CHAPTER 9

128 13 0
                                    

Saat kami sampai di Rumah sakit, dia keluar duluan dan membukakan pintu untukku. Aku terkejut saat dia membungkukan badannya.

Dilra:"Heh! Mau ngapain?"
Dewa:"Gendong"
Dilra:"Gue bisa jalan, minggir!"
Dewa:"Tunggu!"
Dia menghentikanku yang akan turun dari mobil.

Dewa:"Bentar ya, jangan keluar dulu!"
Aku menurutinya, mungkin dia mau daftar dulu.

Selang berapa lama, aku dikejutkan dengan Dewa yang menuju ke arah mobil sambil membawa kursi roda. Aku langsung panik dan menutupi wajahku dengan rambut. Aku rasa ini sangat berlebihan sekali, aku hanya masuk angin, bukan cedera sampai gak bisa jalan.
Dewa:"Ayo"
Dilra:"Lo gila!"
Dewa:"Kok gila sih?"
Dilra:"Lo menjauh, gue mau turun"
Dewa:"Pake ini, kamu pucet banget, Ra"
Dilra:"Lo mau malu-maluin gue? Gue gak keseleo, gue cuma masuk angin. Lebay banget harus pake kursi roda. Gue masih mampu jalan"
Dewa:"Tadi lo gak mau di gendong, ya udah pake kursi roda"
Dilra:"Memalukan! Minggir!"
Dewa:"Ya udah, gue gendong"
Dilra:"Waaaaa!"
Dewa:"Ra!"
Dilra:"Lo tuh ya!"
Dewa:"So sweet? Baru nyadar?"

Dia membungkukan badannya bersiap akan menggendongku.
Dilra:"Stop! Oke gue pake itu aja" Kataku sambil menatap ngeri kursi roda itu. Aku turun di bantu Dewa, lalu duduk di kursi roda itu. 
Dilra:"Gue malu"
Dewa:"Tutup aja mukanya"
Aku menunduk berusaha menutupi wajahku. Aku harap tidak ada yang kenal aku disini.

Dokter:"Sakit apa nih?" Ucap laki-laki tampan nan gagah yang lebih cocok jadi tentara dibanding seorang dokter.
Dilra:"Eum.... Masuk angin kayaknya"
Dokter itu tertawa lalu menatap kami berdua bergantian.
Dokter:"Gak nyangka ya, Dewa ini tidak hanya so sweet saat akting, ternyata di dunia nyata manis juga ha ha ha"

Tak heran dokter ini tahu Dewa, karena karier Dewa juga sedang naik daun di dunia akting.
Dewa:"Di periksa aja dulu dok! Kayaknya bukan cuma masuk angin, dia panas banget, pucet lagi" Jelas Dewa sambil membelai rambutku. Tampangnya terlihat khawatir, aku segera melepaskan tangan Dewa dari ubun-ubunku agar tidak terjadi baper berkelanjutan.
Dokter:"Oke, baring yuk disana"
Dewa membantuku berdiri dan menidurkanku di ranjang IGD itu. Pertama-tama aku di cek suhu, lalu di ambil darah dan di cek tekanan darah.
Dokter:"Panasnya tinggi sekali, kemungkinan tipes. Jadi harus di rawat disini dulu untuk sementara. Kalau di paksakan pulang, takut kejang di rumah"
Dilra:"Separah itu?" Tanyaku terkejut
Dewa:"Ya udah dok, saya mau dia di rawat di ruang VIP"
Dilra:"Tunggu! Lo seenaknya banget sih? Gue gak mau di rawat"
Dewa:"Raaa..."
Dokter:"Harus tetap menginap dulu disini, cantik. Liat nih, demamnya tinggi. Sampai 40 derajat. Untuk ruangan dan administrasi, kamu bisa urus dulu disana, saya akan memberikan obat demam dulu sama pacar kamu"
Dewa:"Iya dok"

Pacar? siapa yang pacar? Dewa dengan polosnya meng'iya'kan lagi.

Dewa:"Bentar ya" Pamitnya sambil mengacak rambutku lagi.

DEWA POV
.
Ya Tuhan, kalau boleh meminta, biar aku yang menggantikan Rara berbaring disana. Demam berapa derajatpun aku terima, aku gak bisa liat Rara lemas dan pucat seperti itu. Baru kali ini aku secinta ini pada wanita.

Saat aku kembali setelah mengurus administrasi, Rara terlihat tertidur pulas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat aku kembali setelah mengurus administrasi, Rara terlihat tertidur pulas.
Dokter:"Biarkan dia tidur pulas ya, jangan di  ganggu. Biar obatnya bekerja dan cepat pulih. Nanti setelah dia bangun saja kita pindahkan ke ruang inap"
Dewa:"Iya dok, makasih"

Aku duduk disampingnya, memeriksa dahinya lagi. Maih sangat panas dan pucat. Maaf Ra, cuma saat kamu tidur begini aku ada kesempatan untuk membelai setiap inchi wajahmu. Setelah puas membelai wajahnya, aku telepon ibunya, dia pasti sedang cemas karena anaknya tak kunjung pulang.

Ibu:"Apa?" Itu kata yang keluar saat aku memberitahukan keadaan anaknya.
Dewa:"Sudah ditangani kok, dia sedang tidur"
Ibu:"Ya udah Dewa, kamu share lokasinya! Ibu kesana"
Dewa:"Iya Bu"
Setelah menutup teleponnya, aku tersenyum sendiri. Sejak kapan aku memanggilnya ibu?
Aku menggenggam tangan Rara dan membelai kepalanya dengan tangan yang lain.
Dewa:"Ra, kayaknya hubungan kita akan semakin dekat, aku baru saja memanggil ibu sama mertuaku. Dan dia tidak keberatan sama sekali, malah dia yang mulai" Senyumku memudar, karena melihat wajah lelahnya terlelap tidur.
Dewa:"Mimpiin aku ya, Ra" Aku membelai pipinya. Lalu bersandar dilengannya untuk melanjutkan tidur yang tadi di mobil sempat terpotong. 

DILRA POV
.
Kepalaku sakit sekali, badanku lemas, dan aku merasakan tangan sebelah kananku mati rasa. Saat aku membuka mata perlahan, ternyata ada kepala kelinci yang enak-enak tidur di lengan kananku, pantas saja kesemutan.
Dilra:"Dewaaa"
Dia tetap tertidur nyenyak
Dilra:"DEWA!"
Bergerak sedikit, tapi malah melanjutkan tidur"
Dilra:"DEwa! Hiks hiks"
Kali ini dengan kekuatan air mata, dan berhasil.
DEwa:"Ya ampun, Ra? kenapa? Kenapa? Mana yang sakit?"
Dilra:"Tangan hiks hiks, lo tidurin tangan gue sampai mati rasa"
Dewa:"Ya ampun! Maaf Ra"
Dia memijat-mijat lenganku.
Dewa:"Sakit gak?"
Aku mengangguk manja
Dilra:"Yang ini"
Dia melanjutkan memijat bagian yang aku tunjuk.
Dokter:"Eh udah bangun, pasang dulu infus ya"
Dilra:"Dewa" Bisiknya
Dewa:"Apa?"
Dilra:"Bekas suntikan yang tadi ambil darah aja masih sakit, sekarang di suntik lagi?"
Dia mengmbil tanganku dan menggenggamnya.
Dewa:"Jangan liat suntikannya, liat gue aja"

Joss

Suntikan infusan mulai masuk ke dalam kulitku. Aku menatap Dewa seperti yang ia perintahkan. Dia mencoba menguatkanku dengan mengusap pipiku dengan lembut.
Blesss! Suntikan sudah masuk semua
Dokter:"Sudah, yuk kita pindah ke ruang inap"
Dewa:"Sakit gak?"
Aku mengangguk sambil memasang wajah sedih.

Dia mengambil perlahan tangan yang sudah terpasang selang infus, lalu meniupnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia mengambil perlahan tangan yang sudah terpasang selang infus, lalu meniupnya.
Dewa:"Masih sakit?"
Dilra:"Enggak" Jawabku sambil tersenyum

Dewa:"Masih sakit?"Dilra:"Enggak" Jawabku sambil tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia tersenyum
Dewa:"Baru pertama kali, lo senyumin gue. Kok berasa ada yang melayang ya di hati gue?"
Dilra:"Norak lo!"
Aku memasang wajah judes lagi, walau sesekali pura-pura melihat ke belakang untuk menyembunyikan senyumku karena tersanjung.

 Kok berasa ada yang melayang ya di hati gue?"Dilra:"Norak lo!"Aku memasang wajah judes lagi, walau sesekali pura-pura melihat ke belakang untuk menyembunyikan senyumku karena tersanjung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DEWA KELINCITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang