Rahasia besar

91 8 2
                                    


Reza POV

Pagi ini seperti biasa aku terbangun dengan kaki yg terasa remuk, entah lah aku juga bingung apa penyebab nya, ku paksakan kakiku melangkah ke kamar mandi untuk membersikan diri.

Setelah memakai seragam aku pun bersiap untuk berangkat ke sekolah, sesampainya aku di ruang keluarga kulihat orang tuaku bersama rena dan kakakku telah berkumpul di meja makan.

Ah mereka sudah pulang ternyata, aku bahkan tidak tau kapan mereka pulang, sudahlah bukankah memang selalu begini, ucapku dalam hati.

Aku duduk di kursi tempat biasanya aku duduk, menyapa  dan orang tua ku hanya sebagai formalitas saja, ayolah aku bahkan berbicara dengan mereka semua hanya di saat penting saja.

Tapi saat aku sedang memakan sarapanku kaki ini kembali terasa sakit sehingga aku mendesis menahan rasa sakitnya.

Reza tak bisakah kau tenang saat makan, di mana tata krama mu?!

Ah ternyata papaku merasa terganggu.

Maaf pa aku merasa kaki ku sangat sakit. Ucap ku.

Dasar manja, kamu itu laki-laki sakit sedikit itu biasa. Dasar lemah..!! Kembali ucapan ayahku membuat hatiku merasa tercabik, coba saja kakakku atau rena yg mengeluh, pasti respon nya akan berbeda.

Aku pun hanya bisa mengepalkan tanganku sebagai pengalihan rasa sakit yang ku rasakan, di dalam hati aku berjanji sesakit apapun dan seberat apapun sakit ku tak akan pernah ku tunjukkan kepada mereka.

Setelah sarapan aku bergegas pamit pada orang tuaku dan segera berangkat ke sekolah, ku paksakan kaki ku melangkah sungguh aku tak ingin berlama-lama bersama mereka.

Sepulang dari sekolah Reza mampir ke klinik teman ayahnya untuk memeriksakan kakinya, ia sungguh penasaran ada apa dengan kaki nya yang akhir akhir ini terlalu sering merasakan sakit.

Om lukman, bisa tolong periksa ada apa dengan kakiku kenapa akhir akhir ini sering sekali sakit.

Bagian mananya yang sakit? Dan sakit seperti apa yang kau rasakan?  Om lukman bertanya kepadaku.

Kaki ku yang sebelah kanan om, sakitnya seperti tulang ku sedang di remuk kan dari dalam. Jawab ku!

Kanan?  Bukankah waktu kecil kamu pernah mengalami patah tulang di kaki kanan mu?  Kembali om bertanya kepada ku.

Ah.. om masih ingat ternyata, itu sudah kejadian lama om,  itu terjadi saat aku masih kelas 4 SD, apa hubungannya dengan sekarang?  Tanya ku.

Kemungkinan itu penyebab dari rasa sakit yg sekarang kau rasakan, sebaiknya kau periksa ke rumah sakit, om akan mengantar mu menemui rekan om di sana, dia seorang dokter spesialis.

Baiklah om, kapan kita berangkat? Kembali aku bertanya memastikan.

Sekarang saja kebetulan om ada janji dengan nya hari ini, ayo ikut om..

Aku pun mengikuti om lukman dengan pikiran yang tak menentu.
Sesampainya di rumah sakit om lukman langsung membawaku menemui temannya tersebut.

Saat sampai di depan ruangan aku bingung saat membaca tulisan yang ada di pintu ruangan tersebut.

Kanker?  Apa maksudnya ini? Kenapa aku di bawa kemari? Aku kembali kebingungan. Dan ku lihat om lukman sedang berbicara kepada temannya, entah apa yang mereka bicarakan sampai akhirnya mereka menghampiri ku dan aku mulai kembali di tanyai tentang rasa sakit ku.

Aku rasa dugaan mu tepat lukman, tapi untuk memastikan nya mari kita periksa lebih lanjut ucap dokter yang ku kenal dengan nama yusuf setelah membaca name tag nya.

Baiklah mari kita lakukan sekarang, bukankah lebih cepat lebih baik, agar kita bisa segera mengambil tindakan. Ku dengar om lukman kembali berbicara.

Baiklah mari ikuti aku, ucap dokter yusuf sambil berlalu memimpin perjalanan yang aku tak tau kemana tujuannya.

Om kenapa aku di bawa kemari, ada apa sebenarnya, kenapa aku harus menjalani rontgen?  Tanyaku kepada om lukman.

Ini hanya untuk memastikan apa yang menjadi penyebab rasa sakit mu za. Jawab om lukman.

Baiklah jawabku dan akhirnya aku pasrah mengikuti setiap rangkaian pemeriksaan, hingga selesai dan dokter yusuf meminta kami kembali keruangan nya sambil menunggu hasil pemeriksaan keluar.

Baiklah ini hasil pemeriksaan nya ucap dokter yusuf sambil membawa amplop besar hasil pemeriksaan ku.

Bisa kau lihat kan lukman, dugaan mu sangat tepat sekali. Ucapnya.

Ya dugaan ku benar ternyata jawab om lukman.

Reza, apa saya boleh bertanya kepadamu? Ucap dokter yusuf kepadaku.

Ya dokter ada apa? Tanya ku.

Apa kamu sebelumnya pernah mengalami cedera tulang pada kaki kananmu? Tanya nya

Ya, tapi itu sudah lama sekali dokter, waktu aku kelas 4 SD, aku pernah mengalami patah tulang tapi berhubung tidak ada orang di rumah jadi aku hanya mengikat kaki ku dengan kain dan ku paksakan untuk tidur agar rasa sakitnya berkurang, dan saat aku bangun kaki ku benar-benar bengkak dan membiru. Jawabku jujur.

Reza dari hasil pemeriksaan yang kamu jalani hari ini, kamu saya nyatakan mengidap kanker tulang stadium awal, dan sebaiknya ini cepat di tangani. Saya akan meresepkan obat untuk pereda nyerinya,  cukup minum saat kau merasakan sakit.

Aku tertawa saat mendengar ucapan dokter yusuf barusan. Dalam hati aku berkata kurang menyedihkan seperti apalagi hidupku hingga aku masih harus seperti ini. Aku meminta kepada om lukman untuk tidak mengatakan tentang penyakit ku ini kepada keluarga ku, dengan alasan biar aku sendiri yang memberi tahu mereka. Dan akhirnya om lukman setuju.

#tbc

Love Me PleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang