CHAPTER 19

94 8 4
                                    

DEWA POV
.
.
Aku bahagia, setelah sekian lama aku memendam rindu pada Rara, akhirnya ada kesempatan aku untuk kembali mengejarnya. Jujur aku sangat menderita ketika mendengar Rara jatuh miskin. Bukan karena malu memiliki gebetan miskin, justru karena aku merasa dia adalah perempuan. Harus memikirkan beban keluarga yang tidak seharusnya ia fikirkan di usianya kini. Tenang, Rara, aku akan membuat diriku berhak menggantikan keterpurukanmu, dengan sejuta kebahagiaan.

Dilra: "HAh? Bentar dulu, tapi kok pura-pura jadi asisten? Lo gimana sih, Wa. Di Kafe tadi gak gitu perjanjiannya. Berarti setelah talkshow ini, dan barbara udah mulai kerja lagi, gue gimana?"
Dewa: "Gue gak akan biarin lo jadi asisten gue lah, mikir!" Ucapku sambil  nyentil dahinya.
Dilra: "terus gimana? Jangan berbelit-belit dong gue pusing"
Dewa: "Intinya, sekarang kerjain aja dulu kerjaan ini, saat barbara balik lagi, lo tetep bisa kerja kok, gue jamin"
Dilra: "Bener yaaaa"  nada bicaranya berybah manja
Dewa: "iya" ucapku lembut
Dilra: "Ya udah, gue mau balik dulu ya, kabarin kabar gembira ini sama Bunda"
Dewa: "Bunda?cieeee udah berdamai nih?"
Dilra: "Lah, emang dulu gue gimana sama Bunda gue?"
Dewa: "Enggak, enggak, gue yang lupa udah" jawabku gak mau ribet.

-------------------

Keesokan harinya, aku jemput Dilra untuk ke acara talkshow di salah satu stasiun TV.

Dewa: "lo yang bawa" sambil melemparkan kunci mobil pada Rara yg kemudian ia tangkap dengan tepat.
Dilra: "kok gue?"
Dewa: "Inget, hari ini lo harus akting jadi asisten gue"

Dia menghela nafas
Dilra: "iya.... iya...."

Di lokasi, kami di briefing tentang games yang akan kami mainkan. Pertama, games memasukan bola pada gawang. Disitu aku dan Rara harus memasukan bola sebanyak mungkin dalam waktu 1 menit. Dan seolah semesta mendukung kami, akhirnya kami menang.
Uji kekompakan yang kedua adalah kami harus berlari menuju finis dengan melewati tali-tali tambang yang di ikat zig-zag. Di games ini juga kami menang lagi. Terakhir, kami harus berjalan di dalam kolam renang, dengan mata tertutup. Di games ini, aku harus menggendong Rara di pundakku, dan mataku di tutup olehnya, lalu dilra menunjukan arah sampai kami ke finish, dan kami menang lagi.

Dewa: "capek gak?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dewa: "capek gak?"

Tanyaku pada Rara di pinggir kolam, aku takut dia sakit karena kelelahan nantinya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEWA KELINCITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang