita dan cerita ini di ambil dari kisah nyata walau pun dalam penulisan terdapat penambahan ataupun sedikit perubahan demi menjaga identitas si pemilik asli cerita. warning cerita homo, bxb, ya...