CHAPTER 3

178 21 12
                                    

Hari ini upacara, aku sudah didepan cermin, seperti biasa kalau hari senin, baju, sepatu, kaos kaki, semua masih bersih dan rapi. Wangi detergen dan pelembut pakaian masih tercium. Jangan tanya nanti sepulang sekolah, wangi itu sudah musnah, dengan keringat bekas upacara kenaikan bendera.

Aku turun dan pamit pada Ibu. Perlu kalian ketahui, semenjak diantaranya aku oleh Dewa, ibu selalu mengomporiku agar aku pacaran sama Dewa. Aku sudah jelaskan bahwa dia itu pacarnya banyak. Ibu malah bilang, "gak apa - apa, nanti dia insyafnya kan sama kamu".

Aku menepuk jidatku, tak mengertikah ibu bahwa survei membuktikan: seorang playboy itu insyaf setelah menikah dan punya anak?

Dilra: "Udah ah, aku berangkat"
Ibu: "ini bekelnya (uang)"
Dilra: "masih ada yang kemarin"

Aku memang pandai mengatur keuangan, aku juga ditunjuk jadi bendahara waktu pertama sekolah, cuma aku TOLAK. Aku gak suka ribeut, ngurusin uang kas lah, inilah itulah, akh membayangkanya saja sudah malas.

Tiba disekolah, aku langsung berbaris bersama Shena. Kami dicek kerapihan di gerbang, baru bisa lolos masuk ke kelas untuk menyimpan tas.

Setelah menyimpan tas, kami berbaris dilapangan upacara.

Protokol upacara: "Upacara kenaikan bendera merah putih, akan segera dimulai. Dimohon untuk masing - masing pemimpin barisann, menyiapkan barisannya"

Selesai upacara, kami masuk kelas dan belajar.

Dikantin, seperti biasa. Mantan pacar Shena yang merangkap menjadi kakak tirinya, datang membawa air putih. Pandanganya dari jauhpun sudah tertuju pada Shena.

Tapi ada yang aneh hari ini, dia datang sendiri, kemana Dewa?

Juna: "diminum ya" sambil meletakan air mineral di meja.
Seperti biasa, shena pura2 tidak melihat dan tidak mendengar.

Juna: "Dilra, titip ini buat Shena ya"
Dilra: "hah? Oh ... eump. Iya"
Juna: "makasih"

Dia pergi dan Shena masih menunduk.
Dilra: "Shen..."
Shena: "gue udah kasih tahu alasanya ya Ra, plis jangan tanya lagi"
Dilra: "o...o..okey"
Dia beranjak sepertinya akan memesan sesuatu, tapi aku tarik lagi dia agar duduk.

Shena: "apa lagi sih?"
Dilra: "kok hari ini gue gak liat Dewa?"
Shena: "oh... dia di usir kemarin malem"
Dilra: "HAH???? KENAPA?"
Shena: "aduh... biasa aja donk! Kasian nih kuping gue"
Dilra: "kakak lo diusir, dan lo sesantai itu?"
Shena: "haha apa yang harus dikhawatirkan sih Ra, paling dia nginep di apartemen salah satu ceweknya hahahaha"
Dia tertawa sambil betanjak dan pesan sesuatunke mba Kantin. Sedangkan aku, terduduk lemah membayangkan Dewa, diapartemen cewek? Apa mungkin?
.
Sampai pulang pun, aku berjalan lunglai. Aku masih tak bisa menerima membayangkan Dewa tidur bersama perempuan. Apa benar sifat playboynya separah itu?
.
Dari gerbang rumah, aku mendengar gelak tawa laki2 dan ibu didalam rumah. Saat aku lihat, ternyata Dewa?
.
Dewa: "hai Ra"
Dilra: "ngapain lo di rumah gue?"
Ibu: "ini, tadi Dewa bantuin ibu bawain belanjaan. Ibu juga gak nyangka anak seganteng ini jadi juru angkut di Pasar. Pas ibu dekati, ternyata bener lo ini calon mantu ibu hahaha"
Dewa: "ah ibu bisa aja"
Kok aku geli ya liat mereka saling dorong - dorongam kayak anak ABG. Oke Dewa masih ABG, tapi ibu?
.
Dilra: "serius?"
Dewa: "iya. Gue di usir Ra, tagihan kartu kredit melonjak gara - gara gue jajanin cewek - cewek gue. Alhasil ibu Ratu marah"
Dilra: "Ibu ratu?"
Dewa: "Mamah hehe"

Oh ternyata Dewa diusir gara - gara itu. Bagus deh, biar jatuh miskin ni playboy.

Ibu: "iya, kasian banget dia. Jadi ibu tawarin buat jadi model ambassador teh wangi kita. Barusan ibu udah bikin perjanjian sama Dewa"
Dilra: "hah? Model? Dia?"
Dewa: "iya, emang kenapa? Gue jamin perusahaan teh ayah lo akan berkembang pesat dan teh kemasanya laku terjual, karena ada foto gue"
Dilra: "Bu, kan masih banyak artis2 yabg harganya murah, kenapa harus dia sih?"
Ibu: "dia itu wajahnya adem, teh kita kan dari temoat yang adem. Jadi dia cocok buat jadi BA nya"
Dilra: "tapi..."
Ibu: "Udah, jangan banyak protes. Sekarang mending kamu anter Dewa ke mes kantor kita, nih kuncinya"
Dilra: "hah? Artis tinggal di mes? Hahahaha"
Dewa: "Gue kan artis pemula, apa - apa kan dari bawah dulu. Biar gue tetep rendah hati dan tidak sombong hahaha"
Ibu: "udah ayo sana antar Dewa"
Dilra: "hah iya iya, aku ganti dulu"
.
Selesai ganti baju, aku sudah menggunakan helm dan mengambil kunci motor.
Dewa: "sini gue yang bawa"
Dilra: "iya lah, kalau lo yang bawa entar cari kesempatan dari belakang"
Dewa: "yeee ge-er, yang ada lo. Nanti.pasti lo peluk gue di motor."
Dilra: "GAK AKAN!"
.
.
Diatas motor
Dewa: "gue beruntung banget ketemu ibu lo tadi. Kalau enggak mungkin tangan dan punggung gue udah lecet"
Dilra: "kenapa sih lo gak pulang aja le rumah, minta maaf. Atau minta ganti uang kembali dari cewek - cewek lo itu"
Dewa: "hahaha, gila lo. Emang gue cowok apaan, harga diri gue dipertaruhkan kalau sampai itu terjadi"
Aku menghela nafas.
.
Sampai di Mes, aku mengantarnya ke kamar yang kosong. Dia terkejut melihat ukuran kamar di Mes kantor ayahku ini.
.
Dilra: "gue kan udah bilang, lo tuh gak akan cocok disini"
Dewa: "eng...enggak kok, lumayan. Maksud gue, dari pada tidur dijalan hehe"
Dilra: "terus sekolah lo gimana?"
Dewa: "kata ibu lo, pemotretan dan taping iklan dilakukan sore kok, jadi gak usah khawatir ganggu sekolah gue hehe"
Dilra: "maksud gue, lo kesini gak bawa koper ataupun tas kecil, gue yakin lo gak bawa seragam"
Dia menepuk jidatnya,
Dewa: "Aduh, lo bisa bujuk ibu lo gak? Biar setengah gaji gue dimuka? Lumayan buat beli seragam"
Dilra: "hah! Repot banget sih lo! Udah gue aja yang ke rumah lo, bawain baju lo"
Dewa: "Ja jangan! Poloknya orang rumah gak boleh tahu gue kerja sama ibu lo"
Dilra: "emang kenapa sih? Menyangkut harga diri lagi?"
Dewa: "hehe"
Dilra: "hah! Sini! Duduk lo! Kalau sena yang tahu boleh kan? Gue bakal ancam dia supaya gak kasih tahu orang rumah"
Dia menepuk2 dagunya dengan jarinya.
Dewa: "oke, deal! Thanks ya Rara!"

What??? Dia meluk gue!!!
Aku langsung mendorongnya.

Dilra: "jangan kurang ajar ya lo! Ini kamar!"
Dewa: "hehe sorry sorry, gue terlalu seneng."
Dilra: "heuh! Bye!"
Aku meninggalkanya, sambil berjalan kebawah aku masih berdebaran mengingat tadi dipeluk olehnya. Aku belum pernah dipeluk lelaki selain ayahku, itupun waktu aku masih SD terakhir dipeluk ayah. Geli aja, males.

.
Tok tok tok
.
Aku berdiri didepan rumah Shena dan yang muncul adalah Juna.
Juna: "Eh Dilra, mau ketemu Shena ya?"
Dilra: "Iya Ka, Shenanya ada?"
Juna: "ada, langsung aja ke kamarnya"
Dilra: "makasih"
.
Aku naik dan mengetuk pintu kamar Shena. Dia tampak kaget dengan kehadiranku yang tiba-tiba. Akhirnya aku masuk dan menceritakan semuanya. Dia ketakutan saat aku ancam dan akhirnya dia setuju mengambilkan baju di kamar Juna dan Dewa.

Shena: "gila sih ini, masa gue ke kamar Juna. Seumur2 serumah sama dia, gue gak pernah nyentuh pintu kamarnya sekalipun."
Dilra: "Ayo akalin aja, gue jaga didepan"
Shena: "Heuh!!! Ngerepotin banget tuh si playboy"
Shena masuk dan aku memperhatikan Juna yang sibuk main game. Sejauh ini aman, gak akan ketahuan. Cowok kalau udah main game, sama nyawa aja kadang lupa, jadi aman sentosa.
.
Keluarlah Shena dengan tas dipunggungnya. Dia benar - benar seperti maling yang menyelinap.
.
Shena: "gue cuma pisahin baju seragam sama baju kemeja aja. Celananya juga dikit, gue takut salah ambil.
Dilra: "ya udah gak apa - apa. Thanks ya"
Shena: "eh bentar, ke dapur dulu"
Dilra: "mau apa?"
Shena: "titip buat makan malam dia"
Dilra: "cieee perhatian banget sih sama mantan calon adik iparnya"
Shena: "GAK USAH BAWEL!!!"
Dilra: "o..okey hehe"
.









Lanjutnya 2 hari lagi, kecuali aku khilaf 😅.
#dirumahaja pada ngapain nih? Aku malah tambah banyak kerjaan dirumah. Semoga kita selalu diberi perlindungan dan kesehatan ya. Jangan lupa sering2 cuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer. Yang terpenting sih diem dirumah kalau gak ada keperluan mendesak. Bagi yang harus masih kerja, semangat ya 😊. Do'aku menyertai kalian semua 🙏

Mohon votenya ya teman - teman 🙏☺
Tekan tombol bintang
👇


DEWA KELINCITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang