Seperti yang sudah di rencanakan sebelumnya, hari ini Reza dan teamnya mengikuti latihan, untuk persiapan mengikuti ajang Pekan Olahraga Nasional mewakili sekolahnya.
Terlihat Reza sedang berlari mengelilingi lapangan dan di awasi oleh guru olahraganya yang sambil memegang stopwatch demi menghitung seberapa cepat muridnya itu berlari.
Oke Reza, kamu masih memegang score tertinggi. Saya harap kamu bisa lebih cepat dari ini. Dan untuk kalian berdua terutama kamu liam, walaupun kamu hanya sebagai cadangan saya harap kamu lebih bisa memaksimalkan lagi kemampuan berlari kamu. Latihan kita hari ini cukup sampai disini,kalian boleh istirahat. Ucap pak rizal.
Baik pak, Jawab Reza dan kedua rekannya yang terengah sambil berusaha menetralkan pernapasan nya sehabis berlari.
Reza memutuskan duduk di pinggir lapangan sambil berusaha mengatur nafasnya dan terlihat meringis kecil, ya saat latihan tadi dia merasakan nyeri di kakinya namun sebisa mungkin dia menahan rasa sakit tersebut.
Melihat itu ario berlari masuk kelapangan membawakan air minum untuk sahabatnya, dia menyadari ada yang tidak beres dengan sahabatnya itu tapi entah apa, karena Reza tak pernah memberitahu nya.
Nih za minum, ucap ario sambil menyodorkan sebotol air mineral kepada Reza yang masih duduk di pinggir lapangan.
Thank's ri, tau aja kalau aku lagi haus banget. Kekeh Reza mencoba mengalihkan perhatian sahabatnya. Reza lantas menghabiskan sebotol air mineral tersebut.
Ario menggeleng pelan melihat kelakuan sahabatnya itu seraya berkata, kamu dari dulu emang gak pernah berubah ya. Masih aja minum kayak unta. Ucapnya disertai senyuman.
Sialan, enak aja aku di samain sama unta, mana ada unta bentuknya keren begini. Sungut reza ketika mendengar ucapan sahabatnya.
Haha iya, iya kamu mah keren tapi lebih menjurus cantik sih menurut aw aww , ucapan ario terputus karena reza sudah lebih dulu menendang kakinya.
Sekali lagi kamu bilang kayak gitu, aku hajar lebih parah dari ini, ucap reza seraya menunjukkan wajah kesalnya yang menurut ario justru kelihatan imut.
Haha iya deh maaf, ya udah yuk balik kelas, panas nih liat tuh muka kamu udah mirip kepiting yang direbus, gak takut alergi mu kambuh? Udah berapa lama kamu di bawah matahari langsung? Tanya ario cemas karena dia tahu bahwa sahabat nya itu punya alergi terhadap sinar matahari.
Ah iya bener, udah hampir 2 jam yuk kelas bahaya kalau efek sun screen nya hilang.. Jawab reza sambil melangkah meninggalkan lapangan.
Tanpa di sadari dari kejauhan terlihat raka yang sedang memperhatikan Reza yang sangat serius berlatih sambil menyeringai, kemudian bergegas menghampiri reza dan ario.
Wah wah, gak di sangka ternyata cowok cantik kayak kamu bisa punya bakat juga, aku pikir kamu bisanya cuma maskeran sambil bergosip. Ucap Raka merendahkan.
Reza berlalu melewati raka, karena malas dan lelah sehingga tak ada lagi tenaga nya untuk meladeni manusia absurd itu.
Merasa di cuekan raka kembali mengejar reza, dengan gerakan cepat dia memegang tangan reza dan menarik Reza menuju belakang sekolah.
Woi, mau di bawa kemana temen gw? Teriak ario ketika melihat sahabatnya di tarik oleh raka kearah belakang sekolah.
Diam, bukan urusan lu, sebaiknya lu jangan ikut campur, ini urusan gw sama dia. Jawab raka sambil terus menarik reza.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Please
Proză scurtăini merupakan pertama kalinya saya menuliskan sebuah cerita dan cerita ini di ambil dari kisah nyata walau pun dalam penulisan terdapat penambahan ataupun sedikit perubahan demi menjaga identitas si pemilik asli cerita. warning cerita homo, bxb, ya...