CHAPTER 4

174 17 6
                                    

Pulang dari rumah Shena aku langsung ke Mes. Saat aku klakson ternyata yang buka gerbang adalah Dewa.
Dilra:"Heh! Lo nungguin gue di pos security?"
Dewa: "Jangan Ge-er! Tadinya gue mau nyusulin lo ke rumah. Takut lo nyasar atau kenapa - napa. Abis lama banget"

Aku bingung, ternyata jawaban Dewa lebih membuatku Ge-ER.
Dilra: "Iya tadi gue gosip dulu sama Shena"
Dewa:"Huh, gue nyesel khawatirin lo. Mana baju gue?"
Dilra:"Nih"
Dewa:"Makasih ya Rara Cantik" sambil mencolek daguku.
Jujur yang ini tidak membuatku Ge-ER, karena dia sudah biasa bilang cantik pada semua wanita.
Dilra:"Ya udah gue pulang"
Baru akan starter motor, dia menghentikan pergerakanku dengan menahan tanganku.
Dewa:"Lo tunggu disini, gue anter pulang"
Dilra:"Gak usah gue bisa sendiri"
Dewa:"Kalau lo gak mau, besok gue mogok sekolah"
Dilra:"Yeee emang urusan gue?"
DEwa:"Seminggu"
Dilra:"Apa?"
Dewa:"Gue mogok sekolah seminggu. Dan itu gara - gara lo. Lo akan terus - terusan dihantui rasa bersalah kalau cowok setampan gue putus sekolah. Dan lo....."
Dilra:"Oke! oke!" AKu mundur untuk memberi dia tempat duduk didepan. Dia tersenyum dan mengambil alih setir motor setelah duduk didepanku.

Dijalan,
Dilra:"Wa"
Dewa:"Hmm?"
Dilra:"Setelah ketahuan selingkuh kemarin, cewek lo tinggal berapa sekarang?"
Dewa:"Kenapa? Lo mau isi ulang posisi mereka? hahaha"
Dilra:"Ogah!!!"
Dewa: "Awalnya 10, kemarin pergi ninggalin gue 2 orang. Berarti tinggal 8"
Dilra:"Kenapa sih lo punya banyak cewek?"
Dewa:"Kenapa? Lo cemburu? kalau lo mau sama gue, gue janji bakal putusin cewek gue yang 8 itu. Jadi cuma elo satu - satunya "

Jujur aku gak kepedean disini karena cowok playboy kayak dia memang selalu banyak janji palsu.

Dilra:"Gue nanya serius, kenapa lo punya paar banyak? Faedahnya apa? Malah uang lo abis kan sama mereka"
Dewa:"Rara, ini jalan ninjaku"
Dilra:"Gue serius!!!"
Dewa:"Beneran, ini jalan gue. Gue suka jajanin mereka, seneng - seneng sama mereka, sayangin mereka"
Dilra:"Itu bukan cinta, Dewa"
Dewa:"Emang kapan gue bilang cinta mereka?"
Dilra:"Bener - bener lo ya. Jahat tahu nggak!"
DEwa:"Yang jahat itu Rangga hahaha"
Dilra:"Setidaknya Rangga jahatnya sama Cinta aja, nah elu?"
Dewa:"Ya makanya nyokap gue namain gue Dewa, bukan Rangga"
Dilra:"Susah ya ngomong sama lo"
DEwa:"Hahaha"

Sesampainya dirumah, Ibu sudah menyambutku didepan.
Ibu:"Ra! Kamu tidur sama Dewa? kok lama? Padahal Ibu nyuruh kamu anterin Dewa doang,jangan - jangan kalian....?"
Dilra:" Aduuuh ibu apaan sih? Nih kepala kelinci gak bawa apa - apa kesini. Jadi aku ambilin baju Dewa dulu ke rumah Shena"
Ibu:"SHena? Shena siapa lagi?"
Dewa:"Shena adik saya, Bu. Sahabatnya Rara"
Ibu:"Rara?"
Dewa:"Dirra--Dilla-Di...."
Dilra:"Haduuuh, Rara itu panggilan gampangnya Dewa ke aku, dia cadel. Susah nyatuin R sama L"
Ibu:"Oh...panggilan sayang"
Dilra:"Bukan ikh ibuuuuu"
Ibu:"Ya udah kamu masuk! Bantuin ibu bikin laporan"
Dilra:"Baru juga nyampe"
Ibu:"Jangan banyak ngeluh! Ujian hidup itu lebih susah dari ngerjain laporan, itung - itung latihan. ayo"
Dewa:"Ya udah Bu saya pamit"
Dewa turun dari motor.
Ibu:"Kamu pamit tapi kok turun dari motor?"
Dilra:"Ya iyalah, ini 'kan motor aku. Ibu lupa?"
Ibu:"Udah pake aja, kamu 'kan gak punya duit, sayang kalau pake ojol"
Dewa:"Aku masih ada pegangan uang kok Bu. Kalau untuk ojol masih cukup"
Ibu:"Udah pake aja, Dilra biasa pake ojol kok"
Dilra:"Bu tega banget sih? Anak perempuan satu - satunya malah dititipin ke abang ojol cuma demi dia" Aku menunjuk hidung Dewa kesal.
Dewa:"Kalau gitu, gue besok jemput lo aja ya kesini"
Dilra:"ENGGAK! ini motor gue"
Ibu:"Udah Dilra, Dewa bener, ini motor pinjemin ke dia, nanti Dewa jemput kamu besok sekolah"
Dilra:"Tapi bu..."
Ibu:"Malin kundang terakhir jadi manusia itu karena ngelawan ibunya"
Dilra:"Beda Bu, Malin dikutuk jadi batu gara - gara dia gak ngakuin ibunya"
Ibu:"Nah itu kamu tahu, hati - hati. Ibu kalau emosi suka keluar kata - kata kutukan. Ayo sayang, masuk!" Ucapnya lembut sambil merangkulku yang masih kesal.
Dewa:"Besok gue jemput"
Dilra:"Gue benci LO!"
Ibu:"SSSST.... jangan terlalu benci, hati - hati. Ayo - ayo masuk"
Aku mendelik kepada Dewa yang masih tersenyum disebelah motorku.
Motor itu hadiah dari ayah waktu ulang tahunku yang ke 13. Tapi karena masih dibawah umur, aku belum boleh pakai sendiri, makanya aku selalu pakai OJOL. Sekali - kali aku boleh pakai kalau hanya ke supermarket depan dan sebentar. Makannya ibu sudah siaga tadi didepan karena khawatir aku bawa motor sendiri. Aku bahagia setahun lagi aku akan memiliki SIM dan bisa pakai motor keayanganku itu.
Ibu:"Besok Dewa pemotretan, itu artinya besok juga adalah pekerjaan kamu"
Dilra:"Iya" Ucapku malas
Di perusahaan Teh Ayah, Ibu berperan sebagai produser pemasaran. Dimana jika ada iklan dan sebagainya, ibulah yang urus semuanya. Dan aku, aku ditugaskan menjadi penata gaya dan penata rias.
.
.
Keesokan harinya,
Aku baru selesai mandi. Seperti biasa, aku menata riasanku dan rambutku. Tidak terlalu menor, hanya tatanan rias natural dan tipis. Setelah selesai, aku terkejut. Dimeja makan sudah ada si Dewa yang mendahuluiku sarapan pagi.
Dilra:"Heh! Lo gak salah jemput sepagi ini?"
Dewa:"Eh Rara, sini sarapan bareng" sambil menepuk - nepuk kursi sebelahnya.
Dilra:"Ini rumah gue ya"
Dewa:"Emang kapan gue bilang ini rumah gue? hahaha suka lucu deh"
Beraninya dia mencubit pipiku.
Aku duduk dan mengambil roti sandwich bagianku.
Dilra:"Lo belum jawab pertanyaan gue!"
Dewa:"Gue takut dipecat kalau telat hehe"
Dilra:"Ternyata lo punya rasa takut juga?"
Dewa:"Iya lah, gue manusia biasa yang bernama Dewa,  bukan Dewa beneran"
Dilra:"Oh"
Setelah itu, ibu datang dan kami sarapan bersama. Tempat Dewa makan adalah tempat ayahku biasa makan bersama. Tapi, beliau selalu berangkat pagi dan pulang malam. Aku hampir tidak pernah bertemu dengannya.
.
Setelah sarapan, kami berangkat sekolah.
Dijalan, kami mengobrol hal - hal yang kurang penting. Jadi gak usah dibahas disini. 10 meter dari gerbang sekolah, aku minta turun.
Dilra:"Sampai sini aja"
Dewa:"Kenapa?"
Dilra:"Gue gak mau mereka anggap gue salah satu korban lo"
Dewa:"Hahaha, tenang aja, cewek gue gak ada yang satu sekolah sama kita kok"
Dilra:"Tetep aja gue gak mau"
Dewa:"Ya udah gue yang turun, ini kan motor lo"
Dilra:"Jangan, nanti reputasi lo sebagai playboy bisa turun drastis"
DEwa:"hahahaha...."
TIN
TIN
Suara klakson mobil dari belakang, dan sekarang sudah disebelah tempat kami berdiri.
pintu mobil terbuka menampilkan Shena dan Juna.
JUna:"Oh pantesan betah gak pulang, ternyata sama Dilra sekarang?"
Dewa:"Enggak, gue lagi jalan. Dan Dilra yang baik hati kasian sama gue, jadi gue diangkut deh sama motornya"
Juna:"Oh gitu, baik hati banget Dilra ini sampai mau menyelinap masuk kamar gue buat ambil baju - baju lo hahaha"

DEWA KELINCITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang