Katalog produk teh kami sudah tercetak. Kini nama Dewa juga sudah dikenal di penjuru Indonesia. Dia banyak tawaran pemotretan bahkan tapoing iklan. Ibu menyetujuinya, dia sudah tidak terikat kontrak. Maka bebas dia mau melakukan apapun juga.
.
Dewa: "Ra, kalau gue jadi artis top. Lo mau gak sama gue?"
Dilra: "gue gak butuh pacar"
Dewa: "serius? Lo normal gak sih?" Sambil menyentuhkan tanganya ke jidatku.
Dilra: "Ikh! Gue gak normal, makanya jangan mau sama gue!"Saat kami sampai rumah, ada mobil terparkir didepan rumahku.
Shena, Juna dan tante Mira, datang untuk menjemput Dewa kembali pulang..
.Setelah kepulangan Dewa, semua kembali normal. Tugasku hanya sekolah dan mengerjakan PR. Ujian kenaikan kelas sudah sekat. Aku disibukkan belajar supaya mendapat gelar juara kelas bahkan juara umum.
.
Benar saja, saat kenaikan kelas, aku berhasil meraih piala juara 1. Ternyata benar, jika fokus pada satu titik. Maka kita akan mendapatakan apa yang ada di titik tersebut.Kini aku duduk dikelas baruku. Aku sedih tidak satu kelas dengan shena, tapi tak apa. Kami masih bisa bersahabat walau LDR-an.
Saat aku melamunkan itu, seseorang membuat mataku terbelalak. Dewa dengan bangganya masuk ke kelasku dan duduk diampingku.
Dilra: "Heh! Lo ngapain?"
Dewa: "ha ha... akhirnya kita sekelas juga ya Ra"
Dilra: " apa??? Lo gak naik kelas?"
Dewa: "iya, akhirnya..."
Dilra: "kok lo seneng sih?"
Dewa: "hidup itu harus di syukuri, Ra. Dengan begini aku bisa membahagiakan mereka karena bisa sekelas dneganku"
Dilra: "mereka?"
Aku mengikuti arah telunjuk Dewa. Aku muak, satu kelas menatap Dewa dengan mata berbinar.
Dilra: "terus kenapa harus sebangku sama gue!"
Dewa: "yang lain penuh. Lagian kalau aku sebangku sama yang lain, nanti mereka gak akan konsen karena liatin aku"
Dilra: "ikh! Jijik banget sih lo!"
Dewa: "he he"
.
Walikelas kami akhirnya datang. Dimulai dengan perkenalan dan pembagian organisasi kelas. Semua siswa harus menulis, siapa yang akan menjadi ketua kelas mereka. Seluruhnya,memilih Dewa. Aku muak.Wali kelas: "oke, Dilra wakilnya ya"
Dilra: "APA?!"================
Gosip menyebar begitu cepat, semua mengira aku adalah pacarnya Dewa. Aku tak terima, aku tak sebodoh gadis lain yang mendewakan Dewa.
Dewa: "Ra, gue anterin pulang ya"
Dilra: "Gak usah, gue punya masih punya tangan dan kaki yg lengkap"
Dewa: "Gue kangen ibu"
Dilra: "Jangan macem2 ya! Bokap gue emang jarang pulang, tapi hubungan mereka masih baik-baik aja!"
Dewa: "Ya ampun Ra, gue bukan kangen dalam tanda kutip. Bagaimanapun, ibu lo yang bawa gue sampai gue sesukses ini. Gue mau kasih dia hadiah"
Dilra: "Ya udah, tinggal kasih aja. Ngapain pake modus mau anterin gue? Udah cukup tersiksa gue dijadiin bahan gosip satu sekolah"
Dewa: "Ra..."
Dilra: "....."
Dewa: "Lo gak berniat itu bikin gosip itu jadi kenyataan?"
Aku menghentikan langkahku.
Dilra: "ogah!"
Aku lanjutkan lagi berjalan, hanya saja kali ini lebih cepat. Jujur aku risi di buntuti Dewa seperti ini.
Dewa: "emang lo gak perhatiin ya? Gue udah gak pernah jalan sama cewek2 kayak dulu"
Dilra: "karena lo lagi bokek"
Dewa: "serius Ra, gue beneran pengen taubat. Dan gue butuh lo dalam berhijrah menjadi laki2 baik"
Dilra: "Cari aja cewek lain"
Dewa: "Yang lain malah bikin gue tambah dosa dan khilaf. Sedangkan lo, lo diem aja bisa bikin gue termotivasi untuk introspeksi diri"
Dilra: "Gue gak bisa"Aku dengar dia menghela nafas.
Dewa: "Ra, gue anter pulang ya"
Dilra: "gue kan udah bilang! Gue gak mau!"
Dewa: "Gue mau kasih hadiah buat ibu lo"
Dilra: "Ya udah masing2 aja. Lo ke rumah gue sendiri, dan gue pulang ke rumah gue sendiri"
Dewa: "Gue belum beli hadiahnya"
Dilra: "Aduuuuuh!!! Lo palyer tapi beg*. Ya udah beli dulu, itu aja lo persulit."
Dewa: "gue butuh lo, lo kan anaknya. Lo pasti tahu apa yang ibu lo mau"
Dilra: "halagh, ibu gue di kasih martabak telor juga seneng"
Dewa: "hahaha, buat orang yang berperan penting dalam karier gue, mana mungkin gue cuma kasih martabak. Kalau buat bujuk jadi menantunya gue berani bawa martabak"
Dilra: "Ya udah fikirin aja sendiri, apapun yang lo kasih ibu gue oasti seneng kok"
Dewa: "plis temenin gue ke Mall. Masa gue belanja sendiri"
Dilra: "Lo pasti lagi modus"
Dewa: "Enggak, Rara"
Kok pipiku terasa panas ya memdengar nada bicara dan panggilan namaku yang hanya dipakai oleh Dewa.
Dewa: "Hei, kenapa? Sakit?"
Lagi panas malah dipegang jidat lagi.
Dilra: "enggak, ya udah ayo"
.
.
Tiba di Mall, aku masuk toko Uniclo. Semuanya bagus, aku yakin ibu juga akan pusing memilihnya jika kesini.
Dewa: "Ra, ini bagus buat lo"
Aku mengerutkan dahiku.
Dilra: "bukannya lo kesini mau beliin buat ibu gue?"
Dewa: "Ya buat lo juga lah, coba gih. Atau lo suka yang mana?"
Dilra: "gue lagi cari buat ibu"
Dewa: "coba dulu ini, nanti udah pilihin buat lo. Kita cari buat ibu"
Aku menerima gaun itu berjalan menuju fitting room, tapi Dewa masih ngintil.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEWA KELINCI
FanfictionRank 237 #ketos : 05/04/2020 Rank 17 #dilraba: 15/04/2020 . Dilra tak sengaja menangkap pemandangan indah di jam olah raga. Dua laki - laki tampan berjalan bersejajar melewatinya. Dilra tidak tahu bahwa dua lelaki itu kakak2 tiri dari Shena ( saha...