CHAPTER 16

132 14 4
                                    

Malam ini, aku menangis mengingat setiap kesalahanku pada alm.ibu. Biasanya, saat tak bisa tidur seperti ini, aku akan melipir ke kamar ibu dan tidur memeluknya dengan wajah lelahnya. Air mataku tak henti-hentinya mengalir. Sampai pagi menjemput, aku sama sekali tidak tidur. Bisaku saat ini hanya mendumel memarahi diriku sendiri.

Ting

"1 new message from Dewa Kelinci"

Dewa: "Aku udah di depan"
Dilra: "gue belum mandi"
Dewa: "Mau di mandiin?"
Dilra: "maksud gue lo kepagian kesininya"
Dewa: "Ya udah buka dulu pintunya, gue bawain sarapan buat lo"
Dilra: "Gue mandi dulu"
Dewa: "kenapa malu ya ketemu gue masih bau?"
Dilra: "gak juga, dan gak penting sebenarnya. Hanya gue gak terbiasa aja"
Dewa: "O"
Dilra: "Ya udah duduk aja dulu di teras"
Dewa: "Gerbangnya di kunci, Neng"
Dilra: "oh iya lupa. Tunggu di atas motor dulu boleh?"
Dewa: "Y"

Aku buru-buru ke kamar mandi. Kasian Dewa kalau nunggu lama nanti gantengnya luntur.

Saat sudah lengkap berpakaian seragam, aku keluar menjemput Dewa.

Dewa: "Lama!"
Dilra: "Gue kan bilang, lo kepagian"
Dewa: "Mata lo bengkak" sambil menyentuh mataku, tapi aku menyangkal tangannya. Aku lihat wajahku di kaca spion motornya

Dilra: "Iya, gak bisa tidur semalaman"Dewa: "Nih! Sarapan"Dilra: "Satu doang? Lo mana?"Dewa: "semangkuk berdua dong, biar enak"Dilra: "Ya udah buat lo aja, gue gak nafsu"Dewa: "Bercanda, gue dah makan"Dilra: "Ya udah gue makan dulu, masukin motorn...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dilra: "Iya, gak bisa tidur semalaman"
Dewa: "Nih! Sarapan"
Dilra: "Satu doang? Lo mana?"
Dewa: "semangkuk berdua dong, biar enak"
Dilra: "Ya udah buat lo aja, gue gak nafsu"
Dewa: "Bercanda, gue dah makan"
Dilra: "Ya udah gue makan dulu, masukin motornya"
Dewa: "oke"

Kini kami duduk didepan teras, aku makan dan Dewa merokok. Sebelumnya dia izin dulu untuk merokok, takut aku gak suka asapnya. Aku izinkan, karena menurutku biasa saja dan tidak mengganggu.

Dilra: "Ini tante Lyra yang bikin?"
Dewa: "Kalau gue bilang gue yang bikin lo percaya gak?"
Dilra: "ha ha ya enggaklah, gak usah ngada-ngada bisa?"
Dewa: "Ya udah"

Melihat Dewa melepus rokok, aku malah terpesona. Dia terlihat tampan saat merokok.

Dilra: "Gue udah selesai makan, kalau berangkat sekarang kepagian"
Dewa: "Ya udah tidur lagi yuk! He he"

Aku memukulinya dan dia tertawa.

Dewa: "Ampun ampun Ra"

Tak lama dari itu sebuah mobil berhenti di depan rumahku. Ternyata ayah yang datang.

Ayah: "kamu?" Nunjuk ke Dewa
Dewa: "Iya om, saya mau jemput Rara"
Ayah: "oh, ni ayah bawa sarapan buat kamu"
Dilra: "Udah sarapan, tuh di masakin Dewa"

Aku masuk kedalam untuk mengambil tas. Wajah Deww terlihat tidak enak.

Dewa: "Maaf om, tadi saya fikir Rara masih tertekan. Pasti tidak akan memperhatikan perutnya. Makanya saya bawakan makanan. Tahu om mau kesini, saya gak akan bawakan Rara sarapan"

DEWA KELINCITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang