Reza pov
Setelah berpisah dengan ario aku memutuskan untuk ke toilet melewati koridor. Kulihat begitu banyak anak perempuan berkumpul di dekat ruangan guru.. Karena penasaran aku mendekat. Ku dengar mereka begitu antusiasnya ingin melihat murid pindahan, tak sedikit dari mereka yang sibuk membicarakan nya. Tapi aku tak peduli, lebih baik aku urus hidupku yang sudah berantakan ini.
Aku pun segera ke toilet. Sebenarnya aku hanya ingin sembunyi di toilet sampai jam pelajaran pertama selesai tapi sayangnya kegiatanku harus terusik oleh seorang.
Hai, apa yang kamu lakukan disini? Bukankah ini toilet laki-laki? Tanyanya padaku
Aku hanya mendengus saat mendengar pertanyaan yang sungguh tak masuk di akal, bukankan sudah jelas aku anak laki-laki kenapa masih di pertanyakan..
Hei kenapa diam saja, apa kamu tidak melihat tulisan di depan. Sebaiknya kamu segera keluar dari sini jangan sampai terjadi sesuatu. Atau kau memang mengharapkan terjadinya sesuatu?
Apa kau buta? Atau kau sudah tidak bisa membedakan mana laki-laki dan mana perempuan.. Jawabku
Apa maksudmu? Jadi kau laki-laki? Tanyanya yang membuat ku marah seketika.
Aku heran ternyata anak bodoh sepertimu bisa juga sampai ke jenjang pendidikan ini, yang bahkan membedakan gender seseorang saja tidak bisa.
Karena terlampau kesal akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke kelas, dan meninggalkan anak pengganggu yang tak jelas itu. Haaaah padahal aku berencana bolos.
Ya semoga saja aku di keluarkan dari kelas karena terlambat.Sesampainya di kelas ternyata pelajaran sudah di mulai aku memutuskan masuk ke kelas dengan langkah berat.
Tok tok tok
Permisi, sorry pak saya terlambat.
Darimana saja kamu Reza? Kamu terlambat 20 menit? Bukankah saya sudah pernah bilang saya tidak mentolerir siswa maupun siswi yang terlambat di jam pelajaran saya? Kudengar pak yosef mulai mengomeli ku.
Oh jika bapak mau saya keluar dari kelas baiklah.. Dengan senang hati saya keluar. Jawabku
Apa kamu tidak bisa lebih sopan Reza? Saya ini guru disini bukan teman sepermainan mu?
Ooh jadi bapak mau saya berperilaku sopan? Kalau begitu berhentilah membandingkan saya dengan Ratna. Karena saya dan ratna jauh berbeda.
Apa salahnya bukankah dia itu kakakmu? Saudara kandungmu?
Lebih baik bapak urusi pekerjaan bapak, tak perlu bapak urus kehidupan pribadi saya. Jawabku sambil berlalu meninggalkan kelas.
#tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Please
Short Storyini merupakan pertama kalinya saya menuliskan sebuah cerita dan cerita ini di ambil dari kisah nyata walau pun dalam penulisan terdapat penambahan ataupun sedikit perubahan demi menjaga identitas si pemilik asli cerita. warning cerita homo, bxb, ya...